Ladiestory.id - Artificial Intelligence (AI) kini sudah semakin berkembang menciptakan sebuah model yang mampu memprediksi kehidupan seseorang, termasuk risiko kematian. Model AI ini diuji coba berdasarkan kehidupan pada lebih dari satu juta orang di Denmark.
Hasil penelitian dari para ilmuwan Technical University of Denmark (DTU) mengungkapkan bahwa AI tersebut terbukti memprediksi kemungkinan kematian penduduk dengan hasil yang akurat.
Model kecerdasan buatan terbaru yang inovatif itu diberi nama “Life2vec” yang dirancang mirip dengan aplikasi AI seperti Chat GPT.
Dalam penelitiannya, para ilmuwan menganalisis data kesehatan dan pasar tenaga kerja untuk enam juta warga Denmark yang dikumpulkan dari tahun 2008 hingga 2020. Adapun data yang dikumpulkan termasuk informasi tentang pendidikan individu, kunjungan ke dokter dan rumah sakit, diagnosis yang dihasilkan, pendapatan, dan pekerjaan.
Para ilmuwan melakukan uji coba dengan sekelompok orang yang berusia 35 hingga 65 tahun dan meminta sistem AI untuk memprediksi siapa yang hidup dan siapa yang telah meninggal. Hasil uji coba menunjukkan bahwa prediksinya 11 persen lebih akurat daripada model AI lain yang sudah ada sebelumnya.
"Yang menarik adalah melihat kehidupan manusia sebagai rangkaian peristiwa yang panjang, mirip dengan sebuah kalimat dalam suatu bahasa yang terdiri dari serangkaian kata,” kata Prof. Sune Lehmann Jorgensen selaku pimpinan dalam tim peneliti di Technical University of Denmark, melansir Independent, Rabu (27/12/2023).
“Ini biasanya merupakan jenis tugas yang menggunakan model transformator dalam AI, tapi dalam eksperimen kami, kami menggunakannya untuk menganalisis apa yang kami sebut rangkaian kehidupan, yaitu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia," sambungnya.
Dari penelitiannya, Prof. Sune Lehmann menemukan hasil yang menunjukkan bahwa seseorang yang memiliki kepemimpinan atau pendapatan tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bertahan hidup.
Sementara itu, hasil studi menunjukkan laki-laki yang memiliki keterampilan atau memiliki diagnosis mental dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih tinggi.
“Secara ilmiah, yang menarik bagi kami bukanlah prediksi itu sendiri, namun aspek data yang memungkinkan model memberikan jawaban yang tepat,” ujar Prof. Sune Lehmann.
Lebih lanjut, selain dapat memprediksi kematian seseorang, model AI ini juga dapat secara akurat memprediksi hasil tes kepribadian pada sebuah populasi dibandingkan dengan sistem AI lain yang sudah ada sebelumnya.