Ladiestory.id - Perusahaan startup anak bangsa yang bergerak dalam industri rantai pasok pangan B2B, EdenFarm, baru-baru ini menyampaikan pencapaiannya dalam menekan sampah pangan dalam proses operasionalnya, sehingga mencapai hingga hampir nol persen sampah pangan.
Melalui aplikasi seluler, startup berbasis teknologi yang disokong oleh AC Ventures ini menghubungkan petani ke pasar B2B dari skala kecil hingga besar. Menurut Chief Executive Officer EdenFarm, David Setyadi Gunawan, rantai pasok pangan B2B di Indonesia memiliki berbagai permasalahan, khususnya inefisiensi.
Di mana 33 juta petani di Indonesia menghadapi setidaknya empat lapisan perantara atau middleman sebelum hasil panen dapat sampai ke pasar B2B, seperti hotel, restoran, kafe (horeka), pasar tradisional, serta Usaha Kecil Menengah (UKM) pangan dan kuliner.
Perantara yang tidak terorganisir inilah yang menyebabkan terciptanya volatilitas harga dan inkonsistensi pada rantai pasok pangan nasional, sehingga petani lokal yang harus menanggung akibatnya.
“Empat lapisan middleman dalam rantai pasok pangan memiliki komitmen yang rendah terhadap petani. Ruang lingkupnya sangat terfragmentasi sehingga sekitar 20 juta petani hanya mampu menjual 30 persen dari hasil tahunan mereka, sementara sebagian besar sisanya terbuang sia-sia," jelas David Setyadi Gunawan, dikutip dari press release Jumat (12/8/2022).
"Bicara lebih jauh mengenai aliran pasok, 30 juta UKM juga mengalami 30 persen hingga 50 persen pangan mereka terbuang akibat proses distribusi yang buruk. Permasalahan ini perlu diselesaikan sekarang, untuk kepentingan bersama,” tambah David.
Arti Sampah Pangan bagi Manusia, Lingkungan dan Ekonomi
Menurut Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (BAPPENAS), dampak ekonomi dari sampah pangan berkisar antara 14,3 milyar dolar AS hingga 37,1 milyar dolar AS per tahun. Selain itu, sampah pangan di Indonesia turut berkontribusi terhadap lebih dari 7 persen emisi gas rumah kaca.
EdenFarm percaya bahwa menyelesaikan permasalahan sampah pangan di rantai pasok pangan B2B, akan memberikan manfaat yang sangat luas, antara lain meningkatkan kesejahteraan petani, dampak positif terhadap lingkungan, kemakmuran bangsa, serta ketahanan pangan di negara terbesar keempat di dunia ini.
“Beberapa kunci keberhasilan kami dalam mencapai hampir zero waste di ekosistem rantai pasok pangan adalah terbentuknya demand yang sangat beragam, didukung oleh teknologi prakiraan dengan akurasi tinggi yang kami berikan untuk para petani,” kata David.
“Beragamnya pelanggan B2B dalam ekosistem kami, mulai dari UKM hingga perusahaan skala besar, bahkan tech startup lainnya, memungkinkan kami untuk menghubungkan pasokan petani dengan pelanggan yang sesuai. Selain itu, kami memiliki sistem yang dapat membantu petani untuk memprediksi berapa banyak mereka harus menghasilkan panen di siklus tanam berikutnya,” terangnya.
EdenFarm mengklaim bahwa prediksi tanam yang akurat ini juga memberikan manfaat bagi pelanggan, yaitu kestabilan harga dan kualitas yang konsisten. Pelanggan UKM dapat menghemat hingga lebih dari 30 persen dan menggunakan 100 persen produk yang mereka beli. Proses logistik, distribusi dan pembelian yang kurang dari 10 jam meminimalisir risiko sampah pangan akibat penurunan kualitas pasca panen.
“Dengan menggunakan teknologi kami, dan mengikuti arahan yang kami berikan, mitra petani kami meraih pendapatan lebih dari 200 persen dari yang mereka hasilkan sebelumnya,” tambah David.
“Kami sangat senang berinvestasi dan bermitra dengan EdenFarm. Keberhasilan EdenFarm saat ini membuka jalan untuk terciptanya rantai pasok pangan yang sangat efisien, yang suatu hari nanti dapat meniadakan sampah pangan,” ujar Adrian Li, Founder dan Managing Partner AC Ventures, pada press release tersebut.
“EdenFarm membangun kepercayaan antara pelanggan B2B dan produsen, dan menciptakan konsistensi dalam permintaan. Upaya tersebut berhasil meningkatkan pendapatan bagi petani Indonesia secara umum. EdenFarm merupakan pionir di sektor ini,” tutup Adrian Li.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai topik ini, kunjungi podcast episode 6 Indonesia Digital Deconstructed by AC Ventures di Spotify, Apple dan Google.