Perimenopause merupakan tanda awal dari periode menopause, yang terjadi sebelum wanita benar-benar mengalami menopause dalam hidupnya. Sementara, menopause adalah kondisi yang akan dialami semua wanita, ketika ia sudah tidak mengalami haid atau menstruasi lagi hingga akhir hidupnya. Biasanya, perimenopause dialami oleh wanita di usia 30-40 tahun, namun tidak semua wanita mengalaminya di usia yang serupa, sebab bergantung pada kondisi kesehatannya masing-masing. Kebanyakan wanita mengalami perimenopause selama 4-10 tahun sebelum menopause. Selama terjadinya kondisi perimenopause, wanita akan mengalami banyak perubahan dari kebiasaan menstruasinya selama ini. Misalnya saja, waktu menstruasi yang tidak sama lagi serta jumlah darah haid yang keluar bisa saja tidak sebanyak dahulu. Kondisi tersebut bisa terjadi sebab ovarium akan berhenti mengeluarkan telur dan mereka secara bertahap akan mulai menghasilkan estrogen yang lebih kecil pastinya.
1. Gejala perimenopause
Ada beberapa gejala terjadinya perimenopause yang mesti kamu tahu, Ladies. Misalnya saja, hot flashes atau keadaan panas yang dirasakan tubuh hingga mengeluarkan keringat berlebih dan jantung serasa berdebar yang biasanya terjadi selama 2-30 menit setiap kali terjadi. Lalu dapat juga terjadi masalah pada tidur, perubahan suasana hati yang lebih cepat, perubahan kadar kolesterol, menstruasi yang mulai tidak teratur, adanya masalah pada vagina dan kandung kemih, perubahan fungsi seksual, berkeringat dingin di malam hari, sakit kepala, dan kelelahan. Nah, jika kamu atau orang terdekatmu mulai menunjukkan gejala-gejala ini, sebaiknya temani ia untuk menenangkan perasaannya. Sebab, sering kali gejala perimenopause ini membuat gusar orang yang mengalaminya.
2. Faktor ririko perimenopause
Wanita yang merokok aktif akan memiliki kemungkinan mengalami perimenopause 1-2 tahun lebih awal ketimbang mereka yang tidak merokok. Sementara untuk wanita yang memiliki riwayat keluarga yang pernah mengalami perimenopause, akan cenderung lebih mungkin mengalami menopause dini, Ladies. Contohnya saja, jika ibumu pernah mengalami perimenopause, maka kamu memiliki kemungkinan mengalami menopause diri atau lebih cepat dari waktu yang semestinya.
3. Ciri terjadinya komplikasi perimenopause dan diagnosis perimenopause
Terdapat juga beberapa tanda jika kamu atau orang terdekatmu mengalami perimenopause, yaitu terjadinya pendarahan hebat yang berlangsung selama lebih dari 7 hari, serta terjadinya periode menstruasi yang kurang dari 21 hari atau lebih cepat. Jika kamu atau orang terdekatmu mengalami perimenopause kronis atau yang lebih parah, segeralah konsultasikan kepada dokter, Ladies. Di saat memeriksa kesehatanmu, biasanya dokter akan menanyakan usia, riwayat mensturasi, serta gejala perimenopause yang dialami. Jika sudah mengetahui gejalanya, dokter akan merekomendasikan tes untuk memeriksa kadar hormonmu.
4. Perawatan perimenopause
Setelah dokter merekomendasikan tes untuk mengetahui kadar hormonmu, dokter akan menyarankan untuk melakukan perawatan perimenopause, seperti halnya penggunaan antidepresan tertentu atau selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), lalu ada terapi hormon yaitu terapi estrogen yang diberikan dalam bentuk pil, gel, tambalan kulit, atau krim yang biasanya efektif dalam usaha mengurangi gejala perimenopause, namun ada juga estrogen vagina yaitu mengaplikasikan sejumlah kecil estrogen ke vagina secara langsung menggunakan tablet atau krim untuk vagina untuk meredakan kekeringan pada vagina, Ladies.
Nah, itulah beberapa pengetahuan tentang perimenopause, gejala, faktor risiko, dan perawatannya. Semoga bisa membantu keingintahuanmu!