?
Tidak ada sekolah formal menjadi orangtua. Sekalipun saat ini banyak bertebaran kelas online maupun seminar parenting. Semata-mata sebagai bekal. Praktiknya tetap ketika mengurus anak. Bisa saja teori A,? B dan lain lainnya tak terpakai di lapangan.
Pendidikan dan pengasuhan orangtua dimulai saat anak berusia dini,? yakni 0-6 tahun.
Sebagai seorang lulusan pendidikan, saya setuju banget dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 tahun?2003, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Anak usia dini sendiri didefinisikan sebagai individu yang berusia 0 hingga 6 tahun.? Itu berarti fase dari baru lahir sampai menjelang masuk sekolah dasar.?
Perkembangan Anak Usia Dini
Secara umum tahapan perkembangan anak usia dini terbagi dalam lima aspek; fisik, spiritual, kognitif, bahasa, sosial-emosional. Pada tahun pertama,? perkembangan pesat terjadi pada fase fisik,? sementara aspek lainnya masih belum terlalu terlihat.
Secara fisik?meliputi penambahan berat badan, panjang badan, lingkar kepala, jumlah gigi, kemampuan melihat,? mendengar, tengkurap,? merangkak, berjalan hingga berlari.
Secara kognitif,? pada rentang 3-18 bulan anak bisa mengenali wajah orang terdekat ya, memahami perintah sederhana,? mencari benda tersembunyi,? dan sebagainya. Sedangkan pada rentang 18-24 bukan anak sudah bisa bermain balok,? puzzle, menyebut objek, mengenal bagian tubuh, dan lain sebagainya.
Secara spiritual, sejak usia 3 bulan bayi sudah mulai bisa diperkenalkan dengan surat-surat pendek (untuk muslim) ataupun kisah-kisah dalam kitab sucinya. Umumnya sejak usia 18 bulan, anak sudah bisa meniru gerakan sholat (untuk muslim) atau gerakan beribadah lainnya. Di fase 24 bukan ke atas anak sudah bisa mengucapkan juta maaf dan terimakasih.
Secara sosial-emosional, anak sejak lahir? sudah bisa menunjukkan emosinya dengan menangis. Di usia dua tahun ia mulai 'punya teman',? hal ini melatih kemampuan sosialnya.
Secara bahasa, anak baru lahir menggunakan tangisan sebagai bahasa komunikasi dengan orang terdekatnya.? Setidaknya sampai ia berusia 1 tahun atau ketika ia sudah mulai bisa berbicara walau bubbling atau masih belum jelas.? Biasanya di atas usia 2.5 tahun anak sudah mulai bisa bicara dengan jelas dan lebih banyak kosakata.
?
Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini
Pertama,? pendidikan usia dini adalah fondasi awal seorang individu. Selayaknya sebuah rumah tidak bisa berdiri tanpa fondasi,? pun seorang individu akan mudah terombang ambang jika tidak memiliki fondasi yang kuat: pendidikan usia dini.
Kedua, membentuk karakter awal anak. Jika anak sudah dibekali penanaman karakter pada fase ini maka niscaya akan terbawa hingga ia remaja bahkan dewasa. Tinggal bagaimana orangtua konsisten dalam menanamkan karakter baik pada anak.
Keluarga Sebagai Tempat Tumbuh Kembang
"Harta yang paling berharga,? adalah.. Keluarga. "
Tentu kita ngga lagi asing dengan kutipan lirik di atas,? bukan? Aku pribadi setuju banget dengan lirik di atas.? Bagiku keluarga adalah tempat datang dan pulang, juga tempat curhat pertama. Akupun dan suami menanamkan hal itu dalam keluarga kami. Keluarga juga menjadi ruang tumbuh kembang pertama seorang anak usia dini.
Lantas apa yang bisa dilakukan keluarga,? dalam hal ini khususnya orangtua,? mengoptimalkan perannya dalam tumbuh kembang anak usia dini?
1. Memberikan?stimulasi?sesuai fase usia
Ini berkaitan dengan kemampuan motorik dan sensori anak. Pemberian stimulasi dapat dilakukan misalnya dengan aktivitas bermain di alam, berjalan tanpa alas di rumput/pasir, menyendok, menuang,? dan lain sebagainya.
Sayangnya masih banyak orangtua meremehkan tentang pentingnya stimulasi bagi anak usia dini. Sebagai contoh, seorang anak pada fase sekolah dasar belum mampu memegang pensil, kemungkinan besar ia mengalami kekurangan stimulasi tangan saat usia dini. Daripada menyesal di kemudian hari, lebih baik memaksimalksn pemberian stimulasi,? bukan?
2. Memberikan asupan?nutrisi?seimbang dan bergizi
Anak usia dini khususnya yang masih berada pada fase 1000 Hari Pertama Kehidupan (0-2 tahun) sangat membutuhkan nutrisi lengkap. Dimulai dari ia dalam kandungan, menyerap nutrisi dari apa yang dimakan ibunya. Kemudian saat ia lahir,? nutrisi didapatkan dari ASI. Barulah di atas usia 6 bulan ia mendapatkan nutrisi lewat apa yang dimakannya. Oleh karenanya orangtua harus mengoptimalkan pemberian nutrisi sesuai fase usia anak. Bukan sekadar makan tapi perhatikan menu di dalamnya.? Menu 4 bintang harus selaku ada dalam piring anak. Eits, tak harus yang mahal, menu 4 bintang juga bisa dipenuhi sesuai budget keluarga.
3. Menjadi?imitasi?atau role model anak
Dalam Montessori, usia dini adalah usia absorbent mind, dimana anak akan menyerap sebanyak-banyak informasi di sekitarnya melalui visual dan auditori. Anak juga memiliki kemampuan meniru. Jadi teringat, saat anakku menurunkan gerakan sholat dan berdoa padahal kami tak pernah mengajarinya secara langsung.? Ternyata itu adalah buah penglihatan yang ia imitasi. Ini jadi semacam 'cambuk' dan pagar bagi orangtua agar senantiasa mencontohkan hak baik (saja). Tentu kita tidak kau anak meniru perbuatan buruk kita bukan?
4. Menyelimuti anak dengan?afeksi?(rasa kasih sayang)
Penting bagi seorang anak usia dini merasa dikasihi dan disayangi. Kasih sayang tak melulu soal memberikan semua yang diinginkan anak melainkan yang dibutuhkannya. So,? orangtua harus paham bagaimana mendidik anak agar tak menjadi manja tapi juga tak acuh.
5. Memberikan?apresiasi?atas setiap kebaikan anak
Anak usia dini mungkin belum paham pentingnya apresiasi, tapi percayalah mereka suka diapresiasi. Apresiasi tidak harus berupa pemberian materi, hal hal sederhana pun dapat dilak seperti memberikan tepuk tangan, mengagungkan jempol,? atau mengucapkan "Terimakasih telah berbuat baik". Pada anak usia besar,? apresiasi dapat menumbuhkan semangat nya untuk melakukan kebaikan itu berulangkali. Tapi jangan lupa memberi pemahaman bahwa tanpa pujian pun kebaikan harus dilakukan.
Jadi dapat disimpulkan, lima peran keluarga disini adalah stimulasi, nutrisi, imitasi, afeksi dan apresiasi. Dengan? kelima ya,? niscaya anak usia dini memiliki pegangan yang kokoh untuk kehidupannya di masa mendatang.
?
Aksi Nyata Bunda Visya Peduli Pendidikan Anak Usia Dini?
Ngga perlu jauh jauh jadi guru PAUD atau sejenisnya untuk mewujudkan aksi nyata kepedulianku terhadap pendidikan anak usia dini. Nyatanya? aku punya anak sendiri yang membutuhkan PAUD.?
Lalu, apa aja yang sudah dan sedang aku lakukan??
???? Mengupgrade ilmu tentang PAUD. Ini kulakukan dengan menulis, membaca buku,? artikel,? sharing sesama ibu bahkan sampai mengikuti workshop dan short course. Ini adalah beberapa dokumentasi saat saya mengikuti workshop stimulasi anak usia dini dan short course Montessori.?
???? Mencatat target pendidikan usia dini bagi anak. Aku dan suami menyepakati tentang gimana cara mendidik Icham,? habits yang ingin ditunjukkan, dsb. Eits bukan berarti ambisius, hanya sebagai pagar tentang DO and DONT.
????Menemani anak bermain dan memberikan aktivitas harian. Karena aku penganut Montessori based, setiap hari secara rutin aku memberikan aktivitas sensori pada Icham. Berikut beberapa contoh kegiatan Icham dan bunda.?
???? Berbagi sesama ibu. Semua aktivitas harian yang aku dan Icham lakukan aku share di Instagram @karyabundavisya. Sebagai media dokumentasi? dan berbagi. Aku juga berkolaborasi dengan seorang temanku yang juga seorang ibu dalam mendokumentasikan Kegiatan anak. Silakan dicari dengan hashtag #MainbarengDevaxIcham di instagram? :)
???? Memilihkan sekolah PAUD yang tepat untuknya kelak. Aku sudah mulai survey sekolah-sekolah PAUD terdekat sini yang kelak bisa aku dan suami pilih untuk Icham.
Orangtua harusnya menjadi orang terdekat bagi anak. Keduanya juga menjadi tempat bertumbuh dan berkembang. Maka sudah sepatutnya orangtua memenuhi hak hak anak sebagai manusia dan? untuk menjadi manusia mandiri di kemudian hari. Dimulai sejak anak berusia dini. Sebab masa usia dini adalah pondasi dan ia tak akan terulang.
Semoga kita bisa memaksimalkan peran dalam tumbuh kembang anak usia dini.
Referensi:
Hayati, Nur. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini.? Universitas Negeri YogyaYogya :Yogyakarta.
https://www.silabus.web.id/category/manajemen-paud/amp/page/3/
John, Dewe.?Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Zahra, Zahra. 2019. Islamic Montessori. Penerbit Anakkita: Jakarta.?