1. Lifestyle
  2. Gambarkan Momen saat Puasa, 5 Puisi Tentang bulan Ramadan
Lifestyle

Gambarkan Momen saat Puasa, 5 Puisi Tentang bulan Ramadan

Gambarkan Momen saat Puasa, 5 Puisi Tentang bulan Ramadan

Foto: Ladiestory.id

Ladiestory.id - Setiap tahunnya, bulan Ramadan merupakan sesuatu yang dinanti-nantikan oleh umat muslim di seluruh dunia. Bahasan mengenai betapa istimewanya bulan ini tidak akan pernah ada habisnya.

Oleh karenanya, salah satu cara mengungkapkan rasa gembira dalam menyambut bulan Ramadan hingga hari terakhir yaitu dengan menuliskan puisi. Berikut beberapa puisi tentang bulan Ramadan yang seakan menggambarkan hari-harimu saat puasaa.

Puasa Dipertanyakan

Foto: Ladiestory.id

Karya Y. S. Sunaryo

Niaga dan kongsi banyak yang berhenti

Jam kerja dipangkas dikurangi

Tidur sepanjang hari diberi arti

Katanya, demi Ramadan bulan suci

Raga dimanja-manja

Lemas diduga khusuk puasa

Berkeringat banyak diwanti-wanti

Takut puasa tak kuat sehari

Katanya, puasa untuk Tuhan

Hingga Tarawih mesti semalaman

Tadarus palingkan kehidupan

Mulut-mulut semata wiridan

Lalu di mana puasa hendak berperang?

Jika serba sendirian menjadi pilihan

Jalan pagi sunyi bak di pengungsian

Menangkah berperang jika sambil tiduran?

Ramadan mestilah bukan sebulan kemalasan

Bukan pula bulan hentikan kepedulian

Justru bangkit menangkan keimanan

Cumbui Tuhan dan berjibaku untuk martabat kemanusiaan

Anak-anak Ramadan

Ilustrasi orang membaca doa. (Special)

Karya Y. S. Sunaryo

Selepas magrib kentongan dan beduk dipukul

Tandai datang Ramadan segera berkumpul

Di halaman masjid riang bersiul

Usai Tarawih nikmati hidangan sebakul

Riang anak-anak tak berhenti

Nyalakan petasan iringi yang mengaji

Tengah malam beduk kembali berbunyi

Keliling kampung bernyanyi nyanyi

“Sahur tok tok dug, sahur tok tok dug, sahuuuuur”

Menggulung bantal kasur

Melipat semua mimpi

Deretkan piring-piring nasi

Aduhai anak-anak sahur terlalu kenyang

Tak bangun dipanggil sembahyang

Menggeliat waktu sudah siang

Berlatih puasa, lapar menendang-nendang

Sahur Bekal Kemenangan

Foto: priangan timur news

Karya Y. S. Sunaryo

Sahur hentikan tidur

Agar raga tak terbentur

Jiwa enggan melantur

Walau hanya sesuap bubur

Bangunlah yang hendak berpuasa

Tak wajib, namun nikmat terasa

Bukan manjakan lidah penuh berselera

Melainkan sejak fajar mata harus terjaga

Terjaga untuk kuatkan raga

Bekerja untuk menebar kasih pada sesama

Tak boleh marah dan besar prasangka

Puasa untuk semangat kerja

Bukankah pada puasa Ramadan perang menjadi menang

Juga al Quran diturunkan

Sebuah kemmenangan raga kuat pertahanan

Dan pada jiwa penuh bimbingan

Sahurlah agar punya kekuatan

Pada kekebalan iman

Merupa ketahanan badan

Hingga menang berperang melawan kemalasan

Selamat Bulan Ramadan

Foto: Ladiestory.id

Karya Masayu Sechmaida

Mati bulan pada lini

Hilal bersimpul, tersenyum mentari

Terbuka pintu bulan pahala suci

Cahaya mulia menyambangi hari

Langkah pertama menjejak hati

Ikhlas menjalani perintah Ilahi

Berpuasa sepenuh bulat bulan

Dengan cobaan menuju kemenangan

Menumpas nafsu nan meraja

Menahan lapar dahaga mendera

Seluas samudra kesabaran teruji

Lisan terjaga dari perkataan keji

loading…

Jiwa raga pancarkan kasih nurani

Pijarkan putih cahaya ruhani

Membaur sinar kemuliaan bulan pahala

Menyentuh hangat insan beriman

Titian bulan pahala terbentang kemuliaan

Semangatlah menapaki dengan ketaqwaan

Hingga final menggapai kemenangan

Selamat menjalani ibadah Ramadan

Puisi Ramadan Terakhir

Foto: News Detik

Karya Agus Zhubairi

Tak terasa Ramadan tinggal menghitung hari

Ramadhan! tak ku sangka waktu berjalan cepat

Sehingga pertemuan kita terasa singkat

Bulan yang penuh berkah dan ampunan

Oh..!!! Ramadan yang ku cinta

Kau hadir membawa kebahagiaan dan keberkahan

Namun, sebentar lagi kau segera pergi

Bulan al Quran penuh dengan kedamaian

Ramadan kau mendidik jiwa dan menyuburkan iman

Ramadan! ku berjanji atas namamu

Akan ku teruskan semangatmu itu

Oh! Ramadan……

Kau juga membawa malam Lailatul Qodar

Malam yang lebih baik dari pada seribu bulan

Atas kehendak Allah SWT kini kau menghitung hari

Terima kasih banyak telah hadir

Pada kami semua dan memberikan pelajaran yang sangat berarti

Ramadan! Selamat tinggal

Semoga kita bertemu di tahun depan

Ramadan! Dihati

Ku mohon usah pergi….!!!!

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel