1. Lifestyle
  2. Menikah di Usia 30-an Jadi Hal Normal bagi Perempuan Korea Selatan
Lifestyle

Menikah di Usia 30-an Jadi Hal Normal bagi Perempuan Korea Selatan

Menikah di Usia 30-an Jadi Hal Normal bagi Perempuan Korea Selatan

Pernikahan Park Jiyeon. (Instagram.com/jiyeon2__)

Ladiestory.id - Menikah di usia muda bukan lagi menjadi tujuan hidup kebanyakan perempuan di Korea Selatan. Perubahan persepsi tentang pernikahan membuat kaum wanita tak ingin menikah di usia dini.

Dari data yang diperoleh Statistik Korea, usia rata-rata untuk menikah di negara gingseng itu adalah 30-an. Menurut lembaga milik negara ini, hampir separuh wanita yang menikah pada 2021 berusia 30-an. 

Melansir Korea Times, ini adalah pertama kalinya rasio wanita yang menikah di usia 30-an melampaui mereka yang berusia 20-an. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa rata-rata usia pernikahan perempuan telah naik sejak lembaga tersebut mulai menyusun statistik sejak 1990. 

Pada 1990-an, rata-rata usia perempuan yang menikah adalah 20-an tahun. Wanita yang menikah di usia 20-an mencapai 330 ribu orang, jauh di atas perempuan yang menikah di usia 30-an yang hanya 19 ribu orang saat itu.

Ilustrasi Pasangan yang Melangsungkan Pernikahan. (Special)

Kesenjangan ini semakin lama mulai menipis. Pada 2000-an, jumlah perempuan yang menikah pada usia 20-an tercatat 241 ribu alias delapan kali lebih banyak dibandingkan pada usia 30-an, yakni 31 ribu. Pada 2010, jumlahnya dua kali lipat. Namun pada 2021, angka tersebut terbalik.

Perubahan ini disebabkan karena adanya pergeseran persepsi perempuan tentang ide pernikahan. Banyak yang percaya menikah tidak lagi menjadi keharusan. Keraguan untuk menikah juga dipengaruhi kurangnya stabilitas keuangan dan pekerjaan. Mereka juga merasa kesulitan untuk membesarkan anak.

Menurut biro jodoh Duo, lebih dari separuh wanita berusia 25 hingga 39 tahun mengatakan bahwa tidak ada lagi usia yang tepat untuk menikah. Hal ini terlihat dari hasil survei yang dilakukan pada Desember 2022.

"Saat ini pria dan wanita lajang mengabdikan diri untuk memilih pasangan hidup mereka, dan pertimbangan utama mereka berfokus pada hal-hal nonmateri seperti kepribadian dan nilai," kata seorang pejabat dari Duo.

"Sekarang bukan saatnya orang terburu-buru menikah di bawah tekanan. Mereka mencari seseorang yang memenuhi kebutuhannya dan membuat pilihan tentang siapa pasangan yang tepat," tambahnya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel