Ladiestory.id - Meski bukan penyakit baru, nyatanya campak masih banyak mengintai pada anak-anak. Melansir Ikatan Dokter Anak Indonesia, mengungkapkan bahwa terjadi lonjakan kasus campak hingga 32 kali pada 2022. Hal ini diduga terjadi karena menurunnya vaksinasi campak akibat dampak dari pamedi Covid-19 yang kala itu melanda.
Sayangnya, penyakit ini banyak menimpa buah hati yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan. Lalu, seperti apa gejala dan penyebab campak? Yuk, simak penjelasannya berikut ini.
Pengertian Campak
Penyakit satu ini merupakan infeksi saluran pernapasan yang cukup menular. Biasanya ditandai dengan adanya ruam pada kulit di seluruh tubuh serta gejala seperti flu. Campak juga sering disebut sebagai rubeola yang disebabkan oleh virus. Gejala yang muncul dapat dialami selama satu hingga dua minggu usai tubuh terinfeksi virus.
Penyakit ini paling mudah menjangkit anak-anak dan dapat berakibat fatal. Sejauh ini, pemerintah menggalakan kegiatan vaksin campak pada anak untuk mencegah penyakit ini menular dan bertambah parah.
Gejala Campak
Bagi kamu yang terkena virus campak, akan ada beberapa gejala awal yang kamu alami. Biasanya, kamu akan mengalami batuk berdahak, demam tinggi, pilek serta mata yang memerah. Tak hanya itu, anak-anak yang menderita penyakit ini juga akan memiliki bintik-bintik koplik (bintik berwarna merah yang kecil dan memiliki pusat biru-putih) biasanya terletak di dalam mulut sebelum ruam melanda.
Kemudian, ruam akan muncul tiga hingga lima hari setelah gejala awal dirasakan. Mengenai urutan kemunculan ruam ini akan dimulai pada dari bagian belakang telinga, sekitar kepala, hingga ke area leher, Kemudian, ruam akan menyebar ke seluruh tubuh penderita.
Penyebab Campak
Biasanya, penyakit campak menimpa pada anak-anak berusia di bawah lima tahun. Beberapa faktor risiko campak seperti, belum melakukan atau mendapatkan vaksinasi, kekurangan vitamin A, atau bepergian ke luar negeri. Tentunya, penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi dari virus yang merupakan keluarga paramyxovirus.
Campak sangat mudah menular melalui percikan air liur yang dikeluarkan oleh seseorang yang sudah terinfeksi, seperti ketika bersin maupun batuk. Sehingga, bagi siapa saja yang menghirup percikan air liur tersebut akan mudah tertular campak.
Virus satu ini juga dapat bertahan dalam beberapa jam serta dengan mudah menempel pada benda-benda di sekitarmu. Jika seseorang menyentuh benda yang telah terkontaminasi virus campak, maka memungkinkan dirinya tertular penyakit ini.
Pencegahan Campak
Penyakit campak juga sering disebut dengan rubeola atau campak merah. Kabar baiknya, saat ini telah tersedia vaksin khusus yang mampu membantu pencegahan terhadap penyakit satu ini. Selain itu, vaksin ini masuk dalam bagian dari vaksin MMR yang dapat mencegah penyakit campak, campak Jerman, hingga godongan.
Vaksin MMR merupakan sebuah vaksin gabungan untuk mencegah beberapa penyakit. Vaksin MMR akan diberikan sebanyak dua kali. Pertama, ketika buah hati berusia 15 bulan.
Kedua, akan diberikan ketika berusia 5 sampai 6 tahun sebelum memasuki masa pendidikan sekolah dasar. Program vaksinasi campak juga telah menjadi program wajib yang digalakkan oleh pemerintah khususnya di Indonesia.
Pengobatan Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus ini memang belum memiliki pengobatan khusus untuk mengatasinya. Sejauh ini, campak akan sembuh dengan sendirinya. Meski begitu, ada beberapa cara untuk meredakan gejala campak.
Berikut perawatan yang dapat kamu lakukan, yakni banyak beristirahat, menghindari sinar matahari selama indra penglihatan masih sensitif terhadap cahaya, konsumsi air putih untuk menghindari dehidrasi, serta meminum obat penurun demam dan pereda nyeri.
Itulah penjelasan mengenai gejala dan penyebab dari penyakit campak yang banyak mengintai anak-anak. Tentunya, menjaga kesehatan si kecil merupakan kewajiban bagi orang tua. Nah, bagi kamu yang tengah memiliki buah hati, tetap waspada dan selalu menjaga kesehatan si kecil ya. Salam sehat, Ladies!