Ladiestory.id - Merdeka! 77 tahun sudah negeri berjulukan zamrud khatulistiwa ini menikmati udara kebebasannya. Bukan hadiah dari negeri penjajah, kemerdekaan yang berhasil diraih bangsa Indonesia adalah bentuk kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa atas kerja keras dan doa yang dipanjatkan oleh para pejuang kemerdekaan di masa yang lalu.
Kegigihan dan keberanian para pahlawan kemerdekaan berjuang di medan perang menjadi inspirasi tersendiri bagi generasi saat ini. Keteladanan itu bahkan diakui berbagai negara di dunia, salah satunya melalui penamaan jalan. Nama jalan di luar negeri mana sajakah yang berasal dari nama-nama para pahlawan tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Rue Soukarno di Kota Rabat Maroko
Meski terpaut jarak geografis yang jauh, Indonesia dan Maroko memiliki hubungan yang erat. Salah satu peristiwa yang menjadi tonggak sejarah hubungan baik Indonesia dengan Maroko terjadi pada masa perang dingin berlangsung.
Tepatnya ketika Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, mengajak negara-negara dunia ketiga termasuk Maroko menggalang persatuan sebagai gerakan non-blok dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 1955 di Bandung. Hasil dari KAA menguntungkan bagi kemerdekaan negara-negara anggota, termasuk Kerajaan Maroko yang merdeka satu tahun setelahnya, yaitu pada 1956.
Atas jasa-jasa Presiden Soekarno itulah pemerintah negara berjulukan ”Al-Maghrib” yang memiliki arti “negeri matahari terbenam” tersebut mengabadikan nama sang presiden sebagai salah satu nama jalan raya di ibukota negara Islam tersebut. Tepatnya, di ibukota Rabat, Maroko, sebuah jalan diberi nama “Syari’ Ar-Rais Ahmed Soekarno”.
Penamaan jalan tersebut bahkan diresmikan sendiri oleh Presiden Soekarno pada 1960 bersama Raja Mohammed V yang memimpin negeri Maroko kala itu. Nama jalan tersebut berasal dari bahasa Arab dimana kata “Syari’” memiliki arti “jalan” dan “Ar-Rais” bermakna “pemimpin” (dalam hal ini berarti presiden).
Saat ini, nama jalan di kota Rabat itu telah berganti menjadi “Rue Soukarno” atau “Avenue Soekarno”. Sebenarnya, nama Ir. Soekarno tak hanya dijadikan nama sebuah jalan di Maroko.
Negara lain yang sebagian besar merupakan negara-negara sahabat Indonesia yang tergabung dalam organisasi negara-negara non-blok juga mengabadikan sosok sang proklamator tersebut sebagai nama jalan, patung, perangko bahkan taman. Negara-negara tersebut antara lain Mesir, Pakistan, Al-Jazair, Meksiko dan Kuba.
Mohammed Hatta Straat di Kota Haarlem, Belanda
Belanda memang merupakan negara yang diketahui cukup banyak menggunakan nama pahlawan Indonesia sebagai nama jalan. Mungkin, karena ingin memperbaiki hubungan diplomatik kedua negara yang di masa lampau berada pada posisi berhadap-hadapan sebagai negara kolonialis dan negeri yang dijajah menjadi salah satu alasannya.
Mohammad Hatta sebagai dwi tunggal proklamator menjadi salah satu tokoh pahlawan kemerdekaan Republik Indonesia yang namanya diabadikan sebagai nama sebuah jalan di negeri kincir angin tersebut.
Sebagian Ladies mungkin bertanya “di mana letak Mohammed Hatta Straat?” Jalan tersebut berada di sebuah kota bernama Haarlem. Menurut catatan, penamaan jalan ini diresmikan pada 17 Februari 1987.
R. A. Kartini Straat di Belanda
Dikenal sebagai tokoh feminis inspiratif bagi rakyat Belanda, nama R. A. Kartini menjadi begitu laris digunakan sebagai nama jalan di Belanda. Saking larisnya, tak tanggung-tanggung, empat kota mengambil nama pahlawan emansipasi perempuan dari tanah Jawa tersebut sebagai nama jalan.
Kota mana sajakah di Belanda yang memakai nama R. A. Kartini sebagai nama jalan? Hingga saat ini, keempat kota yang tercatat memiliki jalan bernama pahlawan yang dijuluki “the feminist” tersebut adalah Amsterdam, Utrecht, Venlo, dan Haarlem.
Berdasarkan penelusuran, Kartini Straat di kota Haarlem berdekatan letaknya dengan jalan yang mengambil nama pahlawan nasional Indonesia, yaitu Sutan Sjahrir Straat dan Mohammed Hatta Straat.
Sutan Sjahrir Straat di Kota Leiden, Belanda
Nama Sutan Syahrir atau sering pula dieja Sutan Sjahrir tentu tak asing bagi bangsa Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh penting di era perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tokoh yang lahir pada 5 Maret 1909 ini dikenal sebagai sosok intelektual yang piawai berjuang lewat jalur diplomasi.
Terbukti delegasi Indonesia yang dipimpinnya mendapat pengakuan dari organisasi PBB melalui pidatonya di depan sidang Dewan Keamanan PBB pada 14 Agustus 1947. Ia bahkan dijuluki “The Smiling Diplomat” karena kepiawaiannya menjadi juru diplomasi yang anti kekerasan sebagai caranya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Diduga karena cara berjuang yang damai dan tidak menunjukkan konfrontasi dengan bangsa penjajah inilah yang menarik simpati bangsa Belanda untuk menjadikan nama Sutan Syahrir sebagai nama sebuah jalan di negeri Ratu Elizabeth tersebut. Jika ada Ladies yang bertanya “di mana letak Sutan Sjahrir Straat?” Jawabannya berada di kota Leiden, Belanda.
Pattimura Straat di Kota Wierden, Belanda
Nama pahlawan nasional yang berasal dari Maluku ini juga turut menjadi nama sebuah jalan di negeri Belanda loh, Ladies. Di mana letak Pattimura Straat di Belanda? Menurut informasi yang berhasil dihimpun, jalan ini berada di sebuah Kotamadya yang masuk dalam provinsi Overijssel.
Persisnya kota itu bernama Wierden. Tokoh Pattimura dikenal bangsa Indonesia sebagai pemuda pemberani asal kota Ambon yang memimpin pemberontakan terhadap pemerintah kolonial Hindia Belanda di tanah Maluku.
Menurut catatan sejarah, pada 16 Mei 1817 ia memimpin penyerangan ke banteng Duurstede di Saparua. Pasukannya berhasil merebut banteng tersebut. Malangnya, ia dikhianati oleh sesama anak bangsa yang akhirnya dieksekusi oleh pemerintah Belanda.
Martha C. Tiahahu Straat di Kota Wierden, Belanda
Tokoh pahlawan nasional satu ini menjadi ikon pejuang bangsa dari kaum perempuan. Berasal dari daerah yang sama dengan asal Pattimura, Maluku, namanya diabadikan sebagai nama jalan yang letaknya berdekatan dengan Pattimura Straat. Nama jalan tersebut adalah Martha C. Tiahahu Straat.
Diketahui, bahwa tokoh pahlawan nasional perempuan ini turut serta dalam pasukan Pattimura untuk melawan penjajah Belanda di bumi Maluku. Karena keberaniannya, ia bahkan turun langsung ke medan juang. Sayangnya, pada usia yang masih remaja, ia tertangkap, lalu dikirim ke tanah Jawa untuk mengikuti kerja paksa. Dalam perjalanan, ia sakit dan akhirnya meninggal sebelum sampai tujuan.
Ladies, itulah pahlawan nasional yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di berbagai negara di dunia. Tentunya, bangsa Indonesia bangga ya karena memiliki putra-putri terbaik bangsa yang namanya harum di kancah internasional.