Ladiestory.id - Hampir tiap orang mungkin pernah makan larut malam, entah memang disengaja untuk makan atau mungkin karena jadwal yang cukup padat. Namun, perlu diketahui bahwa makan di atas pukul 10 malam memiliki dampak yang buruk.
Melansir Good Housekeeping, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan terkait hubungan antara pola makan terlambat dengan risiko penyakit jantung pada seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa waktu makan seseorang mengatur jam biologis yang melibatkan beberapa fungsi sirkadian, seperti tekanan darah, metabolisme, dan sekresi hormonal.
Para peneliti mengamati kebiasaan lebih dari 103 ribu orang dewasa untuk menilai waktu makan mereka memiliki hubungan dengan risiko penyakit kardiovaskular. Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa makan pertama setelah pukul 9 pagi (dibandingkan sebelum pukul 8 pagi) dan makan terakhir setelah pukul 9 malam (dibandingkan sebelum pukul 8 malam) dikaitkan dengan risiko kejadian kardiovaskular yang lebih tinggi, seperti serangan jantung dan stroke, terutama di kalangan wanita.
“Studi kami menunjukkan bahwa makan di pagi hari dan berhenti di malam hari akan bermanfaat untuk memastikan durasi puasa malam hari yang cukup lama,” kata Bernard Srour, seorang profesor epidemiologi, INRAE, Inserm, Sorbonne Paris Nord University.
“Tetapi ini hanyalah sinyal epidemiologis yang perlu dikonfirmasi dalam penelitian dan sekumpulan orang lain serta uji coba terkontrol secara acak,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Deborah Cohen, seorang profesor di Departemen Ilmu Nutrisi Klinis dan Preventif di Universitas Rutgers mengatakan bahwa apabila merasakan lapar saat malam, seseorang tetap boleh untuk makan. Namun, harus diperhatikan makanan yang dikonsumsi dan jumlahnya.
“Itu bukan hal yang tidak masuk akal. Misalnya, jika Anda makan malam jam 5, dan sekarang jam 9, dan Anda lapar. Tetapi apa yang Anda makan dan seberapa banyak Anda makan, itu penting untuk diperhatikan,” terang Deborah Cohen.
Ketika lapar saat larut malam, disarankan untuk makan makanan ringan dan memilih porsi yang lebih kecil. Seperti di antaranya buah segar, buah beku, popcorn, stik keju rendah lemak, sereal, dan yoghurt.
