Ladiestory.id - Bila Kamu berminat menjadi konsultan di sebuah agensi, maka Kamu perlu memiliki beberapa karakter, yakni youthful, dynamic, easy going dan confident. Youthful artinya Kamu selalu update tentang tren yang sedang happening. Selain itu, Kamu juga perlu menjadi dynamic, yakni mampu merespon dan mau menerima tantangan.
Meski demikian, konsultan yang sukses juga perlu menjadi easy going, agar dapat membangun komunikasi yang baik dan bisa bergaul dengan siapapun. Terakhir, confident, yang artinya Kamu perlu menjadi percaya diri, agar klien yang Kamu tangani bisa merasa nyaman dan secured.
Dengan memiliki beberapa karakter tersebut, maka akan lebih mudah dalam membangun kepercayaan klien. Hal ini pun dapat membangun engagement yang baik dengan mitra penting klien. Sehingga, mereka mampu melakukan navigasi yang optimal dalam upaya menghadirkan solusi terbaik bagi klien, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai hasil yang melampaui ekspektasi.
Contohnya adalah Catherine Natasya, copywriter di Fortuna Agency. Saat menyampaikan pendapat, Catherine senantiasa memancarkan kepercayaan diri.
Begitu pula saat dirinya menyampaikan presentasi. Catherine dapat memukau audiens dengan gayanya yang meyakinkan dan cara bertutur yang memukau.
Sedangkan, karakter youthful serta easy-going terpancar dalam penampilan sehari-hari Nia Euodia, art director di Fortuna Agency. Untuk melepas penat sekaligus mendapatkan ide, Nia sering kali meramaikan suasana kantor dengan aksi yang kreatif. Namun, saat menjelang deadline, Nia akan menerjemahkan ide yang telah disepakati menjadi artwork terbaik untuk klien.
Untuk memiliki karakter sebagai konsultan yang sukses, Kamu perlu dukungan nuansa dan atmosfer yang tepat di kantor. Atmosfer ini tidak hanya didukung oleh interior saja, namun sering kali tercipta oleh orang-orang yang ada di dalamnya. Sebab, cara orang-orang berinteraksi dengan satu sama lain, memberikan kontribusi terhadap nuansa kantor yang menyenangkan.
Inilah alasan mengapa penting untuk memiliki budaya terbuka dan inklusif di kantor. Budaya di mana semua orang dapat mengatakan apapun yang mereka pikirkan secara bebas, tanpa terbentur hirarki atau sejenisnya. Kondisi inilah yang membuat siapapun bisa menjadi versi terbaik mereka, baik secara individu ataupun profesional.