Ladiestory.id - Penyanyi jebolan ajang pencarian bakat, Keisya Levronka, belakangan ini kerap menjadi perbincangan hangat publik. Hal ini karena dirinya tak dapat mencapai nada tinggi secara sempurna, saat membawakan lagu "Tak Ingin Usai" di beberapa acara. Dirinya pun sejak saat itu disebut-sebut sebagai penyanyi yang tidak bisa menyanyikan lagunya sendiri.
Melalui podcast CURHAT BANG milik Denny Sumargo, Keisya menceritakan mengapa kesalahan tersebut bisa terjadi berulang-ulang. Alasan yang disebutkan adalah karena dirinya merasa gugup tampil di hadapan khalayak ramai, setelah hampir dua tahun tidak bernyanyi. Apalagi, tiba-tiba harus membawakan single, yang di dalamnya terdapat nada tinggi.
"Karena nervous aku nggak nyanyi dua tahun. Ketika aku nyanyi, panggung pertama aku 'Indonesian Idol', syok kan. Terus aku setelah 'Indonesian Idol' sempet nyanyi ke mana-mana bentar terus abis itu Covid. Selama Covid itu aku syuting film dan series segala macem," tutur Keisya.
"Terus baru setelah Covid itu rilis 'Tak Ingin Usai' yang ramenya diluar ekspetasi aku banget dan tanggung jawab aku makin besar untuk menyanyikan lagu itu. Jadinya nervous setelah dua tahun nggak nyanyi terus sekalinya nyanyi lagunya seberat ini. Aku nggak pernah nyanyi high note sebelumnya di 'Indonesian Idol'," lanjutnya.
Penyanyi muda kelahiran 2003 ini mengaku jika sebenarnya ia mampu menyanyikan bagian nada tinggi itu dalam lagunya. Bahkan, setiap latihan sebelum tampil, ia berhasil membawakan lagu tersebut tanpa kendala.
Tidak hanya itu, di tempat les vokalnya, Keisya pun mengungkapkan jika aman-aman saja ketika menyanyikan bagian nada tinggi tersebut. Keisya menganggap keberhasilannya itu karena hanya disaksikan oleh orang dalam skala kecil.
"Itu aman karena audience-nya kecil. Nah, ketika aku ketemu orang banyak aku udah bener-bener gemeter," ucapnya.
Hal inilah yang membuat Keisya akhirnya memutuskan untuk berkonsultasi dengan psikolog. Tujuannya, untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam dirinya.
"Aku pertama kalinya ke psikolog kemaren, aku cuma ngecek kayak ini ada apa sih kenapa sama aku. Dan ternyata itu jatohnya trauma. Karena tiap nyanyi yang ketika orangnya dikit aku nggak papa, masih aman, aku masih tenang. Ketika ketemu orang banyak karena aku sering bacain asumsi-asumsi atau komen-komen mereka (netizen) jadinya kayak kebawa ke alam bawah sadar secara nggak langsung," ungkapnya.