Ladiestory.id - Tirta Mandira Hudhi alias Dokter Tirta lama tak muncul ke permukaan publik. Kini, dirinya dikabarkan akan melanjutkan pendidikannya di usia terbilang tak muda, yakni 31 tahun.
Hal itu pun telah diungkapkan melalui Instagram pribadinya pada Kamis (28/7/2022). Diketahui, Dokter Tirta akan melanjutkan pendidikan magisternya di jurusan Administrasi Bisnis, Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM), Institut Teknologi Bandung (ITB). Selain menjadi seorang dokter, ia juga dikenal dengan bisnis persoalan sneakers. Yuk ketahui fakta menarik kehidupan Dokter Tirta.
Merupakan CEO dari Shoes and Care
Dikenal sebagai relawan Covid-19, Dokter Tirta merupakan CEO dari "Shoes and Care". Tak heran jika Dokter Tirta merupakan salah satu laki-laki yang gemar dengan sneakers. Dia membuka usaha ini sejak para anak muda mulai menggandrungi sepatu sneakers. Dokter Tirta merintis usaha ini pun dengan sebuah perjuangan.
Bagaimana tidak, mulanya ia membuka bisnis cuci sepatu ini dari nol. Belum memiliki gerai, Dokter Tirta memilih kos-kosan di Yogyakarta sebagai tempat usahanya. Namun, kini usaha cuci sepatu milik Dokter Tirta ini telah besar dan tersebar di Indonesia. Tercatat sudah ada 19 workshop "Shoes and Care" di seluruh Indonesia. Bahkan, Dokter Tirta kerap menerima orderan untuk melakukan perawatan sepatu dari luar negeri.
Ateis Karena Peristiwa 1998
Dokter Tirta merupakan salah satu orang yang menjadi saksi kejamnya masa 1998. Saat itu, masyarakat Indonesia dibuat pontang-panting dengan perekonomian yang sulit. Bahkan, saat 1998, sang ibu nyaris terbakar api hingga harus kabur dari serangan warga lain. Saat itu, Dokter Tirta baru mengenal agama dan SARA. Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi seorang ateis. Dengan begitu, ia bisa melindungi diri sendiri dan keluarganya.
“Dari situ aku tahu tentang rasialisme, SARA, dan agama. Dan aku memutuskan untuk atheis dulu. Dari dulu SD, SMP, SMA,” ucap dr.Tirta.
Saat SMA, dia mengaku belajar dua agama. Dia mengaku mempelajari agama Kristen dan Islam. Bahkan, dalam seminggu ia melakukan ibadah di dua tempat yang berbeda, yakni masjid dan gereja.
“Gue ngerasa gini, bokap gue muslim, terus gue kan di zaman kecil, karena gue sendiri, gue sering mampir ke TPA (Tempat Pengajian Anak) di kamis, minggunya ke sekolah minggu, karena gue mikirnya kecil kalau gue ke dua tempat ibadah, voucher gue ke Surga tambah banyak,” ucap dr. Tirta kepada YouTube Denny Sumargo.
Lulusan UGM
Meski terlihat nyentrik dan selengekan, namun kepintaran Dokter Tirta tidak bisa diragukan. Pasalnya, Dokter Tirta merupakan salah satu dokter yang meraih gelar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Dokter Tirta meraih gelar sarjana pada 2013. Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini sempat ditawari pendidikan S2 di luar negeri. Namun, Dokter Tirta menolaknya dengan alasan belum siap dan ingin bekerja di IGD.
"Prof Iwan itu waktu aku selesai S1 dia mau memberikan beasiswa ke Belanda dan Jerman Lewat Dokter Jarir, aku tolak karena pada waktu itu aku lebih ingin ke IGD, belum siap untuk keluar negeri untuk S2" ungkap Tirta dalam video wawancaranya bersama Deddy Corbuzier.
Sempat Ditampung Preman Blok M
Meski menyandang gelar dokter yang kerap mendapat banyak perhatian publik, namun kehidupan Dokter Tirta terbilang "random". Pasalnya, ia pernah memiliki cerita dengan anak-anak yang berada di lingkungan punk.
Saat masih muda, ia pernah mengalami ditampung oleh preman Blok M. Inilah yang mencetuskan sesuatu hal yang baru, yakni memperkerjakan anak-anak jalanan sebagai pegawainya di bisnis "Shoes and Care".
Bahkan, Dokter Tirta mengaku 60 persen, pegawainya rata-rata adalah anak jalanan dan mantan narapidana.
"Anak buah ku kan enam puluh persen rata-rata, pegawai 'Shoes and Care' saat itu dari 100, napi, anak putus sekolah, anak jalanan, anak punk, dan kaum marjinal," ungkap dokter Tirta.
Relawan Covid-19
Dokter Tirta terkenal saat dirinya vocal menyuarakan Covid-19. Dengan kata-kata yang cenderung frontal dan ceplas-ceplos, Dokter Tirta selalu menasehati terkait Covid-19. Bahkan, ia menjadi salah satu relawan Covid-19 yang terjun secara totalitas. Ia pun turut terjun langsung membagikan APD, menyemprot disinfektan, dan mengedukasi banyak orang.