Ladiestory.id - Startup layanan pangan yang berfokus pada B2B, EdenFarm, berkolaborasi dengan FoodCycle Indonesia (FCI) dan Campaign untuk mengurangi sampah makanan. Sampah makanan memiliki dampak buruk terhadap lingkungan, sosial, dan ekonomi.
Secara global, sampah makanan menimbulkan 4,4 giga ton emisi karbon dan berbagai risiko lainnya, seperti kelangkaan air, erosi tanah, dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Berangkat dari permasalahan ini, EdenFarm dan FCI mengajak masyarakat berkontribusi melalui cara-cara inovatif, salah satunya dengan kampanye sosial di aplikasi Campaign #ForChange.
Sebanyak 214 pendukung kampanye telah berpartisipasi dengan mengambil foto piring bekas makan yang bersih tanpa sisa,
sebagai ajakan mencegah sampah makanan. Kampanye ini telah berhasil meng-unlock donasi senilai Rp10 juta dari EdenFarm untuk mendukung keperluan logistik FCI dalam menyalurkan makanan kepada mereka yang membutuhkan di kawasan Jabodetabek, sebagai upaya mencegah stunting, dan berkontribusi dalam ketahanan pangan.
Selain kampanye tersebut, EdenFarm juga mengadakan webinar “Kuliah Kuliner: Sulap Sisa Makanan Jadi Cuan” pada Kamis (11/5). Webinar ini dihadiri 82 peserta yang terdiri dari pelaku usaha kuliner dan umum agar dapat mengelola sisa makanan yang ramah lingkungan bersama para ahli berpengalaman.
Head of Eden Processed Food, Samuel Honesta, memperkenalkan EdenFarm sebagai startup industri pangan dan kuliner yang berpartisipasi secara aktif dalam mencegah sampah makanan.
“Saat ini, EdenFarm telah mencapai hampir zero waste dalam proses operasional perusahaan. Para mitra EdenFarm, yaitu pelaku bisnis kuliner juga turut berpartisipasi dalam usaha pencegahan food waste bersama EdenFarm dimana dalam aplikasi belanja EdenFarm, tersedia fitur pembelian produk pangan dengan kuantitas kecil yang dapat digunakan oleh para mitra untuk meminimalisir food waste tersebut,” ujar Samuel.
Webinar ini turut menghadirkan Co-Owner Doux Cookies dan Bakmi Djie Tjap, Mira Surlaya, yang membagikan pengalaman selama berbisnis Food & Beverage (F&B) dengan manajemen kelola sampah makanan. Mira memaksimalkan penggunaan setiap bahan baku, seperti tulang ayam yang tidak bisa disajikan sebagai lauk, dialihkan sebagai bahan baku membuat kaldu.
“Hal ini berkaitan dengan pemahaman pengusaha tentang Cost of Goods Sold (COGS) atau biaya langsung yang digunakan dalam produksi. Kalau kita bisa menghitung COGS dengan baik dan benar, akan sendirinya kita melakukan manajemen food waste karena kita ingin harganya tersebut benar-benar meng-cover semua kebutuhan, jadi tidak rugi dan tidak menyisakan bahan sedikit pun,” ungkap Mira.
Sejalan dengan nilai yang diusung, FCI juga melakukan proses pengolahan kembali makanan berlebih. Makanan yang masih layak, namun kurang baik secara estetika (ugly food) dikreasikan menjadi makanan lezat.
Misalnya, pisang yang sudah terlalu matang atau berbintik hitam diolah menjadi pisang goreng atau banana cake. Selain itu, bagian tengah tomat (pulp) yang tadinya dibuang dapat diolah menjadi produk Spicy Marinara Sauce. General Manager FCI, Cogito Ergo Sumadi Rasan, menyampaikan, kolaborasi ini merupakan salah satu solusi mengatasi sampah makanan.
“Sebagai sebuah NGO non-profit yang bergerak di bidang bank makanan, FCI sangat senang bisa berkolaborasi dengan EdenFarm. Dengan adanya webinar ini, FCI dapat lebih dikenal, baik di masyarakat, juga stakeholder di bidang F&B dan FMCG. Harapannya semakin banyak lagi pihak yang bisa bahu-membahu mengatasi masalah sampah makanan dan isu kelaparan,” ujarnya.