Ladiestory.id - Berdasarkan data Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika, Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah vaksinasi Covid-19 terbanyak di dunia, menempati urutan keempat setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat.
Sasaran target vaksinasi nasional, yakni sebesar 208,265,720 juta penduduk. Sementara, sekitar 76 persen masyarakat Indonesia belum melakukan vaksinasi booster. Dapat diketahui bahwa efektivitas vaksin menurun pasca pemberian vaksinasi primer Covid-19 seiring dengan waktu pemantauan.
Vaksin booster juga sangat diperlukan untuk menghadapi virus corona yang terus bermutasi. Kajian kesehatan soal vaksin Covid-19 menunjukkan antibodi menurun dalam kurun waktu enam bulan setelah vaksinasi primer.
"Booster ini bisa meningkatkan antibodi, sangat signifikan," ujar Prof. Dr. Sri Rezeki, Hadinegoro, dr., SpA (K), Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Vaksinasi Covid-19 dianggap penting karena dapat menurunkan penyakit berat dan kematian terutama pada usia lanjut,
"Studi dari WHO menunjukkan pada usia lanjut, vaksinasi Covid-19 dapat menurunkan kejadian penyakit berat, masuk rumah sakit dan kematian," uajr Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), Prof Sri Rezeki Hadinegoro dalam webinar 'Perjalanan Vaksinasi Covid-19: Pentingnya Vaksinasi Booster di Masa Pandemi', Sabtu (25/6/2022).
Selain lansia, kelompok yang perlu mendapatkan vaksin booster adalah orang yang memiliki penyakit komorbid dan orang yang mengidap defisiensi imun.
Pada orang dengan penyakit komorbid, vaksin bisa diberikan selama penyakit terkontrol. Misalnya, vaksin booster bisa diberikan kepada penderita diabetes sepanjang belum ada komplikasi akut. Masyarakat disarankan berkonsultasi dengan dokter sebelum vaksin jika memiliki penyakit komorbid.
Sekitar 76 persen masyarakat Indonesia belum mengikuti vaksinasi booster. Data surveilans Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI) menunjukkan vaksin Covid-19 viral vektor aman digunakan baik untul vaksin primer maupun penguat.
"Hingga saat ini, data surveilans KIPI menunjukkan bahwa vaksin Covid-19 viral vektor aman sebagai (vaksin) primer atau booster. Manfaat yang diperoleh juga jauh lebih besar daripada risiko yang mungkin terjadi," kata Ketua Komisi Nasional KIPI, Prof Hinky Hindra Irawan Satari dalam webinar yang sama.
Vaksinasi booster dapat dilakukan secara homolog atau heterolog menggunakan regimen vaksin yang tersedia.
Vaksin yang tersedia tentu sudah mendapatkan EUA (Emergency Use Authorization) dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) serta sesuai dengan rekomendasi ITAGI (Indonesia Technical Advisory Group on Immunization).