Ladiestory.id - PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change) bersama Green Building Council Indonesia didukung oleh Sinarmas Land baru saja menyelenggarakan seminar daring dan luring bertajuk “Pengelolaan Sampah Bertanggung Jawab untuk Mendukung Green Building dan Mencapai Ekonomi Sirkular”.
Acara tersebut digelar pada Selasa (14/3/2023) di Green Office Park 9, BSD City. Dalam acara tersebut diungkapkan bahwa berdasarkan data World Bank (2022), emisi bangunan per kapita di Indonesia meningkat sekitar 52% dalam rentang waktu 2016-2021.
Angka tersebut berbanding terbalik dengan nilai emisi rata-rata negara G20 lainnya yang justru turun menyentuh angka 0,7 poin, sebagaimana yang disampaikan oleh Iwan Prijanto selaku Chairman Green Building Council Indonesia.
Tahap pembangunan gedung disebut dapat menghabiskan lebih dari sepertiga sumber daya dunia, di mana 40% merupakan total energi global dan 12% merupakan total pasokan air bersih. Merancang bangunan hijau memerlukan pertimbangan dari sisi lingkungan, kualitas hidup penghuni, dan tata cara pengoperasiannya.
Sebagai penyedia rating tools sertifikasi bangunan hijau, Green Building Council Indonesia menyiapkan 6 komponen wajib yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah ketersediaan ruang terbuka hijau, kualitas udara dan kondisi ventilasi, efisiensi energi dan air, manajemen building, siklus penggunaan material.
Iwan Prijanto mengatakan bahwa konsep hijau pada bangunan berjalan secara life-cycle. Konsep tersebut diterapkan mulai dari tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, hingga pembongkaran yang dilakukan dengan selalu memerhatikan dampak yang terjadi pada lingkungan.
“Prinsip ekonomi sirkular dalam bangunan hijau dapat membantu memberikan manfaat ESG, berupa pengurangan 827 ribu ton sampah, pengurangan emisi 1,4 juta ton CO2e, penghematan energi 4,8 juta ton MwH, dan penurunan konsumsi air hingga 252 ribu m3 [Bappenas & UNDP, 2022]. Green Building Council Indonesia akan mendorong penerapan bangunan hijau yang lebih masif serta membantu pelaku sektor properti menyelenggarakan pengoperasian bangunan yang berwawasan lingkungan,” ujar Iwan Prijanto.
Sementara itu, Evita Sari selaku Responsible Waste Management Manager Waste4Change mengatakan bahwa pengelolaan sampah untuk mendukung green building memerlukan beberapa langkah yang tepat.
“Waste4Change selalu berupaya melibatkan klien kami dalam edukasi pengelolaan sampah bertanggung jawab guna mendorong pemahaman dan kesadaran yang sama antara kami dan klien.Dengan teknologi yang sekarang dimiliki, Waste4Change dapat membantu mengelola hingga 22 ton sampah per hari. Diharapkan kami dapat terus membantu menangani sampah di Indonesia dan menyediakan kegiatan penanganan sampah yang bertanggung jawab untuk sektor bangunan dan sektor lainnya,” ungkap Evita Sari.