Ladiestory.id - Pengalaman hidup ada yang dapat diterima oleh seseorang, ada pula yang tidak. Pengalaman hidup yang menyenangkan pasti dapat diterima, bahkan akan terus disimpan dalam memori otaknya sebagai kenangan manis. Sebaliknya, pengalaman buruk biasanya sulit diterima meski sudah lama terjadi. Hal ini karena pengalaman buruk memberi dampak negatif bagi yang mengalaminya, bisa menyebabkan penurunan self-esteem, frustasi, depresi, bahkan trauma.
Para ahli menemukan bahwa ketika seseorang tidak dapat lepas dari trauma atas rasa sakit yang disebabkan oleh pengalaman buruk yang dialaminya, itu menandakan bahwa yang bersangkutan belum bisa move on ke arah yang lebih baik. Apabila saat ini Anda sedang berusaha untuk move on dari masalah yang dihadapi, berikut 5 tips yang LadiestoryID rangkum dari pendapat para ahli.
Katakan Mantra Positif Kepada Diri Sendiri
Para ahli percaya, bahwa bagaimana seseorang berkata pada dirinya dapat membuat dia maju atau justru stuck pada keadaan saat itu. Sering kali, pada saat mengalami sakit secara emosional, memiliki mantra untuk dikatakan pada diri sendiri dapat membantu seseorang membentuk ulang pola pikirnya.
Carla Manly, PhD, seorang psikolog klinis, seperti dilansir healthline.com, memberi contoh, misalnya, dari pada mengatakan berulang-ulang kepada diri sendiri bahwa “Aku tak percaya hal ini bisa terjadi pada diriku!”, cobalah mengatakan mantra positif seperti “Aku beruntung, gara-gara masalah ini aku justru menemukan jalur baru yang baik untukku.”
Jauhi Toxic People, Dekati Supportive People
Anda percaya bahwa menerima semua orang tanpa kecuali akan membuat hidup seseorang lebih bahagia? Mungkin Anda perlu meninjau lagi pemikiran tersebut. Menurut seorang psikolog klinis, Ramani Durvasula, PhD, membatasi diri dari orang-orang tertentu dapat membuat seseorang lebih cepat move on. Sederhananya, karena dengan menghindari orang-orang yang menjadi penyebab masalah, seseorang tak perlu lagi memikirkan, memproses, bahkan teringat akan masalah tersebut.
Sebaliknya, untuk mengisi kekosongan akibat menarik diri dari orang-orang yang bermasalah, ada baiknya Anda mengalihkan fokus dan membuka diri pada orang-orang baik yang ada di sekitar Anda. Manly menjelaskan bahwa mengizinkan diri sendiri untuk bersandar dan menerima dukungan dari orang-orang tercinta adalah cara terbaik untuk menghindari self-isolation (keterasingan diri). Hal ini juga sekaligus akan mengalihkan fokus dari pikiran yang rumit karena masalah yang sedang dihadapi ke hal-hal lain yang indah dalam hidup.
Rawat dan Sikapi Diri dengan Lembut dan Penuh Cinta
Ada pepatah terkenal yang mengatakan bahwa sebelum mencintai dan membahagiakan orang lain, cintailah dan bahagiakanlah diri sendiri dulu. Tampaknya pepatah ini sejalan dengan pendapat seorang ahli terapi berlisensi untuk masalah-masalah pernikahan dan keluarga, Lisa Olivera.
Ia mengatakan bahwa jika selama ini respons pertama Anda ketika menemui masalah adalah dengan melakukan self-critic, kali ini cobalah untuk menunjukkan kasih sayang Anda pada diri sendiri. Caranya bisa dengan berdamai pada diri sendiri, tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain, berani menentukan batasan kapan harus tegas mengatakan “tidak” pada sesuatu yang membuat diri tidak nyaman, mendahulukan kebutuhan diri, atau melakukan hal-hal yang membuat diri sendiri bahagia dan nyaman.
Latih Fokus (Mindfulness)
Fokus dalam konteks ini berarti perhatian pada masa kini. Olivera berpendapat bahwa semakin seseorang mampu mengalihkan fokus perhatiannya pada masa kini, semakin kecil kemungkinan ia terpengaruh oleh kejadian-kejadian di masa lalu.
Ketika tiba-tiba teringat lagi kejadian yang mengecewakan di masa lalu, kembalikan fokus perhatian Anda pada saat ini. Lalu, lanjutkan dengan mengingat hal-hal yang membahagiakan yang terjadi di masa kini hingga membuat Anda merasa bersyukur.
Maafkan Diri Sendiri dan Bicarakan Masalahnya
Memaafkan diri sendiri adalah bagian yang penting dalam proses healing seseorang, karena dengan ini berarti dia sedang mengizinkan dirinya untuk melepaskan kemarahan, perasaan bersalah atau kesedihan akibat masalah yang dihadapi. Setelah berhasil melepaskan seluruh perasaan negatif, maka seseorang baru dapat move on.
Bagian lain yang tak kalah penting dalam keseluruhan proses move on adalah membicarakan masalahnya secara khusus. Sebuah penelitian mengatakan bahwa kadang seseorang tidak bisa move on karena mereka merasa tidak diizinkan untuk membicarakan masalahnya secara terbuka, baik karena rasa malu atau memang karena orang-orang yang berkaitan dengan masalah tersebut tak ingin lagi membahasnya.
Untuk itu, para ahli merekomendasikan agar seseorang mencari pihak yang ia yakini dapat dipercaya untuk sharing masalahnya. Selain itu, ada baiknya juga apabila ia mendatangi profesional seperti terapis atau psikolog untuk membantunya melakukan upaya-upaya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi, sekaligus move on dari masalah tersebut.
Ladies, itulah 5 tips move on dari para ahli. Semoga bermanfaat.