Ladiestory.id - Saat sedang down atau mengalami situasi buruk, tak jarang sebagian besar orang akan dihantui dengan berbagai pikiran negatif. Namun, ketika kamu selalu memikirkan kemungkinan buruk bahkan untuk hal wajar sekalipun, maka sebaiknya patut diwaspadai. Jangan-jangan kamu sedang mengalami catastrophizing.
Apa itu Catastrophizing?
Mungkin istilah catastrophizing kurang begitu familiar di telinga. Catastrophizing sendiri diketahui berasal dari kata dasar “catastrophe” yang artinya bencana. Maksudnya, seseorang mengalami kejadian yang sebenarnya bisa saja bukanlah masalah besar, namun ia selalu berpikir seakan-akan kejadian tersebut akan menjadi sebuah bencana.
Catastrophizing merupakan salah satu dari tipe overthinking. Sehingga tak heran jika gambaran catastrophizing hampir seperti pengertian dari overthinking.
Melansir dari Heathline, catastrophizing adalah keadaan di mana seseorang memiliki asumsi keadaan terburuk yang akan terjadi. Mereka yang mengalami catastrophizing atau catastrophic thinking menjadi tidak mudah percaya dengan orang lain dan kemungkinan akan mengambil risiko yang menyebabkan luka.
Catastrophizing merupakan distorsi kognitif, yakni kebiasaan berpikir negatif secara berlebihan dan tidak rasional. Sehingga kondisi ini juga bisa menyebabkan gangguan psikologis tertentu. Tak jarang juga kondisi ini akan mengarahkan seseorang menjadi depresi.
Catastrophizing akan membuat seseorang selalu memiliki kesimpulan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Bahkan saat mereka tidak memiliki bukti konkret atau dasar yang mendukung kesimpulan buruknya tersebut.
Sebagai contoh ketika seseorang berbuat kesalahan saat kerja magang. Seseorang dengan pola pikir catastrophizing akan berpikir jika kesalahan tersebut bisa membuatnya dipecat dan tidak akan ada yang mau menerima dirinya bekerja untuk selamanya. Alhasil, mereka akan berpikir hal tersebut pasti membuat masa depannya suram. Padahal, hal ini belum tentu terjadi seperti pikiran buruk yang ada di otaknya tersebut.
Penyebab Seseorang Memiliki Pola Pikir Catastrophizing
Berpikir untuk kemungkinan buruk memang terkadang diperlukan sebagai antisipasi di masa depan. Namun, jika kamu sampai berpikir buruk secara berlebihan bahkan saat tak berada di kondisi sulit, maka sebaiknya memang patut diwaspadai.
Saat ini belum diketahui secara pasti mengenai penyebab catastrophizing. Pola piker ini bisa terjadi sebagai bentuk respons dari pengalaman masalalu yang membuat trauma. Hingga kemudian membuat seseorang tersebut memiliki pandangan buruk tentang apa yang akan terjadi di dunia.
Meskipun belum ada penyebab pastinya, ada beberapa kondisi yang diyakini turut berkontribusi membentuk pola pikir catastrophizing dalam diri seseorang.
Ketidakjelasan
Informasi yang tidak jelas atau terkesan ambigu juga bisa menjadi penyebab seseorang mengalami catastrophizing. Misalnya ketika seseoang mendapatkan pesan, “Kita harus bicara” dari pasangannya.
Lantaran pesan tersebut tidak dijelaskan secara detail dan justru terkesan ambigu, membuat penerimanya akan berpikiran buruk. Padahal, bisa saja apa yang ingin dibicarakan adalah hal yang positif.
Nilai
Hubungan maupun situasi yang bernilai tinggi juga akan berkontribusi menyebabkan pola pikir negatif pada diri seseorang. Karena ketika hal bernilai tinggi tersebut hilang darinya, maka akan membuat seseorang tersebut hancur dan merasa bahwa hidup ke depannya akan sangat sulit. Padahal, bisa saja justru masa depan cerah yang akan dijumpai.
Sebagai contoh, ketika seseorang memiliki hubungan rumah tangga yang dibangga-banggakan namun kemudian hancur. Mereka akan beranggapan bahwa masa depannya pasti akan suram. Padahal, hal ini belum tentu benar. Karena bisa saja masa depan setelah kegagalan pernikahannya ini, justru akan dijumpai sebuah kebahagiaan.
Ketakutan
Perasaan takut yang tidak rasional juga bisa berkembang menjadi pola piker catastrophizing. Contohnya saat seseorang takut jika ditinggalkan oleh pasangannya sehingga membuatnya berpikir bahwa pasti hidupnya akan hancur dan tak berarti lagi.
Kelelahan
Dari sebuah penelitian bertajuk “Association of Catastrophizing and Fatigue: A Systematic Review”, dikatakan bahwa ada kaitannya antara kelelahan dan catastrophizing. Pikiran catastrophizing bisa menjadi predictor akan bagaimana lelahnya perasaan mereka. Namun, apakah ketakutan memang berkontribusi dalam catastrophizing masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Cara Mengatasi Catastrophizing
Cukup berbahaya bagi psikologis, kabar baiknya baiknya catastrophizing bisa dicegah. Merangkum dari penjelasan Very Well Health, kamu bisa melatih pernapasan. Cobalah untuk mengambil napas dalam beberapa kali untuk menenangkan diri.
Selain melatih pernapasan, juga bisa dengan melakukan meditasi. Bantuan dari terapis juga diperlukan agar terlepas dari pola pikir ini.