Ladiestory.id - Mengelola keungan memang bukanlah hal yang mudah, termasuk bagi kaum milenial. Tak jarang mereka keliru dalam mengelola keuangan, seperti banyak mengalokasikan uangnya untuk kesenangan dan hiburan. Sayangnya, mereka lupa menyisihkan uang untuk menabung dan berinvestasi.
Kesalahan Keuangan yang Dilakukan Milenial
Tak sedikit pula generasi milenial yang terjebak dalam aggapan mencari waktu yang tepat untuk menabung. Hal ini membuat kaum milenial dipandang sulit untuk mencapai kemandirian finansial. Penyebabnya karena genereasi milenial kerap kali melakukan kesalahan dalam mengelola keuangan.
1. Tidak Mempunyai Rencana Keuangan
Seiring dengan pendapatan yang diterima oleh kaum milenial, mereka cenderung menghabiskan uang yang didapatkannya untuk kesenangan, seperti liburan atau dengan dalih self-reward.
Berlibur atau memberikan self-reward pada diri sendiri memang bukanlah hal yang salah, tapi tanpa adanya rencana keuangan, kemandirian finansial pun semakin sulit untuk diraih.
2. Tidak Paham Perbedaan Kebutuhan dan Keinginan
Salah satu kesalahan yang sering dilakukan sekaligus menjadi penyebab generasi milenial dianggap sulit untuk mencapai kemandirian finansial adalah tidak paham perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Sandang, papan, dan pangan merupakan kebutuhan dasar yang penting untuk dipenuhi.
Meskipun sandang atau pakaian merupakan kebutuhan dasar, bukan berarti bisa membelanjakan uang untuk membeli pakaian secara masif setiap bulan. Kaum milenial harus jeli dan benar-benar memahami apakah membeli pakaian setiap bulan tersebut merupakan kebutuhan atau sekadar keinginan.
3. Minim Pengetahuan di Bidang Keuangan
Mudahnya akses internet membuat banyak orang, termasuk kaum milenial untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya. Walaupun dengan kemudahan tersebut, tak sedikit dari mereka yang masih minim pengetahuan tentang keuangan.
4. Sering Tergoda dengan Pinjaman Online
Selain memudahkan orang untuk mencari informasi dan berkomunikasi, akses internet juga memudahkan orang untuk meminjam secara online. Pinjaman online bisanya dikenai bunga yang tinggi.
Selain itu, banyaknya promo di marketplace dengan pembayaran paylater juga membuat banyak milenial lebih senang berutang dibanding menabung terlebih dahulu untuk mendapatkan barang yang diinginkan atau dibutuhkan.
5. Mengutamakan Pembelian Konsumtif daripada Produktif
Tak jarang para milenial sering kali bergonta-ganti HP atau pun kendaraan. HP dan kendaraan kini memang menjadi sebuah kebutuhan bagi sebagian besar orang. Namun demikian, HP dan kendaraan merupakan pembelian konsumtif, yang mana nilainya bisa akan semakin turun seiring dengan berjalannya waktu.
Berbeda jika milenial membeli rumah atau aset yang merupakan pembelian produktif, dimana nilainya justru semakin naik.
6. Tidak Membuat Rencana Jangka Panjang
Salah satu kesalahan lain yang kerap dilakukan milenial adalah tidak membuat rencana jangka panjang. Padahal, perencanaan keuangan secara matang sejak dini dapat membantu generasi milenial untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan nanti.
7. Tidak Menyiapkan Dana Darurat
Dana darurat merupakan sebuah sebutan untuk dana cadangan yang bisa digunakan sewaktu-waktu dalam kondisi mendesak, misalnnya seperti kehilangan pekerjaan selama pandemi.
Dana darurat ideal adalah antara 3-6 kali gaji bagi yang masih single. Sedangkan untuk yang sudah berkeluarga, sebaiknya dana darurat yang disiapkan adalah 6-12 kali gaji.
Dana darurat sebaiknya disimpan di rekening yang mudah liquid atau mudah dicairkan, seperti rekening pribadi atau reksadana pasar uang. Sayangnya, masih banyak kaum milenial yang belum menyiapkan dana darurat, tapi sudah terjun untuk investasi yang berisiko tinggi, seperti saham.
8. Merasa Masih Terlalu Jauh Memikirkan Masa Tua
Karena merasa masih muda, banyak kaum milenial yang merasa masih terlalu jauh untuk memikirkan masa tua. Akibatnya, tak sedikit dari mereka yang tidak menyiapkan dana pensiun sejak dini. Padahal, menyiapkan dana pensiun sejak awal akan sangat membantu dalam meraih kebebasan finansial di hari tua.
Delapan kesalahan pengelolaan keuangan kaum milenial tersebut hendaknya menjadi pelajaran untuk dapat mengelola keuangan secara bijak. Hal yang paling mendasar adalah membuat alokasi gaji sehingga kaum milenial tetap dapat berinvestasi dan bersenang-senang.
Debby Widjaja dapat dihubungi melalui:
Instagram: @widjaja.debby
Email: [email protected]
Website: dwfinansial.com