1. Entertainment
  2. Lepas Profesi Dosen, Inem Jogja Memilih Kegiatan Sosial
Entertainment

Lepas Profesi Dosen, Inem Jogja Memilih Kegiatan Sosial

Lepas Profesi Dosen, Inem Jogja Memilih Kegiatan Sosial

Foto: instagram.com/inemjogja

Kisah hidup manusia memang bervariasi, benar adanya jika setiap orang pasti punya cerita yang berbeda. Bahkan bicara mengenai panggilan hidup dan bagaimana mereka dapat menemukan cara hidupnya sudah menjadi jawaban dan sesuatu yang cukup dipahami sendiri.

Profil Inem Jogja

Salah satu kisahnya yang tidak biasa dari sosok yang sering disebut Inem Jogja. Wanita dengan nama asli Made Dyah Agustina sangat menyukai dunia seni dan menunjukkannya dengan bentuk riasan lucu ketika sedang beratraksi.

Semangat dalam memerankan seni dari Inem Jogja bukan hanya untuk menyatakan kesenangannya di bidang seni tapi ada sisi kemanusiaan yang dibangun.

Inem Jogja ingin memberikan rasa kemanusiaan untuk saling membantu. Perjalanannya dimulai sejak 2018 yang menyebarkan kebahagiaan melalui senyum dan kebaikan di kota istimewa, Yogyakarta.

Menjadi Inem untuk Membawa Manfaat pada Masyarakat

Foto: instagram.com/inemjogja

 

Inem Jogja mengatakan bukan hanya untuk membuat seni sebagai hiburan, pertunjukan, mendapat profit, namun membuat karya seni yang dijadikan wujud nyata dan bermanfaat langsung ke masyarakat.

Inem Sempat Menjadi Dosen

Dari segi pendidikan, Inem Jogja sudah memiliki latar belakang di dunia kesenian. Berawal dari menyelesaikan studi S1 Program Studi Pendidikan Seni Tari di Universitas Negeri Yogyakarta kemudian melanjutkan S2 Manajemen Pertunjukan Seni di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Faktanya, beliau sempat menjadi dosen di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tapi akhirnya, dia memilih untuk meninggalkan profesinya dan memilih mendedikasikan waktu untuk anak-anak, sekaligus mengabdi pada masyarakat.

Ruang yang sudah diciptakan oleh Inem adalah membuka sanggar dan mengurus anak sebagai ibu rumah tangga. Inem memilih untuk memutuskan profesi dosen supaya bisa setiap hari mengantar anak sekolah dan setiap sore mengajar sanggar tari.

Pemberian Nama Inem untuk Mengabdi pada Masyarakat

Foto: instagram.com/inemjogja

 

Pemberian nama Inem bukan tanpa alasan, namun lebih memposisikan diri sebagai pelayan untuk melayani masyarakat yang membutuhkan uluran tangan.

Made ingin mengabdi karena selama ini apa yang didapatkannya sudah cukup hingga ini saatnya mengabdi, bermanfaat serta menebar kebaikan untuk sesama.

Made mengakui jika dia berasal dari keluarga kurang mampu sehingga dia memiliki keinginan jika sudah mapan dan sukses bisa  memiliki pekerjaan yang diinginkan dan berbagi.

Tindakan yang dilakukan Inem Jogja, perempuan berdarah Bali ini sebelum viral adalah rutin membagikan nasi bungkus untuk mengajarkan pada anak-anaknya berbagi.

Inem Hadir untuk Membuat Karya Seni yang Bermanfaat

Foto: instagram.com/inemjogja

 

Kehadiran wajah Inem Jogja berawal dari rasa prihatin akan konten-konten negatif yang beredar di awal 2018 sehingga muncul keinginan membuat karya seni yang bermanfaat bagi masyarakat dengan cara unik.

Bukan hanya itu, Made menargetkan pemberian bantuan pada para pedagang lansia. Alasannya karena Made melihat semangat yang tinggi, pantang mengemis dan berjuang, bahkan tidak mau dikasihani. Maka Made mengajak masyarakat berbagi, dan membuat lansia senyum

Ketika memberikan bantuan, Made bukan hanya memberi uang namun memilih memborong dagangan sehingga mereka akan merasa senang bisa pulang lebih cepat.

Sedangkan dari bantuan yang diberikan biasanya nasi bungkus dan sembako. Namun untuk saat ini ada kerja sama untuk program bedah rumah, penambahan modal usaha.

Selain itu, perjalanan pengabdian ini, sempat mengalami kisah yang tak jarang mendapat pengalaman kurang menyenangkan. Pernah sesekali Made dikira waria, diusir sama orang karena dianggap kira pengamen, dilempari es batu.

Aksinya dilakukan jalan kaki ketika sebelum pandemi. Namun ketika pandem, Inem ada di gerobak untuk melihat target, baru dijalan dan dilakukan seminggu sekali sebagai kegiatan sampingan.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel