1. Lifestyle
  2. Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan
Lifestyle

Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan

Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan

Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan. (Special)

Ladiestory.id - Perusahaan konsultan strategi global Kearney dan perusahaan executive  search global mengadakan acara “Empowering Women,sebuah forum yang membahas  mengenai kebutuhan akan peningkatan representasi perempuan pada posisi kepemimpinan di  tempat kerja. Diselenggarakan dan didukung oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), acara ini  meluncurkan buku Empowering Women: A Collection of Thoughts to Advance the  Workplace. Buku ini menampilkan kisah-kisah perempuan yang berhasil menembus berbagai  batasan untuk menjadi pemimpin yang sukses di bidangnya.  

Dalam kata pengantar buku tersebut, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, “Organisasi harus memanfaatkan momentum ini, mengakui bakat besar yang ada  di antara anggota mereka, dan mengambil langkah-langkah yang sadar menuju kesetaraan  gender. Para pemimpin, terlepas dari jenis kelamin, harus menghapus hambatan sistemik dan  menjadi pahlawan keberagaman dan inklusi, dari ruang rapat hingga garis depan.” 

Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi turut berkata dalam pengantar buku, “Perempuan masih  kerap menghadapi banyak bias dan diskriminasi. Berbagai industri dan posisi kepemimpinan  tetap didominasi laki-laki. Banyak perempuan juga berjuang untuk menemukan work-life balance. Terlepas dalam kondisi tersebut, saya terdorong untuk melihat kemajuan peran perempuan di  masyarakat dalam beberapa dekade terakhir.” 

“Secara historis, perempuan masih kurang terwakili dalam peran-peran kepemimpinan yang  mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan kemajuan  sosial,” ujar Iman Rachman, President Director untuk Bursa Efek Indonesia, di acara.  “Dilibatkannya para pemimpin perempuan telah memberikan beragam sudut pandang dan  pendekatan pada industri keuangan yang berkontribusi pada pemecahan masalah yang lebih  inovatif dan kreatif.” 

Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan. (Special)

Shirley Santoso, Partner dan President Director untuk Kearney Indonesia mengatakan,  “Buku ini menjadi sebuah wujud perayaan dari beberapa pemimpin perempuan yang luar biasa  dan panutan saat ini. Buku ini juga dapat menjadi panduan bagi perempuan bertalenta yang  bercita-cita untuk bergabung dan mengikuti perjalanan mereka. Hal ini menjadi panggilan bagi  kita semua untuk mengenali dan mendukung potensi kepemimpinan perempuan dan  mendefinisikan kembali masa depan tempat kerja di mana perempuan memiliki kesempatan yang  sama untuk memimpin.”

Acara ini juga turut meluncurkan IGNITE, sebuah komunitas untuk pemimpin perempuan  profesional, yang dikembangkan oleh Kearney dan Egon Zehnder, serta bekerja sama dengan  Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Business Coalition for Women  Empowerment (IBCWE). 

Henny Purnamawati, Managing Director untuk Egon Zehnder Indonesia, menjelaskan,  “IGNITE merupakan platform mentorship guna mendukung, mempromosikan, dan  memberdayakan para manajer perempuan untuk tumbuh secara profesional dan dapat mencapai  posisi eksekutif. Melalui berbagai program mentoring yang diberikan, IGNITE menghubungkan  calon pemimpin perempuan bertalenta dengan para eksekutif perempuan sukses dan  berpengalaman yang dapat membimbing, memberikan tantangan, dan memberdayakan mereka  dalam meraih potensi tertingginya.” 

Dirincikan dalam buku ini, IGNITE mengidentifikasi empat pilar utama sebagai langkah yang  diperlukan untuk memberdayakan perempuan dan mendefinisikan ulang masa depan tempat  kerja bagi perempuan: Attract (Menarik), Nurture (Membina), Retain (Mempertahankan), dan  New Ways of Working (Cara Kerja Baru).  

Indonesia Membutuhkan Lebih Banyak Partisipasi Perempuan dalam Posisi Kepemimpinan. (Special)

Attract: Menarik pekerja perempuan 

Perusahaan dan organisasi harus mempertimbangkan kembali cara menarik talenta perempuan  dan menyampaikan nilai tempat kerja yang beragam dan inklusif. Perusahaan juga harus  berkomunikasi mengenai pandangan, kemajuan, dan tujuan mereka mengenai keragaman  gender dan menyampaikannya menjadi citra mereka untuk menarik kandidat. 

Norlida Azmi, Chief People Officer Axiata Group, dalam buku tersebut menyatakan, “Menurut  saya, salah satu cara yang dapat membantu meningkatkan karir perempuan adalah dengan  membantu mereka meningkatkan kepercayaan diri. Ini adalah konsep yang relatif mendasar,  tetapi banyak perempuan yang masih berjuang untuk mengatasi hal ini. Oleh karena itu,  membantu mereka membangun kepercayaan diri mungkin adalah cara yang tepat untuk  membina dan mendukung masa depan mereka.” 

Nurture: Membina dan mengembangkan bakat perempuan 

Kedua, membina dan mengembangkan kontribusi talenta perempuan memberikan dampak yang  kuat dan berarti bagi kemajuan mereka. Dalam organisasi, sangat penting bagi perempuan untuk  merasa diterima dengan memiliki panutan kuat dari sesama perempuan, ditambah dengan akses  ke sponsor, serta komitmen kepemimpinan. 

Alexandra Iskandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, menuturkan bahwa Bank Mandiri  membuka kesempatan bagi para orang tua, terutama para ibu, untuk bekerja secara fleksibel.  “Untuk karyawan perempuan kami yang berminat mengembangkan karir, kami support penuh  dengan memberikan pelatihan, workshop, dan mentorship,” lanjutnya. Alexandra mengatakan,  Bank Mandiri mengalami kemajuan signifikan dalam penerapan kesetaraan gender. Pada tahun  2021, karyawan perempuan mencapai 43%, dan 30% dari mereka memegang peran  kepemimpinan.

Retain: Mempertahankan pekerja perempuan 

Perusahaan dan organisasi harus memprioritaskan kembali upaya mereka untuk  mempertahankan pekerja perempuan. Salah satu tantangan yang sering dihadapi para pekerja  perempuan adalah mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Salah satu alasan utama  perempuan meninggalkan pekerjaannya adalah karena kurangnya kesempatan untuk  berkembang secara profesional dan pribadi. 

Ira Eddymurthy, Founding Partner Konsultan Hukum SSEK, adalah salah satu eksekutif yang  secara terbuka membagikan kisahnya dalam buku tersebut: “Membangun lingkungan kerja yang  terasa seperti keluarga kedua dapat menyediakan tempat yang aman di mana semua karyawan  diperlakukan dengan baik. Sangat penting agar semua orang dapat berbicara tentang pekerjaan  dan keluarga, terutama selama pandemi. Kondisi seperti ini mendukung karyawan saat bekerja  dari rumah.” 

New Ways of Working: Cara Kerja Baru 

Pandemi COVID-19 memaksa berbagai industri untuk beradaptasi dengan tempat dan cara kerja  yang baru. Hal ini harus diterapkan untuk membangun lingkungan kerja jarak jauh yang  berkelanjutan. 

Samira Shihab, CEO Tinkerlust mengungkapkan bahwa melalui cara kerja yang baru, ia tidak  hanya memberikan fleksibilitas kerja kepada karyawan perempuannya tetapi juga kepada  karyawan laki-laki: “Banyak ayah mengalami tantangan yang sama seperti ibu, seperti  mengimbangkan pekerjaan dengan keluarga. Saya percaya jika kita ingin mendorong perempuan  untuk terus tumbuh, kita juga harus mendukung pasangannya,” jelasnya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel