Ladiestory.id - Tanpa terasa tahun 2023 akan segera berakhir dalam beberapa minggu. Kamu pun akan mulai bertemu dengan tahun yang baru. Hal ini kerap menjadi masa menyenangkan bukan? Sebab, kamu akan mulai menulis beberapa resolusi atau tujuan untuk dicapai pada tahun berikutnya.
Sayangnya, tanpa sadar kesalahan resolusi awal tahun yang sering dilakukan terus berulang. Alhasil, menjadikan tujuan tak tercapai dan terasa kurang maksimal efeknya.
Bahkan, ketika tidak berhasil mencapainya kamu bisa menyebabkan rasa frustasi dan menyerah yang justru merugikan. Padahal, masalahnya hanya seputar kesalahan resolusi awal yang yang sering dilakukan tanpa sadar.
Apakah kondisi di atas kerap kamu alami? Jika iya, maka artikel ini wajib kamu simak untuk berhenti melakukan kesalahan yang sama dan memulai pribadi lebih baik di tahun depan. Berikut ini daftar lima kesalahan resolusi awal tahun yang sering dilakukan. Yuk, simak!
1. Tidak Melakukan Evaluasi
Kesalahan resolusi awal tahun yang sering dilakukan adalah tidak melakukan evaluasi. Apakah kamu kerap meninggalkan resolusi di tahun sebelumnya dengan begitu saja?
Jika iya, maka kamu perlu memeprbaikinya. Sebab, mengevaluasi resolusi di tahun sebelumnya baik yang berhasil dan tidak bisa membantumu lebih mudah merancang tujuan baru di masa depan.
Sayangnya, seseorang merasa menjadi tidak percaya diri ketika menyadari beberapa resolusi tidak bisa tercapai. Padahal, hal ini bisa membantumu lebih mudah dalam mengetahui kekurangan maupun poin penting untuk diperbaiki.
Oleh karenanya, kamu perlu mencari hal baik yang bisa menjadi pelajaran. Mulai dari ketekunan, kesabaran maupun fleksibilitas dalam mencapainya. Hal semacam inilah yang dapat kamu temui ketika melakukan evaluasi.
2. Hanya Membuat Resolusi di Awal Tahun
Sebagian orang akan menerapkan resolusinya hanya di awal tahun bukan? Apakah kamu salah satunya? Ternyata, ini adalah kesalah yang perlu kamu hindari.
Diketahui hampir dari 90% resolusi yang hanya ditargetkan pada awal tahun hanya akan berakhir begitu saja di akhir bulan Januari. Alhasil, tidak ada hal yang bisa dicapai dan resolusi un hanya menjadi ritual biasa.
Kamu perlu memulai untuk menetapkan tujuan dari bulan ke bulan. Sehingga, bisa mengikuti perubahan dalam kehidupanmu lebih dinamis. Selain itu, kamu juga merasa lebih mudah untuk melakukan hal-hal yang membantu mencapai tujuanmu.
3. Mengabaikan Urgensi
Kesalahan resolusi awal tahun yang sering dilakukan berikutya adalh mengabaikan urgensi. Ketika merancang resolusi kerap kali akan muncul rasa puas dan aman untuk mampu menyelesaikannya sepanjang tahun.
Lalu, pada akhirnya kamu justru bersantai dan memilih mengejarnya mati-mati di beberapa bulan sebelum satu tahun berakhir. Alhasil, hasilnya tidak maksimal dan bahkan beberapa resolusi terlewatkan. Tanpa sadar, ketika kamu terus menerus mengalami ini ternyata masalahnya apa urgensi yang diabaikan.
Kamu tentu tahu, dalam satu tahun kehidupan bisa terus mengalami perubahan. Alhasil, tujuan hidup un menjadi berubah. Oleh karenanya, ketika membuat resolusi kamu juga perlu memikirkan urgensi aau hal yang penting untuk kamu capai meski berubah dari rancangan di awal tahun.
4. Fokus Pada Tujuan Besar Saja
Ketika kamu membuat resolusi hanya fokus pada tujuan bsar saja. Alangkah lebih baiknya, kamu mulai membaginya ke dalam tujuan yang kecil-kecil. Sehingga lebih mudah untuk dicapai.
Melansir dari Helathline.com dianjurkan unuk melakukan pemecahan tujuan dalam jangka panjang menjadi jangka pendek. Misalnya menjadi satu bulan atau empat minggu.
Contohnya, kamu ingin memiliki tabungan sebesar 12 juta pada tahun ini. Maka, kamu bisa mencoba untuk mengganti tujuannya dengan menabung sebesar 1 juta per bulan.
Sehingga, terasa lebih ringan dan kamu pun mudah untuk mencapainya tanpa merasa adanya beban berat yang perlu dipikul. Cara ini juga efektif untuk mencapai mimpi besar yang kamu miliki.
5. Menghindari Ruang Kompromi
Terkahir, kesalahan resolusi awal tahun yang sering dilakukan adalah menghindari ruang kompromi. Meski hal terbaik untuk mencapai resolusi yang telah dibuat adalah dedikasi penuh serta kemampuan untuk fokus.
Namun, nyatanya kamu juga memerlukan ruang kompromi. Sayangnya, hal ini sering dianggap sebagai penghambat. Padahal, kompromi dapat membantu lebih rileks dan terhindar dari rasa frustasi.
Misalnya, ketika kamu ingin mendapat nilai A seluruh mata pelajaran tahun ini tidak tercapai. Kerap kali kondisi ini akan menimbulkan rasa bersalah dan stres. Padahal, kesalahan, kekalahan, kehancuran merupakan hal yang baik untuk membantumu mencapai tujuan baik di lain hari. Kompromi inilah yang kemudian hadir sebagai pereda rasa kecewa serta mencegah rasa stres maupun frustasi pada diri sendiri. (*)
SUMBER BERITA: https://www.byrdie.com/goal-setting-mistakes-5113011