1. Lifestyle
  2. Dapat Timbulkan Ujaran Kebencian, Ini Cara Hindari Berita Hoaks di Media Sosial
Lifestyle

Dapat Timbulkan Ujaran Kebencian, Ini Cara Hindari Berita Hoaks di Media Sosial

Dapat Timbulkan Ujaran Kebencian, Ini Cara Hindari Berita Hoaks di Media Sosial

Ilustrasi Berita Hoaks. (Special)

Ladiestory.id - Media sosial merupakan salah satu platform pertama untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. Media sosial dapat menjadi tempat untuk menyebarkan berita hoaks jika tidak digunakan dengan baik.

Dalam dunia yang serba digital, masyarakat akan merasa kesulitan untuk membedakan berita yang valid dan hoaks. Dosen Fakultas Hukum UNISBA, Dr. Ade Mahmud mengatakan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap informasi yang dibagikan melalui media sosial dengan mendorong permusuhan.

“Kita harus menwaspadai beberapa statement baik yang diberikan oleh pejabat negara, masyarakat umum, dan kalangan masyarakat lainnya mengenai statement-statement yang mendorong permusuhan pada kebencian, baik itu terhadap suku, agama, ras maupun golongan-golongan tertentu,” ungkap Ade Mahmud.

“Biasanya yang menerima unsur kebencian dan hoaks ini merupakan masyarakat yang sulit untuk membedakan pemberitaan benar dan tidak benar,” lanjutnya.

Webinar Cara Menghindari Berita Hoaks di Media Sosial. (Special)

Diketahui, ruang lingkup mengenai ujaran kebencian yang berada di surat edaran kapolri nomor SE/06/X/2015 ini meliputi penghinaan, pencemaran nama baik, penistaan, perbuatan tidak menyenangkan, memprovokasi, menghasut, dan menyebarkan berita bohong.

“Ujaran kebencian juga diatur dalam ketentuan Perundang-undangan (KUHAP) yang menyertakan bukti berupa surat, keterangan saksi, keterangan ahli, petunjuk, dan keterangan terdakwa. Alat bukti lainnya juga dapat berupa informasi elektronik yang terdiri dari tulisan, suara, gambar, hingga kode tertentu,” jelas Ade Mahmud.

Oleh karena itu, masyarakat perlu mengetahui cara membedakan berita hoaks dan benar dengan mencari tahu sumber informasi yang didapat. Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui informasi tersebut berada di platform resmi atau tidak.

“Dalam pandangan saya, mudah saja membedakan berita hoaks dan yang benar. Pertama, kita harus tahu apakah informasi itu bersumber dari pemegang otoritas atau yang berwenang menyampaikan,” ujar Ade Mahmud.

“Kedua, apakah informasi itu benar disalurkan melalui kanal yang formal, misalnya disampaikan melalui konferensi pers. Dua hal tersebut menjadi poin terpenting untuk menentukan informasi itu hoax atau berita yang benar,” lanjutnya.

Seperti yang telah diketahui, hoaks dan ujaran kebencian dapat berdampak pada personal dan sosial. Dampak sosial ini dapat menimbulkan konflik di lingkungan masyarakat tertentu.

Topics :
Artikel terlalu panjang? klik untuk rangkuman :
Bagikan Artikel