Emosi merupakan sesuatu yang dimiliki manusia semenjak mereka dilahirkan. Meski demikian, emosi pada manusia mengalami dinamika seiring dengan tahapan tumbuh kembangnya. Perkembangan emosi merujuk pada kemampuan untuk mengenali, mengekspresikan dan mengelola perasaan terhadap orang lain, suatu objek atau situasi. Tiap fase tumbuh kembang memiliki ciri khas yang berbeda serta tuntutan perkembangan yang berbeda pula.
Dalam tahap perkembangan emosi pada bayi juga sangat dipengaruhi oleh banyak faktor yang terkait dengan lingkungannya. Namun terkadang faktor gen atau keturunan juga dapat berpengaruh di dalam perkembangan emosinya. Pada kali ini yang akan dibahas mengenai ciri perkembangan emosi pada bayi. Yuk kita simak ulasanya.
Ketika bayi dilahirkan, mereka sangat tergantung dengan orang tua atau pengasuh di sekitarnya untuk bisa bertahan hidup. Emosi yang muncul pada bayi cenderung berasal dari sensasi fisik seperti rasa lapar, lelah dan ketidaknyamanan. Meski demikian, pada tahap ini bayi benar-benar tidak berdaya untuk makan sendiri bahkan untuk bergerak, apalagi untuk menenangkan dirinya ketika sedang merasa tidak nyaman.
Bayi cenderung menangis untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Oleh karena itu bayi bergantung sepenuhnya pada perhatian, perawatan dan pengasuhan dari orang tua untuk menenangkan serta membuat mereka kembali merasa nyaman. Pernah melihat bayi mengisap tangannya? Hal itulah salah satu usaha yang digunakan oleh bayi usia 2 bulan untuk menenangkan dirinya sendiri.
Di fase ini bayi juga mulai bisa merespons terhadap emosi yang ditampilkan oleh orang lain seperti menangis, tersenyum atau tertawa. Bayi mulai dapat mengenali orang yang familiar dengannya. Ia bisa menangis ketika tidak ada orang yang familiar di sekitarnya atau ketika bertemu dengan orang baru. Mungkin saja fase ini akan menjadi sangat melelahkan.
Namun proses ini penting loh untuk membentuk ikatan emosi yang kuat antara Anda dengan bayi. Karena pada tahap ini, bayi mulai mengembangkan rasa percaya terhadap pengasuh dan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan perkembangannya ia mulai dapat belajar emosi dari orang lain dengan mengamati dan menyerap emosi yang ada di sekitarnya. Selain itu, ia juga mulai dapat meniru beberapa gerakan maupun ekspresi wajah orang dewasa, seperti cemberut dan tersenyum.
Oleh karena itu bayi perlu merasakan bahwa dunia ini merupakan tempat yang aman. Kestabilan emosi pada bayi adalah modal untuk mereka lebih fokus, inisiatif dan kreatif dalam belajar dan bersosial. Hal ini merupakan modal yang sangat berharga untuk tahap kehidupan selanjutnya. Seorang bayi yang dibiarkan tak berdaya dan sendirian pada tahap ini cenderung akan tumbuh menjadi individu yang takut dalam hidup dan tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat. Jadi, pastikan kebutuhan bayi selalu terpenuhi dengan baik.
Sumber Artikel: Erika Kamaria Yamin, M.Psi., Psikolog, C.Ht., CPS®By IDEPlus Growing Centre