Ladiestory.id - Kondisi belajar di rumah akan tetap berlangsung sampai waktu yang tidak dapat diprediksi. Sepanjang periode ini bisa saja terjadi konflik yang bisa menguras emosi dan energi mental. Proses belajar di rumah tidak selalu berjalan lancar. Kondisi tak terduga bisa muncul tanpa permisi dulu.
Tips Menjaga Kesehatan Mental saat Dampingi Belajar di Rumah
Yuk simak 5 tips berikut ini agar kesehatan mental kita bisa tetap terjaga selama mendampingi anak belajar di rumah!
1. Set Ekspektasi yang Masuk Akal
Ada kalanya anak mengeluh, koneksi internet terputus-putus, aplikasi baru sulit dipahami, kumpul tugas tidak sesuai waktu. Itu semua adalah hal yang wajar.
Kondisi pandemi sudah menghadirkan beragam emosi negatif, seperti takut, khawatir, cemas. Ditambah lagi dengan anak bosan di rumah dan kangen dengan teman-teman dan guru.
Jangan tambah lagi beban anak dengan banyak tuntutan. Usahakan bawa atmosfer menyenangkan di rumah. Mudah atau sulit pelajarannya, berhasil atau gagal, yang penting sudah usaha, tetap jalankan dengan fun.
Inilah saatnya bagi orang tua belajar menerima jika hasil tidak sempurna. Dengan mengatur ekspektasi di awal dan menyiapkan hati untuk kemunculan berbagai kejutan, sehingga bisa lebih tenang dalam menjalankannya.
2. Ajak Semua Pihak Bekerja Sama
Mendampingi anak belajar merupakan tugas orang tua, baik bapak, ibu, atau pun kakak. Selain itu, perhatikan pula apakah ada pekerjaan rumah yang bisa ia bantu. Hal ini dapat melatih kemandirian dan tanggungjawab pada anak.
Diskusikan tentang pendampinagn belajar anak ini di awal, dan jangan ragu untuk meminta bantuan pada anggota keluarga lainnya. Selain itu, perhatikan sejauh mana pendampingan yang perlu dilakukan kepada anak. Semakin dewasa usia anak, tentu pendampingan yang dibutuhkan semakin minim.
Jika anak sudah cukup dewasa, maka anak juga bisa diajak untuk membuat kesepakatan bersama. Kesepakatan tersebut dapat berupa al apa yang perlu dilakukan, serta apa konsekuensi jika anak tidak menjalankannya.
Begitu pun komunikasi dengan pihak sekolah. Jangan ragu bertanya jika ada hal yang kurang jelas. Coba beri masukan jika ada hal yang dirasa bisa dikembangkan oleh pihak sekolah untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
3. Komunikasi secara Tegas tanpa Melukai Harga Diri Anak
Ungkapkan apa yang orang tua atau pendamping belajar rasakan dengan asertif dan tidak melukai harga diri anak. Rumusnya adalah gunakan i-message. Awali dengan ‘I’ atau ‘saya’. Sampaikan apa yang Anda rasakan serta pikirkan.
Hal ini bisa melatih dan mengembangkan rasa empati pada anak, lo. Melalui i-message, anak paham apa yang dirasakan oleh orang tua. Hal apa yang bisa memicu munculnya emosi tertentu pada orang tua, serta hal yang menjadi nilai penting dalam keluarga.
4. Biasakan Bersyukur
Tulis hal-hal apa yang bisa disyukuri selama di rumah, misalnya jadi punya lebih banyak waktu dengan anak, pun jika masih sibuk artinya masih ada pekerjaan yang bisa dilakukan.
Ajari juga kebisaaan ini pada anak. Misalnya pada saat teduh atau momen doa berrsama, ajak anak untuk mengungkapkan hal apa yang bisa mereka syukuri atau hal menyenangkan yang terjadi.
5. Curhat Dapat Meringankan sampai dengan 50 Persen Beban yang Dirasakan
Curhat dapat meringankan beban jika dilakukan kepada pihak yang tepat. Curhat kepada orang yang salah, justru dapat menambah beban psikologis dan emosional, bahkan menambah masalah baru.
Sebaiknya pilih orang yang cukup netral, bijaksana dan bisa mendengarkan dengan objektif. Jika memungkinkan, cari bantuan profesional seperti konselor atau psikolog. Saat ini, bukan hanya orang dengan masalah kejiwaan berat saja yang perlu ke konselor atau psikolog. Semua orang pasti memiliki masalah atau tantangan.
Lima tips di atas dapat diterapkan untuk Anda yang mendampingi anak belajar secara online. Dengan menerapkan tips tersebut, kesehatan mental Anda bisa tetap terjaga.
Erika Kamaria Yamin dapat dihubungi melalui:
Instagram: @erikakamaria @ideplus.id @tabytime.id
Email: [email protected]
website: www.ideplus.co.id