Ladiestory.id - Kekerasan atau pelecehan verbal memang kerap tidak disadari tapi lebih sering dilakukan dibanding kekerasan secara fisik. Salah satu bentuk dari pelecehan verbal adalah catcalling.
Kekerasan verbal tidak meninggalkan bekas atau luka secara fisik. Namun, justru merusak mental dan psikis dari korban.
Dampak dari pelecehan verbal susah untuk disembuhkan, dibanding kekerasan secara fisik. Lantas apa saja dampak pelecehan verbal?
Depresi
Seseorang yang mengalami kekerasan verbal dalam jangka waktu panjang akan mengalami depresi. Sebab ketika individu menerima kekerasan verbal, dia akan merasakan gejolak di dalam hatinya, seperti keputusasaan, kesedihan, perasaan hampa, sulit tidur, bahkan kebanyakan tidur.
Jika seseorang sudah masuk ke fase depresi, kebanyakan mereka membutuhkan bantuan ahli untuk menyembuhkannya.
Kepercayaan Diri Menurun
Beberapa orang memiliki kekurangan tentang kepercayaan diri. Hal ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor.
Namun dampak dari kekerasan secara verbal juga dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang. Bahkan, kepercayaan diri tersebut bisa rusak hingga seumur hidup.
Sebab korban pelecehan verbal tidak lagi percaya diri dan pasti memiliki trauma yang mendalam. Dengan adanya kasus pelecehan verbal, mereka merasa bahwa dirinya tidak lagi berharga. Korban tidak lagi merasa bangga dan cenderung menutup diri.
Turunkan Harga Diri
Poin ini menjadi dampak dari kekerasan verbal yang sangat miris. Pasalnya, para korban cenderung merasa harga diri turun usai mendapat kekerasan secara verbal.
Merasa sudah direndahkan, maka korban tak lagi merasa ada harga di dalam dirinya. Bahkan, sekalipun ada orang yang memandang si korban berharga, dia tidak percaya akan hal itu.
Lebih parahnya lagi jika menurunkan harga diri lebih dari perasaan. Yang dimaksud jika si korban mulai memperlihatkan hal tersebut ke publik.
Seperti mau diperlakukan seenaknya oleh lawan jenis, mengumbar aurat, hingga mengumbar aib. Hal tersebut dilakukan sebab korban merasa tidak berharga dan tidak perlu ada yang ditutupi. Sebab, dia merasa sudah direndahkan oleh orang lain.
Kesepian dan Isolasi Diri
Usai menerima perilaku pelecehan verbal, para korban cenderung merasa kesepian. Korban merasa direndahkan sehingga merasa tidak diterima secara sosial.
Oleh sebab itu, rasa kesepian berujung pada mengisolasi diri sendiri. Terkadang korban merasa takut jika dia harus bergabung dengan kelompok sosial.
Sehingga, kebanyakan para korban mengurung diri dan berubah menjadi pribadi tertutup. Bahkan, mereka juga menghindari sosialiasi dari sahabat hingga keluarganya sendiri.
Eating Disorder
Rupanya, kekerasan verbal tidak hanya berdampak ke psikis saja namun bisa menjalar ke fisik. Seseorang yang menerima pelecehan verbal pasti memiliki emosional yang campur aduk.
Rasa tidak percaya diri, rasa tidak berharga, rasa diri paling rendah, dan masih banyak lagi akan bercampur menjadi satu. Tentu saja akan membuat perasaan kacau hingga emosional yang sensitif.
Hal ini bisa memicu yang namanya eating disorder, yaitu gangguan makan atau perilaku terkait makan yang berlangsung terus-menerus. Biasanya akan menyebabkan masalah kesehatan, baik fisik maupun psikososial.
Korban Jadi Pelaku
Kekerasan verbal juga dapat mengubah korban jadi pelaku. Kondisi ini menjadi efek terburuk usai menerima pelecehan secara verbal.
Melecehkan orang lain bisa jadi cara korban menghadapi pelecehan yang dia alami sendiri. Bahkan bisa jadi, korban merasa melecehkan orang lain menjadi cara balas dendam yang tepat.
Mungkin, banyak orang yang tidak bisa memahami perasaan dari si korban. Oleh sebab itu si korban ingin orang lain paham akan perasaannya usai dilecehkan dengan cara melecehkan orang lain.
Lebih parahnya lagi, korban pelecehan verbal bisa menjadi seorang kriminal.