Ladiestory.id - Dengan laju penuaan yang lebih cepat, salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh semua negara adalah memastikan kesiapan sistem kesehatan dan sosial. Penuaan merupakan dampak dari kerusakan molekul dan sel tubuh dari waktu ke waktu, yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit dan kematian.
Salah satu penyakit yang menyerang di usia lanjut adalah kanker darah. Darah menyumbang sekitar 8 persen dari berat badan normal kita dan berfungsi untuk memasok oksigen, nutrisi, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh. Darah terdiri dari campuran plasma dan sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan trombosit).
Johnson & Johnson telah berdedikasi melanjutkan komitmennya dalam menumbuhkan kesadaran akan bahaya kanker darah untuk usia lanjut dan dalam rangka memperingati hari kanker darah sedunia, yang jatuh pada 28 Mei 2022, serta hari lanjut usia nasional yang jatuh pada 29 Mei 2022.
Johnson & Johnson Indonesia mengadakan webinar bagi para media bertemakan “Sayangi Lansia Kita dengan Deteksi Dini Kanker Darah”. Acara ini merupakan kelanjutan dari kampanye serupa yang dilakukan sejak 2021.
Country Leader of Communication and Public Affairs dari PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne dalam sambutannya mengatakan, Johnson & Johnson terus berkomitmen untuk mengatasi krisis kesehatan masyarakat dan berupaya untuk mengubah kanker dari penyakit mematikan menjadi penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan.
Sumber daya, jaringan dan dukungan dari akademisi, pemerintah, dan organisasi kesehatan lainnya turut membantu untuk mengatasi tantangan yang ada. Johnson & Johnson terus mengembangkan solusi baru dan inovatif melalui obat-obatan dan perangkat medis.
Mengenal lebih jauh mengenai Kanker, Nadia Ayu Mulansari dalam pemaparannya menjelaskan bahwa penyakit kanker darah dapat digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu Limfoma, Leukemia dan Mieloma Multipel, dengan penyebab yang hingga kini belum dapat diketahui dengan pasti.
“Penyebab pasti penyakit kanker darah sampai saat ini masih belum diketahui, tetapi bersifat multifaktorial. Salah satu mekanisme yang diduga terkait adalah penurunan imunitas adaptif yang berhubungan dengan penambahan usia sehingga risiko mengalami kanker darah akan meningkat pada usia lanjut," kata Nadia Ayu Mulansari.
"Beberapa gejala yang dianggap sebagai gejala alarm antara lain demam yang berulang dan penurunan berat badan yang sulit dijelaskan. Diagnosis pasti penyakit kanker darah akan ditegakkan oleh dokter ahli hematologi dan onkologi medis,” sambungnya.
Menyusul pernyataan ini, Rospita Dian selaku Head of Medical Affairs dari PT Johnson & Johnson Indonesia lebih lanjut mengatakan, kesadaran akan penyakit kanker darah pada umumnya belum setinggi pada penyakit kanker organ padat.
Terutama, bagi kanker darah yang sering menyerang lansia sering kali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang spesifik sehingga berpotensi terjadi keterlambatan diagnosis. Dengan demikian, deteksi dini sangat penting untuk mendapatkan pengobatan serta pemantauan berkala untuk mengoptimalkan keberhasilan terapi.