Ladiestory.id - Penyakit sifilis atau raja singa kini tengah menjadi perhatian pemerintah. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan penderita di beberapa wilayah di Indonesia. Apalagi salah satu jumlah penderita menyesal pada ibu hamil. Tentunya, mengenali gejala sifilis pada ibu hamil menjadi hal yang penting.
Penyebab dari penularan penyakit sifilis sendiri salah satu terjadi karena adanya hubungan seksual dengan penderita di waktu sebulannya. Selain itu, ada pula penularan melalui kontak atau pertukaran cairan tubuh misalnya, melalui darah.
Sayangnya, ketika diderita oleh ibu hamil maka akn memberikan pengaruh kepada janin yang dikandung. Dampak buruk yang bisa terjadi seperti adanya kematian bayi ketika berada di dalam kandungan.
Supaya lebih jelasnya, yuk simak gejala sifilis pada ibu hamil berikut ini. Supaya, kamu dan orang terdekat bisa lebih mudah mengatasi penyakit ini sesegera mungkin.
1. Sifilis Primer
Gejala sifilis pada ibu hamil tahap pertama biasanya akan ditandai dengan adanya lesi atau luka di bagian organ reproduksi. Biasanya terjadi di area sekitar mulut maupun di dalam alat kelamin.
Meski begitu, luka yang muncul biasanya hanya terlihat sebagai bekas gigitan serangga dan tidak menimbulkan rasa sakit. Kondisi semacam inilah yang membuat banyak penderitanya tidak sadar. Sebab, luka semacam ini hanya akan terjadi selama satu hingga dua bulan dan hilang tanpa meninggalkan bekas.
2. Sifilis Sekunder
Selanjutnya, gejala sifilis pada ibu hamil akan memasuki tahap sekunder. Pada tahap ini para pengidap sifilis akan mengalami ruam merah kecil di beberapa area tubuh. Paling umum, ruam akan terjadi di telapak tangan serta kaki.
Kemudian, ruam biasanya akan disertai dengan gejala lain. Misalnya, demam, turunnya nafsu makan, radang tenggorokan hingga munculnya kutil di area kelamin. Ketika sudah memasuki tahap sekunder, maka menderita wajib mendapat penanganan dari dokter.
3. Sifilis Laten
Gejala sifilis pada ibu hamil yang berikutnya memasuki tahap laten. Pada keadaan ini, luka yang diakibatkan infeksi terlihat yeah mengalami kesembuhan dan tidak meninggalkan bekas. Namun, hal ini justru menjadi penanda bahwa sifilis telah naik status.
Ketika luka telah menghilang selama dua tahun. Maka, penyakit telah memasuki tahap selanjutnya yang biasa disebut dengan sifilis silinder.
4. Sifilis Tersier
Ketika sifilis mengalami keterlambatan pengobatan dalam beberapa waktu lamanya. Maka, penderita dapat mengalami tahap tersier yang berbahaya. Pada tahap ini, sifilis dapat menimbulkan berbagai dampak buruk bagi tubuh penderita. Beberapa diantaranya seperti kelumpuhan, demensia, kebutaan hingga kesulitan pendengaran. Bahkan, mampu menimbulkan adanya risiko kematian bagi penderitanya.
5. Sifilis Kongenital
Gejala sifilis pada ibu hamil yang paling sering dihadapi yaitu tahap kongenital. Pada kondisi ini ibu hamil memiliki resiko untuk menularkan penyakit ke janinnya. Namun, kamu tak perlu khawatir. Sebab, penularan bisa dicegah dengan mendapatkan pengobatan sebelum usia kehamilan mencapai empat bulan.
Sehingga, sangat penting untuk mengetahui gejala sifilis serta rutin menjalani pemeriksaan dan pengobatan selama masa kehamilan. Sebab, sipilis yang tidak dapat diobati akan menimbulkan berbagai komplikasi. Mulai dari bayi lahir dengan terjangkit sifilis, bayi prematur hingga adanya resiko keguguran.
Ketika bayi memiliki penyakit sifilis. Maka, akan timbul beberapa gejala septi adanya ruam pada telapak tangan maupun kaki. Kemudian, seiring bertambahnya usia buah hati akan ada gejala lain yang dialami. Misalnya, masalah pada pendengaran, deformasi gigi hingga gangguan pertumbuhan tulang.
Tentunya, keadaan ini tidak ingin kamu alami bukan? Maka, mulai dari sekarang lakukan pemeriksaan kesehatan dengan teratur. Jika sudah terjangkit, jangan lupa untuk selalu rutin melakukan pemeriksaan. Selamat mencoba dan semoga sehat selalu!