1. Health
  2. Kamu Sedang Stres? Coba Cium Aroma Pakaian Pasangan 
Health

Kamu Sedang Stres? Coba Cium Aroma Pakaian Pasangan 

Kamu Sedang Stres? Coba Cium Aroma Pakaian Pasangan 

Pandemi virus Covid-19 telah membawa pengaruh besar bagi kesehatan mental. Pandemi telah membuat banyak orang di berbagai belahan dunia mengalami kecemasan dan stres berkepanjangan, bahkan hingga saat ini. Selain khawatir akan terinfeksi virus corona, banyak orang cemas dengan kondisi keuangan dan pekerjaan mereka. 

Sebagian besar diantaranya harus kehilangan pekerjaan dan menurunnya pendapatan. Tentu saja kondisi ini makin menambah kecemasan serta stres yang dialami. Berbagai cara dilakukan untuk bisa keluar atau mengurangi kondisi tidak mengenakan tersebut. 

Rasa stres dapat disebabkan berbagai hal. Namun tak perlu khawatir, ada beragam cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengatasinya. Hasil penelitian terbaru mengungkapkan aroma pakaian pasangan dapat mengurangi stres serta memberikan rasa rileks. 

Penelitian itu dilakukan para peneliti dari University of British Columbia (UBC). Para Penelitian menemukan mencium aroma atau bau pakaian pasangan, baik pacar maupun suami, berhubungan dengan menurunnya kadar kortisol, yakni hormon stres, pada wanita. 

Selain itu, penelitian yang dimuat dalam Journal of Personality and Social Psychology itu juga mengungkapkan aroma pakaian pasangan dapat membantu mereka menjadi rileks serta mengurangi rasa kesepian dan kecemasan meski pasangan berada jauh. 

"Temuan kami menunjukkan aroma pasangan saja, bahkan tanpa kehadiran fisik mereka, bisa menjadi alat yang ampuh membantu mengurangi stres," kata penulis utama studi, Marlise Hofer, yang juga mahasiswa pascasarjana di Departemen Psikologi UBC, dilansir dari Livescience

Hasil ini ditemukan setelah para peneliti melakukan eksperimen terhadap 96 pasangan lawan jenis dan meminta sang pria memakai kaus bersih selama 24 jam. Kaus yang dikenakan para pria tersebut tidak dipakaikan produk aroma tubuh dan bau apapun seperti parfum, deodoran, serta asap rokok. 

Selain itu, mereka juga diminta tidak mengonsumsi makanan tertentu yang dapat mempengaruhi aroma alami tubuh. Setelah dipakai selama sehari, kaus itu dibekukan untuk mempertahankan aromanya.

Para wanita kemudian diminta mencium kaus tersebut secara acak. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama, mereka yang mencium aroma pakaian pasangannya. Kedua, mencium aroma pakaian orang lain. Terakhir, mencium pakaian yang masih bersih. 

Setelah itu, mereka diminta mengerjakan soal wawancara kerja tiruan dan tes matematika guna memunculkan dan meningkatkan kadar stres. Untuk mengukur stres, para peneliti mengajukan pertanyaan kepada para wanita tentang seberapa besar stres yang dirasakan serta mengumpulkan sampel air liur demi mengukur kadar kortisol. 

Para peneliti mengatakan memilih pria untuk memberikan sample pakaian lantaran cenderung menghasilkan aroma lebih banyak daripada wanita. Begitu pun wanita dipilih untuk mencium sample pakaian karena dianggap memiliki indra penciuman yang lebih baik. 

Walhasil, wanita yang mencium aroma pakaian pasangannya memiliki kadar kortisol lebih rendah. Stres yang dialami berkurang, baik sebelum dan sesudah wawancara maupun saat tes matematika. Hal ini tak lain karena rasa nyaman dan cinta kepada pasangan sehingga hanya mencium aroma pakaian pasangan dapat meredakan stres. 

Sebaliknya, mencium aroma pakaian orang asing membuat kadar hormon kortisol menjadi lebih tinggi selama tes berlangsung dibanding mencium kaus yang tidak dikenakan siapapun. 

Hal ini disinyalir karena manusia memiliki ketakutan kepada orang asing, terutama pria aneh. Jadi, ada kemungkinan aroma pria asing tersebut dapat memicu stres dengan meningkatnya hormon kortisol. 

Para penelitian berharap penemuan ini dapat membantu wanita dan lainnya mengatasi stres, terlebih ketika harus terpisah dari pasangan untuk urusan pekerjaan. Kamu cukup membawa pakaian yang sudah dikenakan pasangan dan mencium aromanya. 

 

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel