Ladiestory.id - Banyak istilah baru dalam dunia kesehatan mental. Terbaru, ada duck syndrome yang kerap dialami oleh anak-anak muda. Namun, kebanyakan dari mereka pun tidak menyadari syndrome tersebut.
Duck syndrome merupakan seseorang yang terlihat bahagia, namun sejatinya ia sedang merasa tertekan. Nama syndrome ini pun dianalogikan dari binatang bebek.
Pasalnya, seekor bebek mampu berenang dengan terlihat tenang. Namun sejatinya, kedua kakinya sedang bekerja keras untuk berenang agar berada di atas permukaan air.
Kondisi ini menggambarkan seseorang yang seolah baik-baik saja, namun ia mengalami banyak tuntutan. Apa pun tuntutan tersebut mulai dari nilai bagus, lulus cepat, gaji tinggi, nikah muda, hingga ekspektasi orang tua.
Sehingga syndrome ini memang lebih banyak dialami oleh anak muda di usia mahasiswa hingga pekerja. Pasalnya pada umur itu, mereka sedang mengalami masa krisis kehidupan.
Jika dibiarkan, duck syndrome akan berakibat fatal dalam kehidupan manusia. Pasalnya, penderita akan terus mendorong dirinya untuk bekerja. Sementara hatinya pun sedang tidak bahagia lantaran merasa tertekan.
Gejala Duck Syndrome
Sebenarnya, duck syndrome belum tergolong dalam penyakit mental. Namun, ada beberapa gejala yang ditimbulkan saat seseorang mengalami duck syndrome. Bahkan beberapa gejala ini bisa membuat penderita seperti orang yang sedang mengalami penyakit mental.
Gejala duck syndrome pun ditunjukkan lewat perubahan emosi, pikiran, hingga fisik. Biasanya, gejala yang ditimbulkan adalah penderita merasa kewalahan dan sulit menenangkan pikiran.
Penderita juga kerap dilanda rasa kesepian hingga tidak percaya diri. Hal ini sering membuat penderita akhirnya membandingkan hidupnya dengan orang lain.
Sementara, gejala duck syndrome pun juga terlihat secara fisik. Biasanya, penderita akan mengalami mulut kering, ketegangan otot, sulit tidur, energi rendah, hingga mual.
Bahkan, lama kelamaan, gejala duck syndrome pun akan semakin parah. Pasalnya, dikhawatirkan penderita akan menjadi pelupa, tidak fokus, selalu merasa khawatir.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi duck syndrome. Beberapa cara itu bisa dilakukan dari diri sendiri maupun bantuan dari orang lain.
Dari Diri Sendiri
Jika dari diri sendiri, kamu bisa melakukan beberapa hal untuk mengatasi permasalahan mental tersebut. Kamu bisa lebih mengenali kapasitas diri sendiri. Hal ini dilakukan agar diri mampu mengukur seberapa kemampuan dalam bekerja.
Selain itu, kamu juga perlu menyediakan waktu untuk me time. Waktu ini bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan yang membuat diri lebih rileks.
Pakai waktu tersebut untuk melakukan kegiatan yang membuat diri merasa senang. Hal ini dilakukan untuk menghindari rasa stres.
Kemudian, kamu juga perlu untuk mencintai dan menghargai diri sendiri. Self love ini perlu ditingkatkan agar tidak membandingkan diri dengan orang lain. Pasalnya, saat kamu merasa kurang dari orang lain, akan memicu diri untuk terus bekerja di luar kemampuan diri sendiri.
Bantuan Orang Lain
Jika duck syndrome itu sudah terlalu parah, kamu memerlukan bantuan orang lain untuk mengatasi hal tersebut. Kamu bisa melakukan terapi dengan bantuan psikoterapi.
Pada ahlinya, kamu bisa dibimbing untuk mengatasi duck syndrome tersebut. Biasanya, mereka akan membantu untuk mengolah perasaan agar lebih rileks dan bahagia.
Jika duck syndrome tersebut telah menyerang secara berlebihan hingga mengakibatkan kecemasan dan depresi, maka memerlukan pengobatan. Biasanya, penderita akan diberi resep obat antidepresan yang membantu meringankan gejala tersebut.