1. Travel
  2. 7 Makanan Tradisional Khas Jakarta Lezat Wajib di Coba!
Travel

7 Makanan Tradisional Khas Jakarta Lezat Wajib di Coba!

7 Makanan Tradisional Khas Jakarta Lezat Wajib di Coba!

Ilustrasi orang makan. (special)

Ladiestory.id - Jakarta identik dengan kemegahan gedung pencakar langit, pusat pemerintahan, dan masih banyak lagi lainnya. Terlepas dari semua itu, Jakarta memiliki beragam makanan tradisional, dengan cita rasa yang begitu lezat.

Kebanyakan makanan tradisional khas Jakarta berasal dari Betawi, yang merupakan penduduk asli Kota Jakarta. Nah, jika Kamu berkunjung atau singgah ke Ibu Kota Jakarta, jangan lupa untuk mencicipi aneka kuliner tradisionalnya, ya. Berikut Ladiestory.id merangkum beberapa makanan khas tradisional Kota Jakarta.

1. Kerak Telor

Kerak Telor. (special)

Kerak telor merupakan salah satu makanan tradisional khas Jakarta yang sangat populer. Sama seperti namanya makanan ini menggunakan bahan dasar telur ayam atau telur bebek.

Kerak Telor terbuat dari beras ketan putih yang dituang ke dalam wajan, lalu ditambahkan telur yang sudah dicampur dengan aneka bumbu. Kemudian campuran tersebut di sangrai sampai matang.

Hal yang unik dari makanan ini adalah cara memasaknya. Adonan beras ketan dan telur yang hampir matang di wajan, posisi wajan langsung dibalik menghadap ke arah arang dari anglo. Lalu dibiarkan sampai mengerak.

2. Roti Buaya

Roti Buaya. (special)

Roti buaya dikenal sebagai simbol pernikahan adat Betawi. Roti buaya adalah roti yang berbentuk buaya dengan ukuran panjang sekitar 60 cm. Makanan ini umumnya dibawa oleh pihak mempelai laki-laki, saat proses lamaran, untuk diberikan kepada calon mempelai perempuan. Roti buaya ini memiliki makna khusus bagi suku Betawi, yaitu sebagai bentuk kesetiaan pasangan saat menikah.

3. Sayur Babanci

Sayur babanci. (special)

Sayur babanci merupakan makanan tradisional khas Jakarta yang mulai langka dan jarang ditemukan. Pasalnya bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan ini sudah langka. Makanan ini biasanya disajikan saat acara-acara besar misalkan pada bulan Ramadhan, Idul Fitri, Iduladha atau pesta kuliner.

Meski nama makanan ini adalah sayur babanci, namun dalam penyajiannya tidak ada campuran sayur sama sekali. Makanan ini terdiri dari ketupat dan daging sapi yang disiram dengan kuah rempah. Makanan tradisional ini memiliki cita rasa yang begitu menggoda di lidah.

4. Nasi Uduk

Nasi uduk. (special)

Nasi uduk menjadi salah satu menu sarapan favorit warga Jakarta. Makanan tradisional khas Jakarta ini terbuat dari beras putih yang dimasak dengan santan serta aneka bumbu, seperti serai, daun jeruk, salam dan yang lainnya.

Nasi uduk yang hangat memiliki aroma yang wangi dan cukup menggoda. Nasi ini umumnya dihidangkan dengan tambahan bermacam lauk, seperti telur, kering tempe atau kentang, dan kerupuk.

5. Semur Jengkol

Semur Jengkol. (special)

Makanan tradisional khas Jakarta selanjutnya adalah semur jengkol. Mungkin di beberapa daerah kita bisa menemukan semur jengkol, tapi di Jakarta semur jengkol memiliki rasa yang sangat berbeda dan begitu istimewa.

Terletak pada cara memasaknya, orang Betawi mampu membuat hidangan semur jengkol yang empuk dan lezat serta tidak berbau sama sekali. Untuk menghilangkan baunya, jengkol di rendam dulu menggunakan air kapur, atau air dari rebusan tangkai padi. Hal ini membuat bau jengkol yang begitu pekat akan menghilang.

6. Kue Rangi

Kue Rangi. (special)

Kue rangi juga termasuk salah satu makanan tradisional khas Jakarta yang masih sering kita jumpai. Kue rangi terbuat dari campuran tepung sagu dan kelapa parut yang disajikan dengan gula merah yang telah dicairkan. Memiliki cita rasa yang manis dan gurih, makanan ini tidak boleh Kamu lewatkan.

7. Kue Pancong

kue pancong. (special)

Meski memiliki bentuk yang serupa dengan kue rangi, kue pancong terbuat dari bahan yang berbeda. Makanan khas tradisional Jakarta ini terbuat dari campuran tepung terigu, santan, kelapa dan garam. Kue ini akan terasa nikmat dimakan selagi hangat serta dilengkapi secangkir teh atau kopi pada sore hari.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel