1. Lifestyle
  2. Lawan Standar Kecantikan di Dunia Modelling, Ini 5 Model Plus Size yang Menginspirasi
Lifestyle

Lawan Standar Kecantikan di Dunia Modelling, Ini 5 Model Plus Size yang Menginspirasi

Lawan Standar Kecantikan di Dunia Modelling, Ini 5 Model Plus Size yang Menginspirasi

Model Plus Size. (Special)

Ladiestory.id - Ladies, umumnya model-model identik dengan tubuh yang langsing dan proposional serta good looking dari segala sisi. Bahkan dalam kamus modelling terdapat standar kecantikan yang harus dipertimbangkan agar dapat terus berkarir lebih lama.

Namun, beberapa wanita ini percaya bila standar kecantikan tidak harus diartikan dengan tubuh langsing, seperti lima model plus size berikut ini yang sangat menginspirasi kaum hawa untuk tampil percaya diri dan mencintai  kondisi fisik seutuhnya.

Ashley Graham

Ashley Graham. (Instagram.com/ashleygraham)

 

Nama Ashley Graham tentu sudah tidak asing lagi di dunia modelling, dirinya kerap didapuk menjadi brand produk, model runaway hingga model vidio klip. Ashley Graham lebih dikenal publik saat dirinya hadir di sampul majalah Sports Illustrated yakni sebuah majalah swimsuit ternama di dunia. Ibu dari dia anak ini sudah menggeluti dunia modelling sejak usianya 17 tahun, memiliki tubuh plus size dirinya kerap mendapatkan body shamming hingga bullying. Namun, dengan tampil percaya diri ia pun berhasil menginspirasi banyak wanita untuk lebih mencintai dirinya sendiri bahkan ia menjadi pembuka bagi wanita bertubuh plus size lain untuk show off di panggung runaway. Hingga kini Ashley Graham pun masih tetap eksis menjadi model, bahkan wajahnya kerap menghiasi sampul majalah mode ternama seperti VOGUE, Bazaar, Cosmopolitan dan masih banyak lainnya.

Denise Bidot

Denise Bidot. (Instagram.com/denisebidot)

 

Model asal Puerto Rico ini juga merupakan salah satu model plus size yang berhasil mendobrak stereotipe pada saat runway di New York Fashion Week tahun 2014. Sebelumnya, Denise bermimpi menjadi seorang aktris, alih-alih mendapat tawaran casting pertamanya ia justru mendapat bullying saat mengejar mimpinya itu dikarenakan ukuran tubuhnya yang dikatakan tidak memenuhi kriteria sebagai seorang aktris. Dibalik keputus asaannya itu, Denise akhirnya beralih sebagai makeup artist, bahkan seorang fotografer mengajak dirinya bekerja sama sebagai model plus size, dari sinilah jalan karirnya semakin terbuka lebar.

Candice Huffine

Candice Huffine. (Instagram.com/candicehuffine)

 

Candice Huffine juga merupakan supermodel kelas dunia yang dikenal memiliki tubuh plus size. Candice Huffine mengakui saat awal-awal karirnya ia sempat menerima banyak penolakan bahkan perundungan karena tubuhnya yang tidak mendefinisikan standar kecantikan model profesional. Bahkan banyak label fashion yang tidak ingin bekerja sama dengannya. Namun, karirnya mulai beranjak naik saat dirinya didapuk sebagai muse untuk cover majalah VOGUE Italia, dirinya pun merupakan model plus size yang berhasil mendobrak standar kecantikan industri fashion kala itu. Hingga kini Candice Huffine pun tetap eksis berkarir sebagai seorang model plus size bahkan sering bertemu, bekerja sama dan bersahabat dengan supermodel dunia lainnya seperti Gigi Hadid, Kate Moss , Cindy Crawford hingga Naomi Campbell. Kesuksesan dirinya menjadi model plus size pun berhasil menginspirasi banyak wanita yang kurang percaya diri dengan tubuhnya, ia pun kerap membagikan rutinitasnya di media sosial dengan melakukan pola hidup sehat.

Tess Holliday

Tess Holliday. (Instagram.com/tessholliday)

 

Model asal Amerika Serikat, Tess Holliday memulai karirnya sejak tahun 2010, ia berhasil masuk dalam agensi model Milk Model Management dan menjadi model plus size pertama, sejak kecil ia sudah memiliki ukuran tubuh plus size, bahkan ia kerap mendapat bullying dari ayah kandungnya sendiri bahkan teman-teman di bangku sekolahnya. Melihat banyak orang bertubuh plus size sering mendapat diskriminasi di dunia kerja dan di lingkungan tempat tinggalnya, ia pun mendirikan komunitas Eff Your Beauty Standards di media sosial, ia ingin menyuarakan keresahannya kepada semua orang jika seseorang tidak harus memiliki tubuh kurus untuk menjadi cantik, seseorang juga tidak harus memiliki ukuran pakaian tertentu untuk berani tampil bergaya, ia mengajak semua orang untuk mencintai diri sendiri dan percaya diri dengan tubuhnya sendiri. Tess Holliday pun semakin menginspirasi banyak orang dengan meluncurkan sebuah buku body positivity berjudul The Not So Subtle Art of Being A Fat Girl: Loving The Skin You’re In.

Iskara Lawrence

Iskra Lawrence. (Instagram.com/iskra)

 

Model bertubuh plus size selanjutnya datang dari Inggris yakni Iskra Lawrence. Memiliki tubuh yang lebih berisi membuat Iskara merasa kurang percaya diri dengan rekan sesama model lainnya, bahkan ia mengalami body dysmorphic disorder hingga eating disorder selama bertahun-tahun, bahkan dirinya pun berusaha mati-matian untuk menurunkan berat badannya agar terlihat lebih langsing, namun cara yang ia lakukan justru membuat dirinya menjadi sakit.

Alhasil ia pun menyadari jika, menjadi cantik tidak harus memiliki ukuran tubuh sempurna untuk diagung-agungkan banyak orang, dari sinilah ia pun berhasil menginspirasi banyak orang dengan menggaungkan body positivity lewat channel YouTube nya yakni everyBODYwithIskra. Ia pun didapuk sebagai duta National Eating Disorder Association dan berhasil masuk dalam Top 100 Most Influential Women 2016 oleh BBC.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel