Hari-hari ini tengah viral sebuah foto yang diposting pada akun sosial media seperti Instagram dan Facebook. Dalam foto hitam putih tersebut berisi kolase yang terdiri dari dua foto dengan memperlihatkan seorang wanita berkumis, memiliki tubuh gendut, mengenakan tutu.
Siapa Putri Qajar Persia?
Rupanya, wanita dalam foto tersebut adalah Putri Iran Fatemen Khanum atau nama lainnya Esmat al Dowleh. Dia merupakan anak dari seorang Dinasti Qajar, salah satu anak perempuan dari raja Persia yang menjabat di tahtanya dari tahun 1848 hingga 1896.
Esmat yang lahir pada 1855 tercatat pandai bermain piano. Dia kemudian menjadi perempuan pertama di Iran yang bisa main piano. Selain jago main piano, pada masanya, Esmat tersebut digadang-gadang merupakan simbol kecantikan dan sebagai panutan dari standar kecantikan wanita. Hingga dikatakan, 13 pria bunuh diri akibat patah hati cintanya ditolak oleh Piscess Qajar.
Pada akhirnya Esmat menikah dan memiliki seorang anak perempuan. Namun sayangnya, dia meninggal pada tahun 1905 lantaran sakit malaria yang waktu itu belum ditemukan obatnya.
Apakah Benar Putri Qajar Persia Lambang Kecantikan?
Memang foto ini sempat viral pada tahun 2017 hingga 2018 lalu, namun kini beredar lagi di sosial media.
Sehingga banyak warga net yang mempertanyakan akan kebenaran tentang Putri Qajar Persia lambang kecantikan. Bahkan beberapa orang menganggap bahwa foto tersebut merupakan seorang pria yang berdandan layaknya wanita lalu disebarkan ke internet.
Kejadian ini membuat Victoria Marinez yang merupakan seorang sejarawan sekaligus penulis dalam bidang sejarah, menganalisis yang kemudian ditulis dalam artikel Princess Qajar dan the Problem with Junk History Memes.
Isi artikel tersebut menjelaskan silsilah dari Esmat dan menerangkan bahwa foto Putri Esat pernah dimuat salah situs DW dengan judul foto Foto Langka Putri Harem Persia. Dalam situs tersebut juga menjelaskan bahwa Esmat lahir tahun 1855 yang kemudian dia menjadi seorang pianis perempuan pertama di Iran.
Beberapa ahli pun menjelaskan mengenai Putri Qajar Persia lambang kecantikan. Menurut Professor Universitas Harvard Dr Afsaneh Najmabadi, "banyak sumber berbahasa Persia, demikian pula dengan fotografi dari abad 19 mengkonfirmasi jika wanita Qajar gemar tumbuhkan kumis tipis sebagai tanda kecantikan".
Dalam buku Dr. Najmabadi berjudul "Women with Mustaches and Men without Beards: Gender and Sexual Anxieties of Iranian Modernity", dia kaitkan sebuah anekdot dari wanita Belgia yang bertemu dengan Esmat pada pengadilan Persia pada 1877 silam. Wanita Belgia tersebut gambarkan kumis Esmat memberi kesan ia sebagai sosok maskulin.
Artinya, Esmat tidak berdiri sebagai simbol kecantikan, jusru ia menjadi sosok yang tunjukkan kekuasaan lebih besar yang bisa dipegang seorang wanita.
Bahkan Victoria Marinez mengatakan bahwa foto yang viral tersebut tidak akurat yang diduga bertujuan untuk mencari clickbait semata. Pembuat kabar bohong itu memanfaatkan perbedaan standar kecantikan pada masa itu yang berbeda dengan sekarang.
Inilah fakta dari sebuah foto yang beredar mengenai Putri Qajar Persia Lambang Kecantikan.