1. Mom & Kids
  2. Dear Orangtua, Cara Ini Bisa Membantu Anak Korban Perundungan
Mom & Kids

Dear Orangtua, Cara Ini Bisa Membantu Anak Korban Perundungan

Dear Orangtua, Cara Ini Bisa Membantu Anak Korban Perundungan

Kasus kekerasan pada anak yang terjadi akhir-akhir ini lebih banyak dikarenakan oleh perundungan (bullying). Kasus perundungan di Indonesia terutama di sekolah saat ini semakin memprihatinkan. 

Apa sebenarnya perundungan? Perundungan  adalah penggunaan kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik.

Perundungan dapat mencakup kekerasan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan. Biasanya dilakukan berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender, seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis, yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Dan budaya penindasan dapat berkembang di mana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.

Korban perundungan dapat mengalami depresi, turunnya prestasi, bahkan ikut melakukan kekerasan di kemudian hari. Menurut penelitian, korban bullying memiliki risiko 2,5 kali lebih besar untuk melakukan bunuh diri daripada anak yang tidak menjadi korban bullying. Sementara, pelaku bullying akan merasa bahwa mereka memiliki kekuasaan yang dapat mengakibatkan mereka melakukan tindakan kriminal lainnya. 

Bagaimana Kamu Tahu bahwa Anak Mengalami Bullying

Anak yang menjadi korban perundungan biasanya memperlihatkan tanda-tanda tertentu. Gejala umum seperti di bawah ini. 

  • Mengalami gangguan tidur. 
  • Sulit berkonsentrasi di kelas atau kegiatan apa pun. 
  • Sering membuat alasan untuk bolos sekolah (biasanya ditandai dengan mulai membuat alasan sakit, seperti pusing, sakit perut, dan sebagainya).
  • Tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya, misalnya ekskul sepak bola atau bermain sepulang sekolah. 
  • Tampak gelisah, lesu, muram, putus asa terus-menerus, kehilangan kepercayaan diri, mudah cemas, dan menutup diri dari orang-orang sekitar.
  • Sering mengeluh kehilangan barang atau barang-barangnya rusak. Contohnya buku, pakaian, sepatu, barang elektronik, atau aksesori (jam tangan, gelang, dan sebagainya).
  • Timbul luka memar di wajah, tangan, punggung dengan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Bisa juga mengalami cedera di gigi dan bagian tubuh lainnya. Tapi anak mungkin berkilah ia terjatuh dari tangga atau kejedot di sekolah. 

Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua Jika Anak Menjadi Korban Bully?

Jika ciri-ciri tersebut ada pada diri anak, coba ajak bicara dari hati ke hati. Mulailah obrolan dengan cara yang halus agar anak mau mengutarakan isi hatinya. Lalu, ajari anak bagaimana cara menyikapi orang-orang yang berlaku kasar kepadanya, seperti menghindar ketika bertemu dengan mereka dengan mengatakan, “Jangan ganggu saya.” 

Selain itu, berikut beberapa tindakan yang bisa dilakukan untuk membantu anak yang menjadi korban perundungan. 

  1. Bangun kedekatan emosional dengan anak. 
  2. Kenali karakter anak. 
  3. Tanamkan rasa empati.
  4. Jalin komunikasi dengan baik. 
  5. Jadi pendengar yang baik.
  6. Edukasi tentang bullying. 
  7. Bantu anak menyelesaikan masalah dengan berbicara kepada sekolah atau psikolog. 

Punya pengalaman seputar anak menjadi korban bully? Berbagi di sini ya, Ladies,  karena pasti banyak yang ingin mendengar ceritamu! 

Sumber foto utama: Unsplash.com/ Christian Mukala

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel