Ladiestory.id - Tubuh yang sehat harus memiliki komposisi tubuh yang ideal, yang mana komposisi tubuh digunakan untuk menggambarkan persentase lemak, tulang, cairan, dan otot di dalam tubuh manusia.
Sama pentingnya dengan komposisi tubuh yang lain, otot di dalam tubuh manusia juga harus tercukupi agar tidak terjadi adanya kekurangan otot atau sarkopenia. Umumnya terjadi pada lansia, sarkopenia merupakan pengecilan otot yang disertai dengan menurunnya kualitas fungsi dan otot.
Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD-KGer selaku ketua PP PERGEMI mengungkapkan bahwa otot memiliki fungsi yang signifikan di dalam tubuh manusia. Bila otot di dalam tubuh berkurang, maka kekebalan tubuh juga akan berkurang dan penyakit jadi mudah datang.
“Jadi penting sekali kita semua punya otot yang bagus, ternyata otot juga ada hubungannya sama otak. Jadi bisa mempermudah timbulnya gangguan pikun pada orang yang ototnya kurang, jadi lebih gampang untuk depresi,” ungkap dr. Nina di kawasan GBK, pada Minggu (2/7/2023).
Adapun menurut Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, Sp.PD-KGer, M.Sc. selaku Sekretaris Jenderal PP PERGEMI, cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan otot adalah dengan tetap beraktivitas dan rutin melakukan latihan otot.
“Bergerak sesuai dengan porsinya. Jadi disarankan untuk tetap beraktivitas, kita setiap hari beraktivitas, bekerja dan sebagainya, tapi itu saja tidak cukup. Kita harus menambah dengan kegiatan latihan fisik minimal dalam sehari harus bisa melangkah antara 6-10rb langkah setiap hari, kita juga bisa melatih otot dengan latihan seperti senam,” jelas dr. Kuntjoro.
Selain melakukan latihan fisik, asupan gizi dan nutrisi yang masuk ke dalam tubuh kita juga sangat berpengaruh bagi kesehatan dan fungsi otot di dalam tubuh. Ada beberapa makanan yang bisa dikonsumsi secara rutin untuk menjaga kesehatan otot.
dr. Nina juga menyebutkan bahwa dalam sehari, kegiatan yang dilakukan dengan hanya duduk seharusnya dilakukan kurang dari enam jam dalam satu hari.
“Yang penting, gaya hidup aktif. Duduk liat HP, liat komputer, baca, nyetir itu harusnya kurang 6 jam sehari. Jadi di sela-sela kerja, kita harus bergerak harus jalan. Jangan sampai 8 jam itu duduk terus,” tutur dr. Nina.