Ladiestory.id - Pandemi membuat banyak orang kehilangan pekerjaan. Terlebih bagi mereka yang sudah memiliki anak harus siap dengan apa yang akan dihadapinya.
Di masa pandemi, istilah "parental burnout" sudah tidak asing lagi. Mengerjakan pekerjaan dan merawat anak harus dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadikan orang tua menjadi tampak emosional.
Menurut psikolog klinis dari Tiga Generasi yang bernama Farraas Muhdiar, M.Sc, M.Psi, Psikolog, parental burnout terjadi saat terdapat ketidakseimbangan antara tuntutan dan sumber daya.
"Parental burnout merupakan kondisi yang terjadi saat orang tua mengalami stres dalam pengasuhan secara berkepanjangan, sehingga terjadi perubahan perilaku, pikiran, dan perasaan terkait pengasuhan yang dilakukan," jelasnya pada akun @tigagenerasi
Berikut tips mengatasi parental burnout yang telah Ladiestory.id rangkum
1. Jadilah Semampumu
Orang tua memang disarankan memberikan yang terbaik untuk anaknya, tapi hal itu bukan berarti membuatmu harus memaksakan diri. Salah satu penyebab burnout juga berasal dari tuntutan untuk diri sendiri agar menjadi yang terbaik.
Ketika Kamu ingin menemani anak belajar di rumah, tapi juga ingin menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna di satu waktu yang sama, hal ini malah akan membuat kamu jadi kelabakan. Kalau Kamu sudah pada tahap seperti ini, parental burnout bukan tidak mungkin menghampirimu.
Untuk menghindari masalah tersebut, biarkan sang anak menyelesaikan pekerjaan yang bisa ia selesaikan sendiri. Istirahatlah dengan waktu yang cukup dan pastikan tidurmu nyenyak. Karena kesehatan mental adalah yang nomor satu.
2. Buat Versi Terbaikmu Sendiri
Orang-orang selalu mengagung-agungkan jika menjadi orang tua adalah hal yang luar biasa. Hal tersebut benar, namun menjadi orang tua juga merupakan pekerjaan yang cukup menguras waktu dan tenaga. Jangan bandingkan kehidupan keluargamu dengan orang lain. Sekali-kali lakukanlah me time agar kamu tidak terlalu stres.
Tanamkan dalam diri sendiri jika merasa lelah menjadi orang tua adalah hal yang wajar. Apa yang terlihat sempurna di keluarga orang lain belum tentu juga akan cocok dengan keluargamu. Yang diperlukan yaitu menjadi orang tua yang terbaik bukan yang sempurna.
3. Love Yourself
Parental burnout juga dapat disebabkan oleh kurangnya rasa mencintai diri sendiri. Mencintai keluarga dengan senang hati memang suatu keharusan, tapi bukan berarti karena hal itu Kamu jadi mengabaikan diri sendiri. Tapi jika sedang lelah, love yourself dapat menjadi energi yang dibutuhkan.
4. Perlunya Support System
Saat kamu merasa suasana mulai memburuk, hadirnya support system adalah hal yang diinginkan. Mintalah bantuan pasangan jika dirasa butuh atau minta dia jadi pendengar. Kamu tidak perlu menyelesaikan semuanya sendirian. Ingat, it takes a village to raise a child.
Jika kamu merasa parental burnout-mu sudah berada di titik yang tidak bisa dikendalikan, jangan sungkan untuk mendatangi psikolog atau dokter kesehatan jiwa. Dengan Kamu yang mendatanginya, keluhan yang Kamu tuangkan pasti akan menghasilkan solusi.
5. Jadilah Secukupnya
Parental burnout juga bisa muncul dari hal yang kamu lakukan secara berlebihan. Contohnya seperti menyelesaikan tugas secara berlebihan atau yang lainnya. Biarkan semuanya mengalir dengan sendirinya.
Semua yang Kamu lakukan tidak boleh berat sebelah. Kamu sesekali bisa membiarkan anak yang tidak mengembalikan piring kotor ketempatnya, membiarkan cucian menumpuk, dan yang lainnya. Kamu bisa mengerjakannya setelah kamu sudah merasa jika kamu sudah seperti sedia kala. Hindari juga pekerjaan tambahan yang dapat membuat Kamu kelabakan.