Betapa bahagianya jika kita bisa menolong orang lain, terlebih kepada mereka yang lebih membutuhkan sesuatu yang kita miliki. Misalnya saja, dengan menjadi donor darah untuk para pasien rumah sakit yang membutuhkan darah demi melanjutkan hidupnya. Tentu, sebagai manusia kita tetap mempunyai keterbatasan yang memang harus diakui, Ladies. Niat baik melakukan transfusi darah untuk mereka yang membutuhkan tetap ada prosedurnya, lho. Lantas, apa saja sih hal-hal yang harus kamu tahu sebelum menjadi donor darah? Perhatikan penjelasannya di bawah ini, ya!
1. Tidak semua orang bisa menyumbangkan darahnya
Sebelum kamu memutuskan untuk melakukan transfusi darah, ada baiknya jika kamu pahami dulu ketentuan dan syarat menjadi donor darah dari Palang Merah Indonesia (PMI) berikut ini, Ladies. Mereka yang bisa menyumbangkan darahnya adalah yang sudah berusia 17-60 tahun ke atas dengan berat badan minimal 45 kilogram. Jika kedua syarat tersebut lolos, kamu bisa masuk ke tahap selanjutnya, yaitu pemeriksaan suhu tubuh ketika mendaftar. PMI memberikan syarat dengan temperatur tubuh antara 36,6-37,5 derajat Celcius dan tekanan darah baik untuk sistole 110-160 mmHg, dan diastole 70-100 mmHg. Setelah itu, denyut nadimu pun juga akan dihitung, apabila denyut nadi teraturmu menunjukkan angka 50-100 kali per menit, maka kamu lolos ke pemeriksaan selanjutnya. Lalu, jika kadar hemoglobinmu mencapai 12 gram untuk wanita, dan 12,5 gram untuk laki-laki, kamu bisa lolos dan masuk ke tahap pemeriksaan oleh dokter. Nah, pemeriksaan terakhir inilah yang akan menentukan apakah kamu layak atau tidak menjadi donor darah bagi sesama.
2. Ada beberapa risiko atau efek yang timbul setelah melakukan transfusi darah
Beberapa risiko ini mungkin tidak akan terlalu menyakitkanmu, Ladies. Tapi, kamu tetap perlu mengetahuinya. Jadi, setelah kamu selesai melakukan transfusi darah menggunakan jarum khusus, kamu akan mendapatkan memar di sekitar tempat tertusuknya jarum di lenganmu dan rasa sakit yang cukup terasa. Selain itu, kamu juga akan merasakan pusing, sedikit lemah, atau terjadinya iritasi pada saraf, seperti yang diungkapkan Dexter Emoto, seorang registered nurse di Loma Linda University Health, yang dilansir oleh The Healthy. Tak cuma itu, setiap kamu menyumbangkan darah, zat besi di dalam tubuhmu juga akan berkurang sedikit, lho.
3. Jika kamu mempunyai penyakit kronis, kamu tidak bisa menyumbangkan darahmu
Meskipun kamu hanya sakit demam dan batuk, kamu tidak akan diizinkan ikut menyumbang darah. Hal serupa juga berlaku jika kamu sedang mengalami infeksi saluran pernapasan. Terlebih jika kamu sedang menderita tuberkulosis aktif, kamu tidak boleh menyumbangkan darahmu. Begitu juga dengan penyakit lainnya yang sedang kamu derita ketika hendak berniat melakukan transfusi darah.
4. Donor darah akan mendapatkan beberapa manfaat setelah menyumbangkan darahnya
Seperti yang dilansir dari situs The Healthy, asisten profesor sistem kesehatan Universitas Loyola, Marisa Saint Martin MD, mengatakan bahwa kegiatan transfusi darah yang dilakukan oleh donor bisa membantu kesehatan jantung dengan meningkatkan sirkulasi. Selain itu, donor darah juga berisiko lebih rendah terkena kanker. Selain manfaat dalam kesehatan, dengan menjadi donor darah kamu bisa meningkatkan kesehatan mental dan spiritualmu, Ladies. Sebab, setelah kamu menyumbangkan darahmu, kamu akan merasa bahagia dan bisa lebih bersyukur atas keadaanmu saat ini.
Menjadi donor darah adalah perbuatan yang mulia. Tentu, di balik rasa sakit yang kamu dapatkan ketika menyumbangkan darahmu, kamu juga akan mendapatkan balasan yang baik-baik, Ladies!
Source foto cover: aminojern.dk