Ladiestory.id - Generasi Alfa yang lahir ketika pandemi memiliki tantangan yang lebih kompleks. Menurut data yang dirilis oleh The Centers for Disease Control and Prevention (CDC) melalui program Learn the Signs. Act Early, 1 dari 6 anak berusia mulai dari 3 tahun mengalami penyesuaian capaian perkembangan, kondisi yang memengaruhi bagaimana anak-anak bermain, belajar, berbicara, bertindak, atau bergerak.
Intervensi dini (sebelum usia sekolah) sangat diperlukan karena dapat memiliki dampak yang signifikan pada kemampuan anak untuk mempelajari keterampilan baru. Karenanya, untuk membantu orang tua dalam mendukung tumbuh kembang optimal anak, baru-baru ini, CDC pun membuat penyesuaian surveillance milestones and tools, terutama pada checklist untuk anak usia 15-30 bulan.
Menjawab kebutuhan ini, Enfagrow A+ menggandeng psikolog Ajeng Raviando untuk mendampingi langsung para ibu dalam upayanya memaksimalkan Kecerdasan Akademis dan Emosional si Kecil melalui acara A+ Masterclass yang diadakan di Jakarta pada 9 Oktober 2022 dan Surabaya pada 30 Oktober 2022.
Stimulasi, nutrisi, dan lingkungan merupakan faktor yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak, terutama Kecerdasan Akademis dan Emosionalnya. Kondisi yang tak menentu seperti pandemi yang terjadi akhir-akhir ini membuat pola stimulasi dan lingkungan mengalami perubahan yang cukup signifikan, misalnya seperti meningkatnya paparan gadget dan berkurangnya interaksi langsung dengan lingkungan.
Kondisi ini dapat memengaruhi perkembangan otak anak. Karenanya, Ajeng Raviando mengajak orang tua untuk memberikan perhatian khusus agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang secara optimal di tengah kondisi pandemi.
“Selama pandemi, banyak situasi yang tidak menentu, sulit diprediksi dan terjadi banyak perubahan secara signifikan. Hal ini tidak hanya berat bagi orang dewasa, namun juga membingungkan bagi anak-anak dan berpengaruh pada tumbuh kembang si Kecil. Di sini peran orang tua menjadi semakin penting untuk memastikan si Kecil mendapatkan perasaan aman dan mendukung stimulasi untuk optimalkan Kecerdasan Emosionalnya,” tutur Ajeng.