Watak asli seseorang akan muncul ketika kita sudah tinggal satu atap bersama dalam jangka waktu yang lama.
Karakter atau watak adalah sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia atau makhluk hidup lainnya.
Biasanya hal ini terjadi pada sepasang suami istri yang telah menikah. Menikah adalah proses mengenal pasangan yang tidak pernah selesai. Perlu waktu yang panjang untuk saling memahami satu sama lain.
Oleh sebab itu, beberapa tahun pernikahan membuat satu sama lain memahami watak atau sifat asli seperti rajin, pemarah, egois, dan masih banyak lainnya.
Egois adalah orang yang selalu mementingkan diri sendiri. Ia juga tidak mau dikritik, suka melebih-lebihkan pencapaian, namun takut mengambil risiko. Hampir semua orang setuju bahwa egois adalah sifat yang menyebalkan.
Kerap kali seorang istri menemukan suaminya yang memiliki sifat asli egois. Memiliki pasangan egois adalah hal yang dapat dengan mudah merusak hubungan. Namun mau bagaimana pun juga dia adalah suami Anda. Oleh sebab itu Ladiestory akan memberikan 5 cara menghadapi suami egois
5 Cara Menghadapi Suami Egois
-
Bersabar dan Ikhlas
Memiliki suami yang bersifat egois sering kali membuat seorang istri merasa lelah mengahadapinya.
Namun justru lewat hal ini, seorang istri dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan ikhlas.
Terlebih jika sudah terikat dalam suatu pernikahan, ketika memiliki suami egous, satu-satunya cara untuk bisa bertahan harus sabar dan ikhlas.
Sewaktu sifat egois sang suami muncul, maka tidak ada salahnya untuk menuruti keinginannya terlebih dahulu.
Siapa tahu penyebab dari sifat egois yang muncul dari suami karena adanya alasan tertentu. Alih-alih kesal, sebaiknya terima dengan lapang dada.
Sebab, bagaimanapun jika dia adalah suami yang mencari nafkah. Tetap beri pelayanan yang terbaik, semata-mata untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang istri.
-
Mengalah
Orang kerap mengatakan mengakah bukan berarti kalah. Mengalah adalah kemenangan bagi jiwa yang berkualitas tinggi.
Sebab, terkadang sikap mengalah menjadi solusi untuk meredam dan mengakhiri sebuah konflik. Selain itu, mengalah demi kebaikan juga bukan berarti kalah.
Suami egois juga memiliki sifat keras kepala dan biasanya susah menerima saran dari orang lain. Meskipun sang suami jelas-jelas salah, namun dia tidak mengakui kesalahannya. Malah kerap kali mencari-cari alasan untuk membenarkan perilakunya.
Sebab itu, daripada berdebat yang tidak ada akhirnya, lebih baik dengarkan dan mengalah. Terlebih jika sudah memiliki anak, perdebatan tentu tidak baik didengar oleh mereka.
-
Quality Time
Bisa jadi rutinitas suami yang membuatnya merasa jenuh sehingga memunculkan sifat egois tersebut.
Kesibukan yang menumpuk bisa berpotensi memudarkan kepedulian terhadap keluarga. Ketika suami tiba-tiba mengambil keputusan sepihak atau sifat egoisnya mulai muncul, cobalah sediakan waktu untuk quality time.
Waktu luang yang digunakan untuk hal-hal positif dapat meningkatkan kesehatan mental kita dan pasangan.
Maka dari itu, berikan suami 'waktu' untuk melakukan hobinya setelah pekerjaan kantor dan di rumah selesai. Atau malah sediakan waktu untu quality time bersama tanpa adanya deep talk.
Dengan begitu suami tidak akan berdalih lelah atau jenuh untuk mendasari sikap egoisnya. Bahkan suami merasakan kasih sayang, kepedulian, dan perhatian dari keluarga.
-
Jangan Ikut Emosi
Ikutan emosi bukan menjadi solusi untuk mengatasi suami yang memiliki sifat egois. Justru sebaliknya, hal ini akan menambah keruh hubungan dan permasalahan.
Menjadi seorang istri memiliki suami egois memang harus pandai mengatur hati sehingga tidak tersulut dan ikut-ikutan marah.
Jika suami keras kepala dan egois sebaiknya tanggapi dengan lebih santai dan tidak diambil hati.
Kita harus pandai-pandai meredam emosi, supaya tidak semakin tersulut dalam kemarahan.
-
Mengungkapkan Apa yang Dirasakan
Memang ikhlas, bersabar, dan mengalah harus dilakukan ketika menghadapi suami yang memiliki sikap egois.
Namun memendam sesuatu secara terus-menerus itu tidaklah baik, terlebih memendam hal-hal buruk di dalam hati. Sebab jika terus dipendam maka akan memicu timbulnya stres yang dapat merugikan diri sendiri.
Jadi, dibanding memendam terlalu lama, lebih baik mengutarakan apa yang ada di hati. Mengungkapkan unek-unek bukan berarti marah-marah.
Dimulai dengan mencari momen yang tepat, seperti saat suami sedang santai dan tidak banyak pikiran. Coba dekati, lalu ungkapkan segala hal yang dirasakan.
Coba beri penjelasan tentang sifat egois sang suami yang dapat menjadi beban untuk Anda.
Katakan semuanya dengan jujur. Dengan begitu hati sang suami akan luluh dan dia mau berubah karena melihat ketulusan Anda.
Inilah 5 cara menghadapi suami egois. Semoga dapat membantu Anda, sehingga hubungan pernikahan kalian akan tetap langgeng.