Ladiestory.id - Serial live action "Avatar: The Last Airbender" mulai tayang di Netflix. Diangkat dari serial animasi populer berjudul sama dari Nickelodeon, penonton akan diajak mengikuti kisah Aang, seorang Avatar muda, seiring usahanya menguasai empat elemen (Air, Bumi, Api, dan Udara) demi mengembalikan keseimbangan dunia yang terancam oleh kehadiran Negara Api yang mengerikan.
Simak empat alasan berikut mengapa serial terbaru ini layak diikuti!
Cerita yang kaya dan indah
Keempat negara, yaitu Air, Bumi, Api, dan Udara, sebelumnya hidup bersama secara harmonis. Avatar, penguasa keempat elemen tersebut, menjaga perdamaian di antara mereka. Namun semuanya berubah saat Negara Api melakukan serangan dan menghapus bangsa Pengembara Udara, langkah pertama mereka demi menguasai dunia.
Avatar terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya, dan legenda Asia serta penduduk asli. Topik-topik yang serius seperti perang, penjajahan, trauma, hingga moral membuat kisah ini memiliki nilai yang mendalam dan menggugah. Serial versi live action berangkat dari animasi orisinalnya serta memiliki tambahan-tambahan seperti durasi, jalan cerita, dan narasi terkait. “Tema-tema utama dalam serial ini adalah tidak menghiraukan berbagai perbedaan, mengatasi rasa pesimisme dan putus asa, serta berusaha menemukan harapan,” terang produser/penulis Albert Kim. “Saya rasa tema-tema ini bersifat universal dan sesuai dengan zaman kita.”
Deretan karakter yang kompleks dan menarik
Berbagai karakter dalam serial ini memiliki kepribadian yang kuat dan, menariknya, terdapat pengembangan karakter sehingga penonton dapat sungguh-sungguh merasa melewati kisah ini bersama mereka. Sokka, misalnya, terlihat jenaka namun juga memiliki sisi rapuh yang berhubungan dengan masa lalunya. Aang sang bocah 12 tahun dianggap sebagai yang akan menyelamatkan dunia, dan tanggung jawab ini terasa amat berat bagi seseorang yang hanya ingin menjadi anak-anak biasa.
Yang juga tak kalah penting adalah sisi inklusivitas maupun representasi dari serial ini, seperti yang diutarakan pemeran Kiawentiio. “Saat tumbuh dan menonton serial animasinya, saya sangat tertarik pada karakter Katara karena saya seperti bisa melihat diri saya sendiri di televisi. Representasi pada saat itu belum seperti sekarang dan saya sangat senang memiliki panutan yang amat keren dan kuat seperti dia,” ujarnya. “Dan kini saya bisa memerankan tokoh itu untuk gadis-gadis kecil lainnya, sesuatu yang membuat saya sangat terharu.”
Dunia imajinasi yang menakjubkan
Dunia Avatar: The Last Airbender terdiri dari empat negara yang masing-masing melambangkan elemen mendasar, yaitu Suku Air, Kerajaan Bumi, Negara Api, dan Pengembara Udara. Sejumlah anggota negeri tersebut dapat memanipulasi elemen-elemen berkat kekuatan yang disebut sebagai “bending”. Kekuatan ini dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari maupun pertarungan serta menjadi daya tarik utama berkat kemampuannya yang luar biasa dalam menggerakkan elemen-elemen alam.
Keindahan masing-masing negara juga menjadi unsur yang akan memanjakan mata penonton. Sutradara/produser eksekutif Jabbar Raisani menjelaskan bahwa serial ini menggabungkan sejumlah set sungguhan yang berukuran amat besar dengan perpanjangan efek visual yang mengagumkan.
“Kami memulai segalanya dari serial animasinya lalu tim kami berupaya membangun representasinya di dunia nyata dengan membuat perpustakaan visual dan bahasa, sehingga kami memiliki panduan untuk membangun dunia ini secara fisik maupun digital,” ujarnya.
“Tidak saja lokasi-lokasinya namun juga berbagai makhluk dan apa pun yang ada di semesta tersebut," sambungnya.
Memukaunya elemen live action
Bersiaplah menyaksikan berderet adegan memesona kala kisah Avatar: The Last Airbender dipadukan dengan elemen live action dan kecanggihan teknologi VFX yang membuatnya tampak semakin nyata. Keindahan dunia Avatar bertambah menawan terlihat, misalnya, saat Aang bersama Katara dan Sokka menaiki Appa dan terbang melintasi pegunungan serta awan. Adegan-adegan laga semakin seru dengan efeknya yang memukau.
Setiap elemen pun digarap dengan sangat mendetail, seperti yang disampaikan oleh aktor Daniel Dae Kim.
“Tim stunt bersikap sangat spesifik tentang jenis martial arts dari masing-masing negara maupun tentang elemen-elemen tertentu. Misalnya seberapa besar bola api yang akan dihasilkan, seperti apa kecepatannya, atau apakah bentuknya lebih berupa kilat atau bola,” terangnya.