1. Lifestyle
  2. Kartini Modern: Azalea Ayuningtyas bersama Du Anyam Bawa Anyaman Karya Perempuan Indonesia Timur Mendunia
Lifestyle

Kartini Modern: Azalea Ayuningtyas bersama Du Anyam Bawa Anyaman Karya Perempuan Indonesia Timur Mendunia

Kartini Modern: Azalea Ayuningtyas bersama Du Anyam Bawa Anyaman Karya Perempuan Indonesia Timur Mendunia

Mengetahui isu mengenai kesehatan dan gizi yang masih mengancam ibu dan anak di desa terpencil di Flores, Nusa Tenggara Timur, membuat Azalea Ayuningtyas bersama dua sahabatnya, Hanna Keraf dan Melia Winata, memutuskan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para perempuan di Indonesia Timur melalui bidang ekonomi. Bergandengan tangan dengan kedua sahabatnya itu, Ayu (panggilan akrab Azalea) mendirikan Du Anyam, untuk memberikan kesempatan kepada para ibu di Flores untuk membuat anyaman dengan berbagai model yang bisa dipasarkan hingga ke Amerika, Denmark, dan Belgia.

Berbagai penghargaan juga telah diterima Du Anyam selama berdiri. Tak cuma itu, kini Du Anyam juga sudah berhasil mengajak lebih dari 1000 penganyam di 50 desa, di 3 kabupaten di Indonesia Timur, untuk bekerja sama. Bahkan, Du Anyam juga sudah bekerja sama dengan lebih dari 200 perusahaan dan hotel, serta memasok 3500 konsumen di seluruh dunia. Keren banget ya, Ladies! Untuk tahu lebih banyak tentang Ayu dan Du Anyam, kita simak kisahnya, yuk!

Latar Belakang Berdirinya Du Anyam

Ketika bercerita kepada Ladiestory, ia menjelaskan berdirinya Du Anyam yang diawali dengan keresahan yang dirasakan olehnya bersama kedua sahabatnya, Hanna dan Melia, ketika mereka berkunjung ke Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kala itu, ia melihat adanya permasalahan kesehatan yang sangat kurang diperhatikan di sana. Permasalahan kesehatan itu juga meliputi buruknya gizi ibu dan anak di desa terpencil di Flores. Dari kegundahan itulah Ayu dan kedua sahabatnya berupaya mencari solusi agar para ibu di sana bisa merdeka dan mandiri, sehingga bisa turut memerhatikan kesehatan dan gizi keluarganya. “Dari situ kita ingin mencari solusi yang lebih sustainable, di mana kita nggak hanya memberikan bantuan aja, tapi di sini kita memberikan kesempatan supaya ibu-ibu yang ada di sana bisa mengangkat dirinya sendiri,” jelas Ayu.

Bersama kedua sahabat karibnya sejak SMA, Ayu ingin memberikan kesempatan kepada para perempuan di Flores untuk mengayam, sebagaimana kegiatan tersebut merupakan tradisi turun-menurun di pulau itu. Ayu ingin memberdayakan kemampuan para perempuan di sana dan menjadikannya sebagai aktivitas ekonomi yang bisa turut membantu meningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga, para perempuan di Indonesia Timur itu bisa menanggulangi jeratan masalah keuangan dan kesehatan yang selama ini mereka alami. Sejak itulah Ayu, Hanna, dan Melia mulai serius memikirkan solusi ini hingga ketiganya mendirikan Du Anyam pada November 2014.

Du Anyam Terinspirasi dari Para Ibu Penganyam di NTT

Ayu melihat adanya perjuangan tak kenal lelah yang dilakukan ibu-ibu penganyam di NTT, yang meski sedang kondisi sulit, tapi masih punya harapan untuk masa depan yang lebih baik. Mencontoh semangat para ibu penganyam di NTT itulah Ayu bersama kedua sahabatnya selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik, serta membagikan dampak positif bagi masyarakat. Mereka pun tak ragu untuk keluar dari comfort zone dan berbagi manfaat untuk sesama.

Tiga Misi Sosial Penting Du Anyam

Dara lulusan Harvard University of Public Health ini menjelaskan tentang tiga misi sosial yang menjadi poin utama Du Anyam, yaitu pemberdayaan perempuan, promosi budaya, dan peningkatan kesejahteraan kesehatan.

Selain itu, harapan lain Ayu, Hanna, dan Melia adalah ingin berkolaborasi dengan lebih banyak perempuan pengrajin di seluruh Indonesia, agar terciptanya dampak yang lebih besar lagi demi mewujudkan tiga misi sosial Du Anyam itu.

Saat ini, Du Anyam sudah berhasil bekerja sama dengan lebih dari 1000 ibu penganyam di NTT dan Papua. “Untuk saat ini, kita memang sudah bekerja dengan sekitar lebih dari 1000 ibu-ibu penganyam di NTT dan Papua. Harapan kita kedepannya, kita ingin bisa punya dampak yang lebih besar lagi lewat bisnis yang lebih besar lagi,” ungkap Ayu.

Du Anyam Mendapatkan Banyak Penghargaan di Indonesia dan Internasional

Tak hanya mendapat penghargaan di Indonesia, nyatanya nama Du Anyam sudah mendunia. Ayu menjelaskan, bahwa Du Anyam telah meraih beberapa penghargaan desain di Indonesia dan di luar negeri. Misalnya saja, penghargaan dari Good Design Indonesia, Inacraft Awards 2018 kategori Natural Fibre, dan The Best Social Enterprise Bidang Industri dari CECT Sustainability, juga World Craft Council Award.

Bukan cuma itu saja, bisnis yang didirikan oleh Ayu bersama dua sahabatnya itu juga telah berhasil bekerja sama dengan lebih dari 200 perusahaan dan hotel, serta memasok 3500 konsumen di seluruh dunia. Kerajinan tangan berbentuk anyaman yang dibuat langsung oleh para perempuan di Indonesia Timur itu bahkan telah dipasarkan oleh Du Anyam hingga ke Amerika, Denmark, dan Belgia.

Mengenai kerja sama yang sangat baik dengan ibu-ibu penganyam di Indonesia Timur, Ayu pun bercerita, “Untuk saat ini kita sudah bekerja sama dengan lebih dari 1000 penganyam di 50 desa di 3 kabupaten di Indonesia, yaitu di Paris Timor, Lembata, dan di Nabire Papua." Ada satu lagi pencapaian yang telah diraih Du Anyam, yaitu terpilih sebagai official merchandiser untuk Asian Games 2018. Wow!

Ini Tantangan Terbesar yang Dirasakan Ayu 

Sebab anyaman merupakan produk kerajinan tangan yang dibuat langsung oleh para ibu dan bukan merupakan buatan mesin, maka yang menjadi kesulitan terbesar bagi Ayu adalah mewujudkan terjadinya kecocokan atau keseimbangan antara keinginan pasar dan kemampuan ibu-ibu pengayam untuk membuat berbagai model anyaman. Ia pun kerap memutar otak dan mencari ide dalam hal desain, meriset dan memprediksi keinginan pasar, serta membimbing para ibu penganyam untuk merancang produk baru yang diperkirakannya akan menjadi tren di satu semester ke depan. “Nah, itu mengakali dalam hal desain, mengakali hal bagaimana kita memprediksi pasar sehingga kita perlu menyetok dulu produknya, mengajari ibu-ibu produk baru yang kita perkirakan akan menjadi trend di 6 bulan ke depan,” tuturnya.

Ini Cara Ayu Membagi Waktu antara Karier dan Kehidupan Pribadi

Bekerja sama dengan orang-orang terdekat, terlebih ketika mulai dari membangun bisnis dan membesarkannya secara bersama-sama adalah hal yang kerap disenangi banyak orang, termasuk Ayu. Perempuan yang rela meninggalkan pekerjaannya di Boston, Amerika, demi berupaya meningkatkan kesejahteraan kesehatan perempuan di Timur Indonesia ini, merasa bahwa apa yang dijalaninya selama ini begitu menyenangkan baginya. Apalagi, menjalankan bisnis ini bersama kedua sahabat karibnya dari SMA.

Sebenarnya yang paling menyenangkan karena bisnisnya itu sama temen-temen saya sendiri, teman-teman SMA yah, dengan Hanna dan Melia,” jawabnya. Sehingga Ayu tidak merasakan kesulitan ketika membagi waktu antara urusan bisnis dan pribadinya sendiri.

Ini Cara Ayu untuk Mendapatkan Informasi Terbaru

Ketika ditanya tentang adakah ketertarikannya dalam menggunakan platform khusus wanita untuk mencari informasi, Ayu bercerita bahwa ia sangat tertarik menggunakannya agar bisa tetap update akan informasi yang dibutuhkannya. “Kita bisa melihat berbagai macam informasi di satu tempat aja. 'Kan waktunya nggak banyak ya, terbatas gitu. Jadi sekalinya ada waktu luang bisa semuanya ada di situ,” katanya.

Pendapat Ayu tentang Ladiestory.id 

Ayu menggambarkan Ladiestory.id merupakan platform khusus wanita, di mana wanita bisa membaca berita, menulis artikel atau blog, berdiskusi di forum dan berbelanja. Dia menggambarkan Ladiestory.id dengan 3 kata singkat, yaitu perempuan, lengkap, dan ter-update.

Sumber foto utama: Dokumentasi Ladiestory.id

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel