1. Health
  2. Hati-hati! Tekanan Emosional dapat Picu Tindakan Self Harm
Health

Hati-hati! Tekanan Emosional dapat Picu Tindakan Self Harm

Hati-hati! Tekanan Emosional dapat Picu Tindakan Self Harm

Ilustrasi perempuan galau. (Special)

Ladiestory.id - Salah satu dampak dari masalah kesehatan mental yang juga perlu diperhatikan, selain bunuh diri, adalah tindakan self harm atau perilaku menyakiti diri sendiri. Diungkapkan oleh Sandersan Onie, Psikologi Klinis yang menyandar gelar doktor, self harm terbagi menjadi dua.

"Nah sebenarnya ada yang dinamakan suicidal self harm dan ada juga nonsuicidal self harm. Jadi orang menyakiti diri sendiri tanpa ada itensi mau bunuh diri," ungkapnya saat ditemui dalam acara press conference "Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us" yang digelar di The Kasablanka pada Kamis (20/10/2022).

Sejalan dengan yang disampaikan Sandersan, menyakiti diri sendiri atau berpikir untuk menyakiti diri sendiri adalah tanda tekanan emosional, sebagaimana dilansir dari laman NAMI Online.

Emosi tidak nyaman ini dapat tumbuh lebih intens jika seseorang terus menggunakan tindakan menyakiti diri sendiri sebagai mekanisme coping.

Doktor Psikologi Klinis, Sandersan (Sandy) Onie, Project Leader & Founder EHFA dan President Indonesian Association for Suicide Prevention. (Instagram.com/drsandyonie)

 

"Nah kapan mereka melakukan itu? Seringkali orang stress, penat, banyak pikiran, dan dengan mereka menyakiti diri itu rasa sakitnya itu bisa distract mereka dari pikiran-pikiran yang gak enak itu," ungkapnya.

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Sandy tersebut mengungkapkan, orang yang memiliki kecenderungan menyakiti diri sendiri memerlukan bantuan ahli seperti psikolog. 

Meski begitu, ia tak memungkiri bahwa akses pelayanan psikologi masih cukup sulit. Oleh karena itu, demi memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan tersebut, ia menganyarankan untuk menghadiri kegiatan seputar kesehatan mental, salah satunya "Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us".

Indonesia Mental Health Movement: It Starts and Ends with Us. (Special)

 

"Makanya kami menyediakan event ini, jadi langsung bisa screening, langsung bisa sit down, dan nanya ke psikolog 'what do I do?'," ungkapnya.

"Justru kita mendesain acara ini untuk orang-orang yang selama ini mau ketemu psikolog tapi mungkin kurang mampu, mungkin aksesnya gak tau kemana, atau mungkin takut, karena untuk bisa ketemu psikolog di sini gak harus ke booth, bisa langsung nyamperin aja, yang pake selendang ungu, bisa langsung ngobrol," tutupnya.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel