Ladiestory.id - Berdasarkan data terakhir dari Global Burden of Cancer Study (Globocan), pada tahun 2020 Indonesia mencatat 14.896 kasus baru kanker ovarium.
Hal tersebut membuat kanker ovarium menempati urutan lima teratas dari kanker yang khusus terjadi pada perempuan.
Webinar yang bertajuk “Kampanye 10 Jari: Bersama Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium” ini, dihadiri oleh komunitas pasien dan masyarakat umum secara online.
Shahnaz Haque sebagai survivor kanker ovarium menggambarkan perjalanannya dan berbicara tentang motivasinya untuk menjadi Duta Peduli Kanker Ovarium khususnya pada Kampanye 10 Jari ini.
“Sebagai penyintas kanker ovarium, saya menekankan pentingnya mengidentifikasi gejala awal kanker. Maka dari itu, saya sangat bersemangat dalam membagikan pengalaman saya pada masyarakat. Fokus saya saat ini ingin memperkenalkan enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium, dan menginformasikan berbagai langkah-langkah yang tepat untuk dilakukan pasien yang terdiagnosis. Selain itu, saya juga mengimbau agar keluarga maupun masyarakat turut memberikan dukungan pada pasien secara berkelanjutan untuk melawan kanker ovarium dan bergabung dengan komunitas untuk menemukan pengobatan yang tepat,” kata Shahnaz.
Apa itu Kampanye 10 Jari?
Angka “10” yang tercantum dalam “Kampanye 10 Jari” merupakan salah satu cara untuk mengedukasi masyarakat tentang enam faktor risiko dan empat tanda kanker ovarium.
Yang termasuk ke dalam enam faktor risiko tersebut adalah: (1) memiliki riwayat kista endometrium; (2) memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan/atau kanker payudara; (3) mutasi genetik (misalnya BRCA); (4) paritas rendah; (5) gaya hidup yang buruk; (6) dan pertambahan usia.
Sedangkan empat tanda kanker ovarium adalah: (1) kembung; (2) nafsu makan berkurang; (3) sering buang air kecil; (4) dan nyeri panggul atau perut.
Setelah pasien didiagnosis menderita kanker ovarium, sangat penting bagi mereka untuk berkonsultasi dengan ahli medis dan menjalani terapi yang tepat.
Pembedahan dan kemoterapi saat ini merupakan pengobatan umum untuk kanker ovarium.
Pada kanker ovarium stadium awal, di mana penyakit masih terbatas pada ovarium, terapi-terapi tersebut memiliki peluang keberhasilan yang tinggi.
“Kampanye 10 Jari” juga menganjurkan pentingnya kelompok pasien sebagai support system bagi para penyintas.
Sebagai bagian dari perannya sebagai duta kampanye, Shahnaz Haque juga mengajak perempuan yang didiagnosis menderita kanker ovarium untuk menjangkau kelompok atau komunitas pasien, seperti CISC, yang juga merupakan penggagas utama “Kampanye 10 Jari”.
Sejak diluncurkan pada Mei 2021, Kampanye 10 Jari telah melakukan berbagai kegiatan edukasi kanker ovarium dan mencapai lebih dari 20.000 masyarakat Indonesia melalui sesi edukasi awam secara online dengan praktisi kesehatan dan kelompok pasien di media sosial.
Kampanye 10 Jari bertujuan untuk membantu perempuan melakukan deteksi dini dan memberdayakan penyintas kanker ovarium untuk menghadapi penyakit tersebut dengan pengobatan yang tepat.