Ladiestory.id - Penyedia teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global terkemuka Huawei kembali menegaskan komitmennya terhadap pendidikan dan bantuan sosial yang diwujudkan melalui donasi perangkat penunjang telekomunikasi dalam rangka meningkatkan kegiatan belajar-mengajar di pondok-pondok pesantren dan panti asuhan di 14 kota di Indonesia.
Kegiatan donasi tersebut dikukuhkan dengan penandatanganan perpanjangan nota kesepahaman (MoU) dengan pihak Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Berlandaskan pilar tanggung jawab sosial perusahaan Huawei I DO Care, donasi diharapkan dapat menjadi ungkapan rasa peduli terhadap sesama, sekaligus menyiapkan pemimpin-pemimpin generasi masa depan yang mampu menjawab berbagai tantangan serta peluang era digital.
Selain penyediaan perangkat, Huawei juga mendukung terciptanya digisantri atau para santriwan dan santriwati yang cakap digital sesuai dengan amanah dari Kementerian Agama melalui serangkaian program upskilling pelatihan, sertifikasi serta kesempatan mengikuti kompetisi TIK baik tingkat nasional maupun global.
Sementara, penandatanganan MoU merupakan bentuk dari sinergi multiple helix yang berkelanjutan antara Huawei dengan pemerintah sebagai salah satu pemangku kepentingannya. Huawei memperkuat komitmen terhadap program Kampus Merdeka dan Kedaireka yang diprakarsai Ditjen Diktiristek guna meningkatkan kapasitas talenta digital Indonesia.
Abetnego Tarigan, Deputi Bidang Pembangunan Manusia Kantor Staf Presiden menyambut baik inisiatif Huawei sebagai kelanjutan dari komitmen bersama untuk melatih sebanyak 100 ribu talenta digital di Tanah Air hingga tahun 2024, yang digagas Huawei dan bekerja sama dengan Kantor Staf Presiden Republik Indonesia sejak 2020.
“Talenta digital yang andal, mumpuni, dan berkarakter merupakan aset yang berharga bagi negara guna memaksimalkan pertumbuhan ekonomi pada era digital. Sebagai salah satu penyedia TIK global terkemuka, komitmen Huawei bersama Kantor Staf Presiden untuk menyiapkan 100 ribu talenta digital adalah wujud dari kolaborasi multi-pihak antara sektor swasta dan public. Upaya ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan akan 9 juta sumber daya manusia yang menguasai teknologi digital terdepan hingga 2030,” ujar Abetnego Tarigan.
Yenty Joman selaku Director of Government Affairs Huawei Indonesia juga mengatakan bahwa kegiatan donasi serta penandatanganan MoU yang mewarnai perayaan Ramadhan 1444 H juga berpotensi besar mengakselerasi tercapainya komitmen tersebut.
“Memasuki tahunnya yang ketiga, dengan bangga kami umumkan bahwa Huawei telah sukses menjangkau lebih dari 80 ribu talenta digital, atau mencapai sekitar 80 persen dari target. Melalui program CSR Ramadan bagi kalangan pondok pesantren, kita berharap pondok pesantren mampu menyiapkan pemimpin-pemimpin generasi masa depan yang selain menguasai keagamaan, kebudayaan, dan ilmu sosial, juga cakap digital dan memiliki daya pikir inovatif,” tutur Yenty.
Teknologi digital merupakan peluang bagi Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar pada masa mendatang.
Sebagai pendahuluan rangkaian acara CSR Ramadhan, Huawei bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara juga menyelenggarakan kegiatan pelatihan literasi digital dan keamanan siber yang diikuti oleh 100 santriwan, santriwati serta para guru dari Pondok Pesantren Riyadul Jannah Tangerang dan SMK 2 Muhammadiyah Tangerang Selatan.
Berlandaskan empat pilar komitmen yaitu 'Huawei I DO' yang terdiri dari I Do Care, I Do Collaborate, I Do Create, dan I Do Contribute, Huawei Indonesia secara konsisten menyelenggarakan program tanggung jawab sosial perusahaan dengan tujuan berbagi pengetahuan dan teknologi agar dapat terus berkontribusi dan menciptakan nilai dalam membangun Indonesia yang terhubung sepenuhnya, berorientasi 5G, lebih cerdas, digital, dan berkelanjutan secara bersama-sama.