Ladiestory.id - Indonesia dan Malaysia menjadi dua destinasi teratas secara global bagi wisatawan Muslim dalam Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang baru saja dirilis.
Laporan tahunan yang kini memasuki tahun kedelapan ini menganalisis data dari hampir 140 negara untuk memberikan pemahaman komprehensif mengenai destinasi mana yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhan segmen wisata halal yang semakin berpengaruh.
Segmen pasar wisata halal adalah sebuah demografi yang memiliki potensi besar di seluruh dunia. Menurut GMTI, jumlah kedatangan wisatawan Muslim mencapai 110 juta pada tahun 2022 dan diperkirakan akan meningkat menjadi 140 juta pada tahun ini.
Pada 2028, jumlah kedatangan wisatawan Muslim diperkirakan akan mencapai 230 juta, dengan pengeluaran yang diperkirakan mencapai USD225 miliar. Saat ini, Asia memimpin dalam jumlah kedatangan wisatawan, dengan lebih dari 31 persen dari semua wisatawan yang datang ke wilayah ini mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim.
Indonesia dan Malaysia, yang mendapatkan skor yang sama dalam indeks tahun ini, telah lama menjadi destinasi populer bagi wisatawan Muslim.
Indonesia sebelumnya menduduki peringkat tertinggi dalam laporan tahun 2019, sementara Malaysia secara konsisten berada di peringkat atas dalam laporan GMTI sejak tahun 2015. Singapura menduduki peringkat ke-12, sehingga menjadi satu-satunya negara di luar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), bersama dengan Inggris, yang masuk dalam daftar 20 besar.
Indeks ini melakukan penilaian terhadap destinasi berdasarkan empat kriteria utama, yaitu Akses, Komunikasi, Lingkungan, dan Layanan (ACES). Destinasi-destinasi di Asia Tenggara secara keseluruhan masuk dalam peringkat 10 teratas dalam keempat kriteria tersebut.
Secara keseluruhan, baik Indonesia maupun Malaysia memperoleh skor 73 dari skor maksimal 100. Singapura mendapatkan skor 64, Thailand mendapatkan skor 52, dan Filipina mendapatkan skor 46.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa ada beberapa tren dalam perilaku perjalanan global yang berdampak pada wisatawan Muslim. Semakin banyak wisatawan Muslim saat ini menggabungkan aspek keberlanjutan dalam perjalanan mereka. Mereka juga cenderung memilih tujuan dan kegiatan yang dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran mereka.
Selain itu, mereka mencari peluang untuk mendapatkan pengalaman yang imersif dan autentik selama perjalanan mereka. Semakin banyak pula yang menggabungkan pengembangan pribadi ke dalam rencana perjalanan mereka.
“Meskipun tidak semuanya sama, wisatawan Muslim sering kali mencari rencana perjalanan yang sesuai dengan persyaratan berbasis agama, seperti ketersediaan makanan halal, fasilitas untuk beribadah, serta komunikasi dan pesan yang mendukung dari destinasi,” kata Fazal Bahardeen, Founder & CEO, CrescentRating.
“Setelah melalui penelitian selama bertahun-tahun, kami melihat secara konsisten bahwa pasar yang memberikan prioritas pada persyaratan ini mengalami kesuksesan yang baik di kalangan wisatawan Muslim. Oleh karena itu, kami berharap edisi 2023 ini dapat memberikan wawasan yang akan membantu destinasi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, meningkatkan tingkat inklusivitas, dan pada akhirnya, memperkuat hubungan yang lebih dekat dengan demografi ini," sambungnya.
Navin Jain, President Director, PT Mastercard Indonesia, mengatakan, sangat menggembirakan melihat bagaimana peringkat Indonesia dalam GMTI meningkat dengan cepat, dan saat ini Indonesia berada di posisi teratas bersama dengan Malaysia.
"Posisi ini berhasil kembali diraih oleh Indonesia sejak tahun 2019. Prestasi ini tak terlepas dari dukungan dan dorongan yang luar biasa dari sektor publik dan pelaku industri pariwisata dalam menciptakan lingkungan yang ramah bagi wisatawan Muslim, serta menyediakan berbagai pengalaman menarik bagi para wisatawan modern. Mastercard berharap dapat terus bekerja sama dengan mitra di industri pariwisata dan pembayaran untuk mengembangkan solusi yang memungkinkan lebih banyak bisnis, terutama UKM dan UMKM, untuk memperoleh kesempatan mengakses potensi yang ditawarkan oleh sektor pariwisata Muslim yang tengah mengalami pertumbuhan," ungkapnya.
GMTI telah berkembang pesat sejak iterasi pertamanya pada tahun 2011, yang pada awalnya dikenal sebagai Crescentrating Annual Ranking dan hanya mengevaluasi 10 destinasi ramah Muslim.
Saat ini, laporan ini mencakup 138 destinasi di seluruh dunia, dan menyediakan wawasan komprehensif tentang berbagai aspek, mulai dari persyaratan dokumen perjalanan hingga praktik keberlanjutan yang selaras dengan nilai-nilai agama.
Edisi terbaru GMTI menawarkan empat perangkat baru yang menyediakan pemahaman dan rekomendasi mengenai demografi ini:
- Muslim Travel Intent Tracker (MTIT): Alat pengukuran ini mempertimbangkan berbagai rentang waktu, mulai dari rencana perjalanan spontan hingga yang direncanakan lebih dari satu tahun sebelumnya, dengan tujuan menangkap preferensi yang terus berubah dan berkembang dari pasar wisatawan Muslim
- Muslim Traveler Responsible Tourism Framework: Menawarkan pendekatan holistik untuk membantu wisatawan Muslim dalam membuat keputusan bijaksana yang mendukung sosial-budaya, sosial-ekonomi, dan keberlanjutan lingkungan, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai agama mereka.
- GMTI Performance Matrix (GPM): Dengan mengombinasikan nilai indeks GMTI dan persentase pengunjung Muslim terhadap total pengunjung, GPM memberikan gambaran komprehensif tentang kemampuan destinasi untuk melayani wisatawan Muslim dan keberhasilan mereka dalam menarik segmen pasar yang terus berkembang ini.
- Muslim Women Friendly Destinations: Menampilkan destinasi di berbagai belahan dunia yang menyediakan pengalaman yang ramah dan nyaman bagi wisatawan wanita Muslim, dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti keamanan, batasan agama, dan keberlanjutan dalam kriteria Lingkungan dari model ACES.