Ladiestory.id - Saat ini, kaum milenial dan gen Z sudah mulai tertarik untuk merambah berbagai jenis investasi demi mencapai tujuan finansial di masa depan. Pilihan investasi atau instrumen yang ada juga sudah beragam dan mudah diakses.
Jenis Investasi yang Cocok Untuk Milenial
Instrumen investasi dapat berupa deposito, obligasi, reksa dana, saham, emas dan lain sebagainya. Setiap instrumen investasi tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Lantas investasi seperti apa yang cocok untuk generasi milenial dan gen Z?
1. Reksa Dana Cocok untuk yang Masih Sibuk Bekerja
Bagi yang masih sibuk bekerja, reksa dana menjadi instrumen investasi yang tepat. Hal ini dikarenakan aset atau modal ditanam ke beberapa instrumen, seperti pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.
Selain itu, alasan mengapa reksa dana cocok bagi milenial yang sibuk bekerja adalah karena adanya Manajer Investasi (MI) yang mengelola alokasi investasi, sehingga tidak perlu terus-menerus memantau perkembangan aset.
Risiko reksa dana juga cenderung lebih kecil, tapi menawarkan imbal hasil cukup tinggi. Produk reksa dana memiliki berbagai jenis yang dapat disesuaikan dengan tingkat risiko dan imbal hasil. Semakin tinggi imbal hasilnya, semakin tinggi pula risiko yang harus diambil.
Reksa dana juga memiliki kelebihan di mana dana yang di investasikan dapat dicairkan dengan cepat. Modal yang diperlukan juga tidak begitu besar. Investasi dengan reksa dana bisa dimulai dengan uang sebesar sepuluh ribu saja.
2. Investasi Emas untuk Melindungi Nilai Asset
Tak bisa dimungkiri jika harga emas cenderung mengalami kenaikan di tiap tahunnya. Oleh sebab itu, investasi emas dapat mempertahankan nilai uang.
Banyak orang menganggap emas sebagai investasi yang menjanjikan untuk jangka menengah dan jangka panjang. Terlebih, investasi emas tergolong sangat cair sebab dapat dijual kapan saja. Investasi dalam bentuk logam mulia dan emas batangan cenderung lebih menguntungkan dibandingkan investasi emas perhiasan.
3. Investasi Leher ke Atas
Investasi tidak hanya soal harta atau materi, tapi juga bisa dalam bentuk ilmu pengetahuan, yang dinamakan investasi leher ke atas. Investasi leher ke atas merupakan istilah untuk menyatakan investasi di organ tubuh yaitu otak.
Investasi ini sebenarnya sudah dimulai sejak kecil, saat mulai mengenyam pendidikan. Selain itu, investasi leher ke atas sangat penting untuk menanamkan ilmu atau informasi dan pengetahuan secara tersktruktur agar meningkatkan penalaran terhadap berbagai hal.
Jenis investasi leher ke atas pun terdiri dari berbagai jenis, seperti investasi keterampilan, spiritual, hingga sosial.
4. Deposito atau Pasar Uang untuk Dana Darurat
Sebelum memulai terjun untuk investasi, kaum milenial disarankan untuk menyisihkan dana darurat terlebih dahulu. Dana ini merupakan uang cadangan yang bisa digunakan dalam keadaan mendesak. Jumlah dana darurat yang ideal adalah 3-12 kali gaji, tergantung dengan status perkawinan.
Karena sifatnya yang dapat digunakan dalam keadaan mendesak, tentunya dana darurat harus diinvestasikan di rekening yang mudah liquid atau mudah dicairkan. Sebaiknya, dana darurat diletakkan di deposito atau reksa dana pasar uang agar mudah dicairkan saat dibutuhkan sewaktu-waktu. Selain itu, deposito dan reksa dana pasar uang tergolong investasi yang minim risiko.
5. Surat Utang Negara atau Obligasi Ritel
Surat utang negara atau obligasi ritel merupakan instrumen Surat Berharga Negara (SBN) yang ditawarkan kepada individu atau perseorangan warga negara Indonesia melalui mitra distribusi di pasar perdana.
Instrumen investasi ini diterbitkan oleh pemerintah, sehingga pembayaran imbal hasil dan pokok investasi dijamin oleh undang-undang. Investasi jenis ini juga dapat mendapat imbal balik di atas bunga deposito bank, yakni sekitar 6 persen per tahun. Meskipun demikian, perlu diingat pula bahwa investasi ini juga memungkinkan adanya kerugian.
6. Saham untuk Investasi Jangka Panjang
Investasi saham menjadi jenis investasi yang menawarkan keuntungan paling tinggi. Namun, investasi jenis ini memiliki risiko yang paling tinggi sebab harga saham sangat fluktuatif. Oleh sebab itu, investasi saham sebaiknya direncanakan untuk jangka panjang, sekitar lebih dari 5 tahun.
Investasi saham sendiri berarti tindakan menempatkan sejumlah dana untuk membeli kepemilikan sebuah perusahaan dalam porsi tertentu. Jika berinvestasi saham, ada dua keuntungan yang dapat diperoleh, yakni selisih harga jual dan beli serta dividen atau pembagian keuntungan bila perusahaan mendapat untung.
Keenam jenis investasi di atas dapat dipilih oleh milenial sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. Ada baiknya pula agar aset yang dimiliki disebar ke dalam berbagai instrumen investasi (diversifikasi), sehingga jika mengalami kerugian tidak semua aset jatuh.
Debby Widjaja dapat dihubungi melalui:
Instagram: @widjaja.debby
E-mail: [email protected]
Website: dwfinansial.com