Ladiestory.id - Baru-baru ini viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan seorang ibu yang hampir membuang bayinya di rel kereta di stasiun Pasar Minggu.
Beruntung, salah satu petugas berhasil menggagalkan aksi ibu tersebut, dan berhasil menyelamatkan ibu dan anak tersebut.
Dari kabar dan keterangan yang beredar, sang ibu diduga mengalami baby blues syndrome. Dilansir Mayo Clinic, kelahiran bayi memang dapat memicu berbagai emosi yang kuat, mulai dari kegembiraan hingga ketakutan dan kecemasan. Namun, hal ini juga dapat mengakibatkan sesuatu yang tidak diduga yaitu depresi atau baby blues.
“Baby blues lebih menggambarkan mood ibu yang didominasi kesedihan dan kegundahan setelah melahirkan. Biasanya bertahan beberapa minggu pasca lahiran. Baby blues juga terjadinya lebih cepat yaitu 1-2 hari pasca lahiran. Biasanya dipengaruhi faktor perubahan fisiologis ibu, seperti hormon, masalah fisik, dsb,” tulis Disya Arinda, Psikolog Klinis, pada laman media sosial ‘X’, yang dilansir pada Selasa (5/9/2023).
Penyebab dari baby blues pada ibu pasca melahirkan belum diketahui secara pasti saat ini. Akan tetapi, kejadian ini sering dikaitkan dengan perubahan pada fisik dan emosional seorang ibu.
Hal menyebabkan adanya peningkatan hormon estrogen dan progesteron (hormon reproduksi wanita) sebanyak sepuluh kali lipat selama kehamilan tetapi akan mengalami penurunan tajam setelah melahirkan.
Gejala baby blues syndrome
Gejala baby blues biasanya mulai muncul dua hingga tiga hari setelah bayi lahir. Pada sebagian besar kasus, baby blues syndrome hilang dengan sendirinya, biasanya dalam 10 hari tetapi terkadang hingga 14 hari setelah persalinan. Gejala baby blues yang dirasakan dapat bervariasi antar individu, meliputi:
- Merasa cengeng atau mudah menangis karena masalah kecil
- Mengalami perubahan suasana hati dengan cepat tanpa alasan yang jelas atau menjadi sangat mudah tersinggung
- Merasa tidak terikat dengan sang bayi
- Seorang ibu merasa kehilangan bagian dari kehidupan lama, seperti kebebasan untuk pergi keluar dengan teman-teman
- Seorang ibu merasa khawatir atau merasa cemas tentang kesehatan dan keselamatan bayinya
- Seorang ibu merasa gelisah atau mengalami insomnia (sulit tidur), meskipun merasa kelelahan
- Seorang ibu mengalami kesulitan membuat keputusan yang mudah atau tidak dapat berpikir jernih
- Tidak ingin makan atau merawat diri sendiri karena kelelahan
- Merasa kewalahan dalam mengurus bayi
- Kehilangan rasa sabar
Cara menghadapi seorang Ibu yang mengidap baby blues syndrome
Menurut Disya Arinda, cara menghadapi seorang ibu yang mengidap baby blues syndrome adalah dengan memiliki rasa empati terlebih dahulu. Berikut adalah tips untuk menghadapi dan mendampingi kerabat, saudara, dan orang terdekat yang mengidap baby blues syndrome:
- Mendengarkan terlebih dahulu tanpa menghakimi
- Memberikan afirmasi positif, ingatkan betapa kuatnya ia telah melalui semua kesulitan ini
- Beri juga perhatian bagi si ibu, bukan hanya si bayi
- Membantu ibu merawat sang buah hati agar ibu bisa istirahat dgn optimal (atas izin orang tua)
- Mengajak ibu bersenang-senang dengann membelikan makanan kesukaan, atau mengajak ke tempat yang ingin dikunjunginya
- Memberikan saran dan kritik dengab selembut mungkin
- Berikan ruang dan kepercayaan bagi si ibu utk belajar beradaptasi
- Temani ke profesional seperti ke psikolog klinis atau psikiater