Bumi semakin menua, manusia semakin berlomba menjaga bumi untuk kelangsungan hidup yang lebih baik, banyak cara yang sudah di lakukan. Seperti diet plastik dan kertas, ternyata diet gak melulu tentang makanan atau minuman yang kita konsumsi. Diet yang saat ini sedang tren salah satunya adalah diet sampah plastik, termasuk kampanye diet kantong plastik yang dulu sempat ramai disosialisasikan. Banyak banget lho bahaya kantong plastik yang mengintai tanpa kita sadari!
Kamu sadar gak sih, belakangan ini semakin banyak pemberitaan mengenai menumpuknya sampah plastik? Apalagi sampah plastik yang menuju ke laut dan akhirnya mencemari ekosistem lautan. Akibatnya banyak binatang laut (dan juga burung-burung) yang mati karena menganggap sampah-sampah plastik itu adalah makanan. Selain itu tingginya polusi di lautan, juga mempengaruhi kadar polutan yang terdapat pada makanan laut yang kita konsumsi.
You know what, menurut situs Forbes, Indonesia merupakan salah satu dari 5 negara di Asia yang membuang sampah plastik ke laut terbanyak dibandingkan dengan gabungan negara-negara lain di seluruh dunia. Bukan sekadar masalah Asia saja, persoalan mengenai bahaya limbah plastik merupakan masalah dunia. Limbah plastik negara Amerika Serikat sebanyak 33.6 juta ton dan hanya 9.5% saja yang didaur ulang. Faktanya, masyarakat Jakarta mampu menghasilkan sekitar 6.500 ton sampah dalam sehari.
Mengapa plastik berbahaya?
Memicu perubahan iklim
Dari proses produksi, konsumsi, hingga pembuangannya menghasilkan emisi karbon yang tinggi sehingga berkontribusi terhadap perubahan iklim karena kondisi bumi semakin memanas.
Mencemari lingkungan
Kantong plastik yang dibuang sembarangan bisa menyebabkan tersumbatnya selokan dan badan air, termakan oleh hewan dan rusaknya ekosistem di sungai dan laut.
Berbahaya bagi manusia
Kantong plastik yang dibakar bisa menyebabkan pencemaran udara dan gangguan pernapasan. Selain itu, kantong plastik yang digunakan sebagai wadah makanan berpotensi mengganggu kesehatan manusia.
Terurai sangat lama
Kantong plastik (dan jenis plastik lainnya) sulit terurai di tanah karena rantai karbonnya yang panjang, sehingga sulit diurai oleh mikroorganisme. Kantong plastik akan terurai ratusan hingga ribuan tahun kemudian. Indonesia sendiri, berdasarkan riset yang dilakukan Universitas Georgia pada tahun 2015, menempati peringkat kedua sebagai penghasil sampah plastik terbanyak di dunia, yakni sebanyak 5,4 juta ton per tahun. Sampah plastik yang menumpuk tidak hanya berpotensi menjadi sumber penyakit di daratan, bahkan telah merusak ekosistem laut.
Bersama kita wujudkan untuk memiliki bumi yang lebih bersih, lebih hijau dengan mengurangi pemakaian plastik!
Sumber Foto Utama: Freepik.com