1. Lifestyle
  2. Hati-Hati! 7 Kekerasan verbal yang Sering Tidak Disadari
Lifestyle

Hati-Hati! 7 Kekerasan verbal yang Sering Tidak Disadari

Hati-Hati! 7 Kekerasan verbal yang Sering Tidak Disadari

Ilustrasi kekerasan verbal. (Special)

Ladiestory.id - Kekerasan verbal merupakan “kekerasan terhadap perasaan”. Mengecilkan atau mempermainkan anak dapat berupa seperti merendahkan anak, mencela nama, membuat perbedaan negatif.  

Tujuannya adalah merusak mental korbannya sehingga si korban akan merasa tidak percaya diri, mulai mempertanyakan intelejensi, hingga merasa tidak memiliki harga diri.

Kekerasan verbal memang tidak meninggalkan bekas luka di badan. Namun, itu dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jiwa dan harga diri.

Contoh kekerasan verbal yang Sering Tidak Disadari

Ilustrasi kekerasan verbal. (Special)

 

Pelecehan verbal bisa lebih menyakitkan daripada pelecehan fisik dan memiliki konsekuensi yang menghancurkan bagi orang yang mengalaminya setiap hari. Depresi, kecemasan, fobia, serangan panik, dan kurangnya harga diri adalah beberapa di antaranya.

Bahkan beberapa contoh kekerasan verbal merupakan hal yang tidak disadari oleh banyak orang. Kira-kira apa saja ya contoh kekerasan verbal?

1. Name-calling

Contoh kekerasan verbal yang pertama adalah name-calling. Hal ini merupakan nama panggilan yang bernada hinaan atau mengata-ngatai seseorang dengan mengganti namanya menjadi sebutan yang lain. Contohnya, “kamu tidak akan mengerti ini karena kamu bodoh.”

Kekerasan verbal yang satu ini paling sering terjadi di sekitar. Baik untuk gurauan ataupun benar-benar karena marah. Bahkan menyebut nama orang dengan julukan seperti ‘Si Gembrot’, ‘Si Kerempeng’, atau ‘Si Buluk’ juga termasuk kekerasan verbal

2. Selalu mengkritik

Kritik yang membangun tentu saja positif dan sangat diperlukan untuk kemajuan orang lain. Namun, ada perbedaan antara kritikan dan mencari-cari kesalahan orang lain.

Kritikan yang disampaikan dengan tujuan menunjukkan kelemahan orang lain atau membuat orang tersebut kehilangan kepercayaan dirinya. Oleh sebab itu kritikan dengan tujuan demikian sudah termasuk contoh kekerasan verbal.

Ilustrasi kekerasan verbal. (Special)

 

3. Meremehkan

Contoh kekerasan verbal ini memang terdengar sepele.  Namun perlu waspada, sebab pelaku mungkin akan meremehkan dalam bentuk komentar sarkastik atau candaan.

Komentar-komentar seperti "duh, kamu menjelaskan seperti yang sudah paham saja, ya!" atau "kamu mau melamar ke perusahaan itu? Hmm, lebih baik menyerah saja, deh. Ha ha ha...." serta komentar atau candaan lainnya yang bernada sejenis adalah salah satu cara pelaku untuk membuat seseorang

merasa kecil dan bodoh. Untuk menghadapi kekerasan verbal seperti ini, cara terbaik dan termudah adalah dengan mengabaikannya. Ingatlah, bahwa pelaku adalah seseorang yang toxic dan tidak perlu ada dalam lingkaran pertemanan. Jika tidak memungkinkan, jagalah jarak dan minimalisir kontak dengan pelaku.

4. Manipulasi

Kekerasan verbal ini dilakukan dengan tujuan memerintah, namun tidak dengan kalimat imperatif. Misalnya, “kalau kamu memang sayang keluarga, kamu tidak akan melakukan itu.”

5. Memberi Ancaman

Mengancam orang lain adalah bentuk kekerasan verbal yang sangat kentara. Tujuannya adalah mengendalikan perilaku orang lain.

Dalam hubungan percintaan, sering terjadi bahwa salah satu pihak menuntut pasangannya melakukan sesuatu dengan ancaman putus. Contohnya, “Kalau kamu nggak mau ajak aku berlibur ke luar negeri, lebih baik kita putus aja!”

Ilustrasi kekerasan verbal. (Special)

 

6. Merasa dirinya lebih mengerti dari orang lain

Seorang pelaku kekerasan verbal mungkin akan meyakinkan korban, bahwa ia lebih mengenal korban dibanding dirinya sendiri. Karena itulah, pelaku pun kerap menilai, melabeli, dan mengatur-atur korban.

Menyebut korban 'terlalu baper', 'tukang bohong', 'tidak bisa dipercaya' adalah beberapa contohnya. Tujuan pelaku adalah agar korban percaya dan merasakan bahwa hal yang dikatakan pelaku benar.

Jika korban sudah mempercayai omongan pelaku, tentu akan semakin mudah bagi pelaku untuk mengontrol, bahkan menyuruh-nyuruh. Hal ini kerap terjadi dalam hubungan, ketika sang kekasih kerap mengatur apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.

7. Degradasi

Kata-kata kotor adalah kata-kata yang secara halus membuat kita berpikir bahwa kita tidak mampu melakukan sesuatu. Selain itu degradasi juga bisa muncul dalam bentuk ejekan atau penghinaan. Mengolok-olok cara Moms berpakaian, sesuatu yang Moms katakan, atau cita-cita yang Moms miliki adalah bagian dari ini.

Seperti contoh "Kamu tidak tahu apa-apa tentang uang karena kamu perempuan," atau "Urusanmu hanya memasak dan bersih-bersih,"

Inilah 7 contoh kekerasan verbal yang sering tidak disadari. Oleh sebab itu, sebaiknya kita juga harus berhati-hati dalam mengatakan sesuatu meskipun itu hanya sebuah gurauan.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel