Mira Hoeng adalah seorang pekerja seni yang memulai kariernya sebagai assistant product development manager di The Walt Disney Company South East Asia. Sebelumnya, ia mengenyam pendidikan desain mode dan tekstil di Lasalle College of the Arts Singapura dan lulus pada tahun 2010. Setelah tiga tahun berkarier di Singapura, tahun keempat Mira ditransfer ke PT Walt Disney Indonesia di Jakarta. Lalu, ia meninggalkan kariernya di corporate dan mencoba peruntungannya dengan mendirikan MIWA Pattern, sebuah brand ciptaannya yang desainnya berasal dari tangannya sendiri. Simak perjuangan Mira Hoeng tentang mendirikan MIWA Pattern dan bagaimana dirinya membagi waktu antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
Bagaimana cerita awal mula terciptanya MIWA Pattern?
Mira Hoeng mengaku bahwa dirinya mengalami kegalauan tentang kariernya saat berada di corporate. Ia pun mencari tahu bagaimana ia bisa bahagia saat mengerjakan pekerjaannya. Oleh karena itu, Mira mendirikan MIWA Pattern untuk menyalurkan kebahagiaannya. “Saat saya membuat MIWA, saya berada di titik di mana ingin menjadi lebih bahagia dalam hidup karena saya sempat galau bekerja di corporate. Jadi, inilah suatu jawaban saya untuk mencari kebahagiaan saya. Sebenarnya, kalau dilihat tagline MIWA Pattern adalah 'Happiness in Pattern'. Semua pattern yang ada di MIWA adalah hasil gambar tangan saya sendiri. Jadi saya ingin menyebarkan kebahagiaan yang saya rasakan ketika saya menggambar pada semua orang yang melihat karya saya lewat pattern-pattern saya. Jadi itu filosofi awalnya MIWA Pattern dan itu menjadi visi misi MIWA Pattern sampai saat ini,” ujar Mira Hoeng saat ditemui Ladiestory.
Apa inspirasi di balik MIWA Pattern?
Mira Hoeng mengaku bahwa inspirasi yang didapatkan olehnya untuk desain MIWA Pattern adalah dari perjalanan spiritualnya. “Inspirasi semua pattern MIWA Pattern merupakan dari perjalanan spiritual saya. Kebetulan secara keyakinan, saya beragama Buddha dan saya banyak mempelajari agama lain seperti Kristen, Katolik, bahkan juga Islam dan Hindu. Jadi semua kebaikan yang ada di setiap agama dan di setiap kehidupan kita, itulah inspirasi utama semua motif MIWA Pattern. Dan semua pembeli MIWA Pattern sudah tahu, semua produk yang dihasilkan itu kalau dibeli mendapatkan postcard penjelasan tentang inspirasi dari motif tersebut. Dan semua motif ini tidak ada yang disketsa awalnya. Jadi, ini benar-benar keluar dari hati, dan sebelum menggambar biasanya saya berdoa dulu kepada universe, kepada keyakinanku. Berharap semoga karya yang akan aku hasilkan ini akan menjadi sumber kebahagiaan untuk orang yang melihatnya di mana pun berada,” jelas Mira Hoeng.
Tantangan apa yang dihadapi Mira Hoeng saat mencari inspirasi?
Mira Hoeng menceritakan bahwa dirinya tidak pernah kehilangan ide karena dirinya mengerjakan itu semua dengan hati. “Terus terang karena itu semua saya kerjakan dengan hati, saya tidak pernah kehilangan ide dan saya tidak pernah bisa menggambar hal yang sama dua kali. Satu, saya membuatnya dengan tidak disketsa. Dua, warna yang saya pilih juga tidak direncanakan. Jadi, semua itu mengalir dari hati. I think if we are connected with ourself, we always think ourself, kita nggak akan kehilangan jati diri dan aku nggak akan kehilangan ide atau kehabisan inspirasi. Because inspiration can be anywhere, really. Mira juga menceritakan bagaimana mengatasi kesulitan yang dia alami saat membuat MIWA Pattern ini, “Cara mengatasi kesulitan tersebut adalah dengan lebih melihat ke dalam diri kita sendiri itu bagaimana. Biasanya jawab itu sudah ada dalam diri kita sendiri.”
Apa saja suka duka yang dialami Mira Hoeng saat mendirikan MIWA Pattern?
Karena menjalani MIWA Pattern atas kemauan dirinya sendiri, Mira mengaku bahwa lebih banyak sukanya daripada duka saat menjalankan bisnis ini. “Sebenarnya banyakan sukanya daripada dukanya. Dukanya bisa dikatakan seperti pernah tidak dibayar saat mengerjakan pattern tersebut dan banyak orang yang nggak percaya tentang MIWA Pattern ini karena brand baru. Tapi saya merasa lebih banyak sukanya, terutama akhir-akhir ini. Setelah MIWA Pattern telah 3 tahun berdiri, banyak banget brand-brand besar yang dulunya hanya mimpi buat saya, sekarang mereka yang mengajak kerja sama dan benar-benar ingin mensponsori MIWA Pattern dari awal sampai akhir. Jadi, I am really grateful with all love and support from family, friends, dan dari semua followers aku dan MIWA Pattern di Instagram. Dari merekalah sebenarnya saya menjadi memiliki banyak kesempatan dan dapat berkolaborasi dengan brand-brand besar."
Bagaimana cara Mira Hoeng membagi waktu antara pekerjaan dengan kehidupan pribadinya?
Mira juga menjelaskan bahwa dirinya telah berkembang banyak dari awal dirinya mendirikan MIWA Pattern hingga detik ini. “Sebenarnya kalau ada yang melihat MIWA Pattern dari awal berdiri sampai sekarang, pasti mereka tahu saya sudah lebih berkembang dibandingkan 3 tahun yang lalu, ketika saya pertama kali membuat MIWA Pattern. Itu terlihat sekali dari pattern-pattern yang saya hasilkan. Karena ini semua pekerjaan hati, jadi ketika hati kita menjadi lebih dewasa, itu sebenarnya memengaruhi hasil karya yang diciptakan. Jadi, kalau ditanya bagaimana cara membagi waktu, I just need improve myself better and better. Aku juga percaya bahwa kita harus belajar dari mana pun. Jadi nggak ada kata berhenti untuk belajar bahkan jika sudah menjadi seorang CEO sekalipun.”
Jika ada platform khusus untuk wanita di mana mereka bisa membaca berita, menulis artikel/blog, berdiskusi di forum dan berbelanja, apakah Anda akan tertarik menggunakannya?
“Saya akan sangat tertarik karena memang akhir-akhir ini sejak saya punya MIWA Pattern, terutama dua tahun terakhir, saya banyak banget terlibat dalam pemberdayaan wanita di seluruh Indonesi, tidak hanya di daerah tapi juga ada beberapa di dalam penjara atau lembaga pemasyarakatan. Jadi memang salah satu concern saya dan MIWA Pattern adalah wanita. Kalau ada platform khusus wanita, yang dapat memenuhi kebutuhan wanita, mengedukasi wanita, aku pasti akan menggunakannya,” jelas Mira Hoeng.
Coba gambarkan Ladiestory dalam 3 kata...
“Educative, Modern, and Hope. Kenapa aku sebut 'hope' di akhir? Karena ini bisa menjadi sumber harapan bagi wanita untuk lebih mengekspresikan dirinya, membuat wanita jadi lebih baik, dan semoga masa depannya juga jadi lebih cerah,” tutup Mira Hoeng.
Sumber foto utama: Dokumentasi Ladiestory.id