Ladiestory.id - Kematian Ratu Elizabeth II memunculkan istilah “London Bridge is Down” yang disebut-sebut sebagai sebuah kode rahasia.
Kematian setiap anggota kerajaan Inggris memang memiliki nama kode rahasia tersendiri.
Pangeran Philip adalah Operation Forth Bridge, Pangeran Charles adalah Operation Menai Bridge, dan Queen adalah Operation London Bridge.
“Operation” merupakan rencana terperinci mengenai pemakaman, tempat peristirahatan, masa berkabung, dan komitmen keluarga. Pada saat Raja George VI meninggal 65 tahun yang lalu, kode rahasia yang digunakan adalah “Hyde Park Corner”.
Sedangkan saat ini, kematian Ratu Elizabeth II memunculkan kode “London Bridge is Down” yang diartikan sebagai “Jembatan London Ambruk”.
Pernyataan tersebut akan mengawali dimulainya Operation London Bridge atau tahapan yang direncanakan untuk mengabarkan dunia bahwa Ratu Elizabeth II telah wafat.
Dilansir dari The Sun, beragam kode rahasia yang telah disebutkan di atas telah digunakan untuk kematian anggota kerajaan selama beberapa dekade. Seperti halnya Raja George VI yang meninggal pada tahun 1952.
Namun, sejak akhir abad ke-20, anggota kerajaan kemudian diberikan kode dengan nama jembatan, karena mereka sendiri berhubungan dengan hal tersebut.
Seperti halnya ibu dari Ratu Elizabeth II, yang diberi kode Operation Tay Bridge. Diberi nama tersebut karena berdasarkan perlintasan kereta api antara Dundee dan Fife.
Hal tersebut telah dilaporkan dan dirancang selama 22 tahun hingga akhirnya digunakan pada tahun 2002.
Sedangkan untuk Pangeran Charles, Operation Mena Bridge berasal dari jembatan gantung di negara tersebut.
Setelah berita kematian Ratu Elizabeth II diumumkan, rencana tersebut menyatakan bahwa Inggris akan memasuki masa berkabung selama 10 hari ke depan.
Pemakaman kenegaraan Ratu Inggris akan dilaksanakan di Westminster Abbey, sebelum dipindahkan ke tempat peristirahatan terakhirnya di Kapel Memorial Raja Georgia VI Kastil Windsor.
Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 tahun pada Kamis (8/9/2022). Seperti yang diketahui, kondisi kesehatan penguasa Kerajaan Inggris tersebut telah menurun selama dua tahun terakhir.
Ia telah memimpin Kerajaan Inggris selama 7 dekade dengan 15 Perdana Menteri yang berbeda semasa hidupnya.